25 Maret 2009

Sosialisasi Bahaya Sampah Plastik


Khazinah, siswi XII IPS SMA 3 Annuqayah, Koordinator Produksi dan Distribusi Tim Sampah Plastik School Climate Challenge Competition British Council

Senin, 23 Maret 2009. Treet….. Tepat pukul 09.00 WIB suara bel istirahat pertama berdering memasuki semua celah di SMA 3 Annuqayah. Siswi menghambur keluar kelas, dan saat itu juga Tim Inti Sampah Plastik dan Tim Pendukung berkumpul, mempersiapkan aksi sosialisasi pada tiap-tiap kelas di lingkungan Madaris 3, mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMA. Tim inti dan tim bayangan sampah plastik yang berjumlah delapan siswi akan dibagi menjadi empat kelompok dan pada setiap kelompok harus terdiri dari Tim Inti dan Tim Pendukung.
Tepat pukul 09.30 WIB semua kelompok sudah siap bersosialisasi. Semua kelompok menuju sebelah barat Perpustakan Madaris 3 untuk mengambil kardus bekas yang akan dibagikan pada setiap kelas untuk dijadikan tempat sampah plastik. Semua kelompok memasuki kelas-kelas yang sudah mereka bagi sebelumnya.
Tim memulai dari tingkat MI. Saat memasuki kelas satu MI, sepertinya mereka agak kesulitan untuk menjelaskan bahaya sampah plastik kepada anak-anak di kelas itu. Namun kesulitan tersebut tidak berlangsung lama karena sambutan dan respons siswi MI memberikan ide bagi anggota tim. Mereka mulai menceritakan tentang banjir yang diakibatkan oleh tumpukan sampah plastik dan pembuangan sampah plastik yang sembarangan.
Setelah itu mereka mensosialisasikan tata cara membuka bungkus snack yang baik, agar sampahnya masih bisa dimanfaatkan dengan mudah. ”Kalau membuka bungkus snack, pelan-pelan ya.. Bisa dibuka di ujung atas atau di ujung bawah bungkus snack,” ujar Uswatun Hasanah yang sedang bersosialisasi di kelas satu MI sembari memegang bungkus snack. Setelah itu mereka langsung menyerahkan kardus yang akan dijadikan tempat sampah plastik pada tiap kelas. Salah satu siswi kelas satu MI berjanji tidak akan membuang sampah sembarangan setelah mendengar cerita tentang banjir sembari meletakkan bungkus snack ke kardus yang telah disediakan.
Lain halnya yang dialami Zulhatus Sayyidah yang sedang bersosialisasi di kelas enam MI. Berbagai pertanyaan muncul dari beberapa siswi. Mereka menanyakan tentang pemanasan global hingga yang berkaitan dengan sampah plastik. Alhamdililah Zulhatus Sayyidah memberikan jawaban yang jelas dan memberikan rasa puas bagi siswi kelas enam MI.
Kira-kira pukul 10.00 WIB semua telah selesai. Tim inti dan tim bayangan berkumpul kembali di depan perpustakaan menceritakan tentang pengalaman mereka masing-masing sekaligus melepas lelah.
“Sepertinya saya ingin bersosialisasi lagi,” ujar Muflihah, siswi kelas XB SMA 3 Annuqayah yang merupakan anggota Tim Pendukung proyek Sampah Plastik sambil tersenyum penuh semangat.

***

Sulhatus Sayyidah, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah, Koordinator Desain Tim Sampah Plastik School Climate Challenge Competition British Council

Seusai upacara bendera Senin 23 Maret kemarin, siswi serentak membubarkan barisan dan menyerbu kelas masing-masing. Ada pula yang langsung menuju kantin atau menunggui teman yang pingsan. Tak lama berselang, jam mata pelajaran pun dimulai.
“Tet…,” bel tanda istirahat berdering. Empat anggota Tim Inti Proyek Sampah School Climate Challenge beserta tim pendukung segera berkumpul di depan kelas XI IPA untuk membicarakan tentang sosialisasi bahaya sampah plastik yang akan dilaksanakan pada hari itu juga. Tim juga menyegarkan kembali alur yang akan disampaikan dalam sosialisasi. Disepakati bahwa setiap anggota tim inti akan menggandeng satu orang tim pendukung untuk bersosialisasi di enam belas kelas di lingkungan Madaris 3 Annuqayah. Adapun pembagian kelas-kelasnya:
Khazinah dan Uswatun Hasanah: I MI, VI MI, VII MTs, XA SMA;
Irul Nurjannah dan Habibah : II MI, UX B MTs, XI B SMA, XII IPA;
Siti Nujaimatur Ruqayyah dan Fitriyah : III MI, VIII MTs, XI IPS, XII IPS;
Sulhatus Sayyidah dan Muflihah : IV MI, V MI, IX A MTs, XI IPA SMA
“Selamat dan semoga tugas-tugas kita berjalan dengan lancar, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” demikian Khazinah menutup pertemuan dengan doa dan salam. Karena bel tanda pelajaran belum berdering, maka kami langsung meluncur menuju setiap kelas yang telah disepakati dengan menbawa kardus yang akan dibagikan pada setiap kelas.
Akan tetapi tugas-tugas tersebut tidak terselesaikan hari itu juga karena ada beberapa halangan. Maka kami memutuskan untuk melanjutkannya di hari Selasa pada jam istirahat pertama.

Tidak ada komentar: