31 Juli 2013

Serunya Menimba Ilmu di Bulan Ramadan



Lu'luil Maknun, XII IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Ramadan kali ini, tiga belas hari saya habiskan di Sabajarin dengan mengikuti kegiatan RvM (Ramadan vil Madaris). Awalnya saya pesimis bisa mengikuti kegiatan tersebut, karena melihat begitu padatnya jadwal aktivitas yang harus saya ikuti selama mengikuti kegiatan RvM. Bayangkan! dari mulai pukul 03.00 WIB saya harus bangun tidur dan melakukan berbagai macam aktivitas sampai jam 09.30 WIB. Setelah itu saya akan kembali beraktivitas mulai pukul 12.30-21.30 WIB. Hah, untuk sejenak saya merasa menjadi manusia super sibuk yang harus melakukan semuanya seolah-olah tanpa beban, seolah semuanya akan menjadi sebuah rutinitas panjang.

Pagi-pagi sekali, yakni pukul 04.45 WIB, saya harus rela-rela kedinginan untuk mendengarkan sirahaman rohani  yang disampaikan K. Wakid Yusuf. Bersyukur sekaligus terasa segar rasanya bisa mendengarkan sirahaman rohani di saat yang tepat.  Di saat batin saya kekurangan nutrisi dan kembali membutuhkan energi keimanan.

Tak jarang, saat mengikuti siraman rohani yang bertempat di halaman MTs ini saya jadi teringat rumah. Biasanya jam segini saya biasa menikmati liburan panjang dengan tidur sepuasnya atau sudah mematung di depan televisi. Tapi saat ini, saya berada di tempat yang saya yakin banyak manfaatnya dari sekadar tidur atau menonton TV!

Selesai mengikuti siraman rohani—selesai kerja bakti—saya dan teman-teman masih mengikuti kegiatan Bimbingan Shalat sebagai  materi penutup—sebelum kembali lagi beraktivitas pukul 12.30 WIB. Hmmm... saya pikir materi bimbingan shalat ini akan sama saja dengan materi bimbingan shalat yang pernah saya baca di buku-buku.

Tapi, sebelum mengikuti materi ini untuk pertama kalinya, sempat tersirat di pikiran saya: kenapa di RvM ini masih diadakan materi Bimbingan Shalat? Bukankah sebagai siswi SMA kita semua tentu sudah paham betul mengenai shalat dan kita tentu sudah ‘begitu baik’ mempraktikkan shalat? Lalu, kenapa masih ada bimbingan semacam ini? Pertanyaan-pertanyaan saya itu sepenuhnya terjawab setelah mengikuti materi tersebut, tentu juga karena di awal pertemuan, tutor Bimbingan Shalat mengatakan, “Selama ini kita hanya mengetahui cara bershalat yang baik dengan melihat secara langsung, dengan meniru, tanpa ada landasan ataupun dalil yang kuat. Jadi, kita akan mempelajarinya secara lebih terperinci lagi pada materi ini”.

Banyak materi tentang shalat yang saya ketahui selama mengikuti materi bimbingan shalat. Awalnya saya tidak tahu bahwa gerakan dan bacaan shalat yang baik, yang disunnahkan oleh Nabi seperti yang depelajari dalam materi Bimbingan Shalat tersebut. Itu membuat saya bertanya-tanya: “diterima gak ya shalatku selama ini?”

Siang hari saya dan teman-teman kembali menikmati materi. Materi siang hari ada dua materi, yaitu al-Lughah ‘Arabiyyah dan English Language. Materi al-Lughah ‘Arabiyyah dibimbing oleh Rofiq Suja’, M.Pd.I. Dalam mengikuti materi bahasa Arab kita harus siap menyediakan kosa kata agar tidak kebingungan ketika ditanya pemateri, sehingga dengan seperti itu kita terlatih untuk berani dan terlatih untuk mempraktikkan bahasa Arab secara langsung.

Beda lagi dengan English Language. Sebelum memulai pelajaran, Mr. Ahmad Hassan Tsabit yang dikenal akrab dengan panggilan Mr. Cha selalu memulai materi dengan games yang bisa mengasah kemampuan kosa kata dan ketangkasan peserta RvM. Untuk semakin mempermudah peserta RvM dalam memahami pelajaran, Mr. Cha selalu mempersilakan kepada kami untuk maju ke depan dan membuat contoh seperti yang telah diajarkannya dalam tenses.

Selain itu, Mr. Cha tidak lupa membekali kami dengan PR sebelum materi berakhir. Dan untuk menghilangkan kebosanan dan juga kejenuhan, Mr. Cha kadang-kadang juga memutarkan musik dan mengajak bernyanyi bersama sehingga peserta RvM merasa santai dan dapat menikmati materi tersebut.

Setelah selesai shalat ‘Asar, yakni pukul 15.15-16.15 WIB, masih ada kegiatan yang harus diikuti sebelum pembacaan Surah Yaasin bersama. Yaitu materi Jejak Rasul yang dibimbing oleh Ustadz Izzul Muttaqin. Materi ini sama dengan ceramah keagamaan, karena di dalamnya Ustadz Izzul Muttaqin selalu menceritakan tentang pribadi-pribadi Rasulullah, kesabaran beliau, kegigihan dan perjuangan beliau, dan hal-hal lain yang patut kita contoh sebagai ummatnya.

Selesai shalat tarawih, sebagai materi penutup, kami harus mengikuti satu materi lagi, yaitu kajian tafsir yang dibimbing oleh K. M. Mushthafa, S.Fil., M.A. Materi ini berlangsung pukul 20.30-21.30 WIB. Kajian pokok dari materi tersebut adalah masalah keluarga yang dibahas di dalam Al-Qur’an. Tentu saja kita tidak hanya membaca dan mengetahui ayat yang sedang dibahas tersebut, tapi pembimbing juga membahas secara detail ayat yang sedang dibicarakan. Selain itu, Pembimbing juga mengambil rujukan lain dari beberapa ulama mengenai ayat yang sedang dibicarakan sehingga kami betul-betul paham apa maksud yang terkandung di dalam ayat al-Qur’an yang sedang dibicarakan tersebut.

29 Juli 2013

Belajar Disiplin Melalui RvM



Lu'luil Maknun, XII IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Ketika ditanya mengenai disiplin, tentu sebagian dari kita akan menjawab: disiplin itu sama dengan tepat waktu, disiplin itu sama seperti halnya kita meletakkan sesuatu pada tempatnya, disiplin itu adalah peraturan. Dari berbagai macam definisi tentang kedisiplinan, saya benar-benar baru bisa merasakan dan membuktikannya setelah mengikuti kegiatan Ramadan vil Madaris (RvM). Betapa tidak? Dalam kegiatan RvM semuanya sudah terjadwal rapi, dan peserta RvM harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan tersebut.

Banyaknya aktivitas yang sudah terjadwal rapi tentu membuat saya tidak menyia-nyiakan hal tersebut. Selama mengikuti kegiatan RvM, saya memiliki target tersendiri bahwa sebisa mungkin saya harus tepat waktu dalam mengikuti seluruh kegiatan yang telah ditetapkan, terutama dalam mengikuti materi. Saya mengangap ini sebagai latihan untuk membiasakan diri saya disiplin dan berharap semoga latihan yang saya lakukan ini bisa menjadi oleh-oleh penting untuk diri saya dan lainnya ketika pulang ke rumah nanti.

Belajar untuk disiplin—lebih tepatnya belajar untuk tepat waktu—tidak semudah yang saya pikirkan. Ada sisi lain yang harus saya korbankan demi mengejar target ‘tidak terlambat’ tersebut. Tak jarang, saya harus mengorbankan mata saya yang masih enak-enaknya ingin tidur untuk segera bangun dan melakukan berbagai macam aktivitas sampai pukul 09.30 WIB. Tantangannya sangat terasa ketika saya mulai bangun tidur pada pukul 03.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan mengikuti kegiatan siraman rohani yang dimulai pada pukul 04.45 WIB.

Sangat ingin rasanya ketika baru selesai shalat subuh kembali tidur bersama selimut dan bantal untuk menghilangkan rasa kantuk sekaligus rasa dingin. Tapi tentu saja saya lawan itu semua. Selesai shalat subuh—untuk menghilangkan rasa kantuk—saya mengajak beberapa teman saya untuk lari pagi disekitar halaman MTs sambil menunggu penyaji datang. Dan itu menjadi suatu hal yang tidak sulit saya lakukan ketika sudah beberapa kali mulai membiasakan diri.

Setiap materi yang dijadwal pada jam-jam tertentu, yang menurut saya jam itu adalah waktu untuk tidur, misalnya siraman rohani yang dimulai pukul 04.45 WIB dan bimbingan shalat yang dimulai pukul 08.00 WIB, saya selalu duduk di barisan paling depan. Karena dengan seperti itu saya bisa mengusir rasa kantuk saya.

Selain itu, mengajukan pertanyaan juga bisa menjadi salah satu alat untuk mengusir rasa kantuk. Karena dengan seperti itu pemateri akan merespons pertanyaan saya dan seolah-olah pemateri itu hanya bicara kepada saya, tidak kepada yang lain. Masak iya saya mau ngantuk di depan orang yang hanya bicara pada saya.

Jika tiga tahun yang lalu (waktu saya masih MTs) saya mengikuti kegiatan RvM dengan penuh ketidakikhlasan dan ketidaksabaran, tahun ini terasa sangat jauh berbeda. Karena saya mengikuti kegiatan RvM plus peraturan-peraturannya dengan ikhlas dan kalau bisa sesabar mungkin. Dan itu semua terasa lebih nikmat dan menyenangkan, seolah-olah kepribadian baru mulai membentuk karakter nyata dalam diri saya.

Terima kasih untuk semuanya: untuk pihak sekolah yang telah berkomitmen untuk tetap mengadakan kegiatan ini, panitia, dan tentu teman-teman yang telah menjadi ‘keluarga kecil’ bagi saya selama mengikuti kegiatan RvM ini.

27 Juli 2013

RvM 2013 Dimulai di Madaris III Annuqayah


Pembukaan RvM 2013

Lu'luil Maknun, XII IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Setiap tahun, yakni di awal bulan Ramadhan, Madaris 3 Annuqayah memiliki kegiatan rutin yang diberi nama RvM (Ramadhan vil Madaris). Kegiatan ini biasanya dilaksanakan selama kurang lebih 12 hari dengan berbagai macam kegiatan yang telah dipersiapkan oleh panitia. Kegiatan ini hanya diwajibkan bagi siswi-siswi kelas akhir, yakni kelas IX MTs dan XII SMA. Tahun ini, RvM dimulai pada hari Kamis, 2 Ramadan 1434 H yang bertepatan dengan 11 Juli 2013.

Namun meski diwajibkan, ada juga beberapa siswi Madaris 3 Annuqayah yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dengan alasan tertentu, dan pihak sekolah bisa menoleransinya. Dalam mengikuti kegiatan RvM ini, peserta dituntut untuk aktif dalam mengikuti seluruh materi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang telah dijadwal oleh panitia.

RvM tahun ini tidak jauh berbeda dengan RvM pada tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja ada beberapa hal yang diubah oleh panitia setelah melakukan beberapa kali evaluasi, seperti tempat (asrama) yang strategis bagi peserta RvM, menu berbuka puasa, pembimbing yang akan menyampaikan materi dan juga format acara pada malam penutupan.

Pada RvM tahun ini, asrama peserta RvM berada di kelas paling utara SMA 3 Annuqayah. Sedangkan pusat pembelajarannya, untuk SMA berada di Laboratorium IPA dan untuk MTs ada di ruang kelas XII IPS 2. Namun meskipun demikian, tempat pembelajaran tersebut terkadang juga kondisional, tergantung pembimbing yang akan menyampaikan materi.

Selain itu, untuk menertibkan peserta RvM dalam mengikuti materi, panitia menyediakan absen pribadi bagi peserta setiap kali mengikuti materi. Tentu absen ini berbeda dengan absen yang dipegang oleh pembimbing, karena dalam absen ini peserta harus meminta tanda tangan panitia yang bertugas sebagai penanggung jawab materi ataupun kegiatan-kegiatan lainnya sebagai bukti telah mengikuti materi dan kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga dengan seperti itu peserta RvM akan tergerak untuk aktif.

Pada kegiatan RvM tahun ini terdapat tujuh materi yang secara khusus harus diikuti oleh semua peserta RvM. Tentu saja kegiatan tersebut berbeda antara MTs dan SMA dan dengan pembimbing  yang berbeda-beda pula. Semua kegiatan tersebut telah dijadwal oleh panitia.

Selain mengikuti materi, peserta RvM memiliki kegiatan lain yang wajib dilakukan, yaitu mengkhatamkan Al-Qur’an. Untuk menertibkan khataman Al-Qur’an tersebut dibagi kelompok-kelompok dan dalam kelompok tersebut setiap malamnya wajib mengaji dua juz. Dengan begitu, ketika kegiatan RvM ini berakhir peserta sudah selesai mengkhatamkan Al-Qur’an.