Lu'luil Maknun, XII IPS 1 SMA 3 Annuqayah
Ketika ditanya mengenai disiplin, tentu sebagian dari kita akan
menjawab: disiplin itu sama dengan tepat waktu, disiplin itu sama seperti
halnya kita meletakkan sesuatu pada tempatnya, disiplin itu adalah peraturan.
Dari berbagai macam definisi tentang kedisiplinan, saya benar-benar baru bisa
merasakan dan membuktikannya setelah mengikuti kegiatan Ramadan vil Madaris
(RvM). Betapa tidak? Dalam kegiatan RvM semuanya sudah terjadwal rapi, dan
peserta RvM harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan tersebut.
Banyaknya aktivitas yang sudah terjadwal rapi tentu membuat saya tidak
menyia-nyiakan hal tersebut. Selama mengikuti kegiatan RvM, saya memiliki
target tersendiri bahwa sebisa mungkin saya harus tepat waktu dalam mengikuti
seluruh kegiatan yang telah ditetapkan, terutama dalam mengikuti materi. Saya
mengangap ini sebagai latihan untuk membiasakan diri saya disiplin dan berharap
semoga latihan yang saya lakukan ini bisa menjadi oleh-oleh penting untuk diri
saya dan lainnya ketika pulang ke rumah nanti.
Belajar untuk disiplin—lebih tepatnya belajar untuk tepat waktu—tidak
semudah yang saya pikirkan. Ada sisi lain yang harus saya korbankan demi
mengejar target ‘tidak terlambat’ tersebut. Tak jarang, saya harus mengorbankan
mata saya yang masih enak-enaknya ingin tidur untuk segera bangun dan melakukan
berbagai macam aktivitas sampai pukul 09.30 WIB. Tantangannya sangat terasa
ketika saya mulai bangun tidur pada pukul 03.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan
mengikuti kegiatan siraman rohani yang dimulai pada pukul 04.45 WIB.
Sangat ingin rasanya ketika baru selesai shalat subuh kembali tidur
bersama selimut dan bantal untuk menghilangkan rasa kantuk sekaligus rasa
dingin. Tapi tentu saja saya lawan itu semua. Selesai shalat subuh—untuk
menghilangkan rasa kantuk—saya mengajak beberapa teman saya untuk lari pagi
disekitar halaman MTs sambil menunggu penyaji datang. Dan itu menjadi suatu hal
yang tidak sulit saya lakukan ketika sudah beberapa kali mulai membiasakan
diri.
Setiap materi yang dijadwal pada jam-jam tertentu, yang menurut saya
jam itu adalah waktu untuk tidur, misalnya siraman rohani yang dimulai pukul 04.45
WIB dan bimbingan shalat yang dimulai pukul 08.00 WIB, saya selalu duduk di barisan
paling depan. Karena dengan seperti itu saya bisa mengusir rasa kantuk saya.
Selain itu, mengajukan pertanyaan juga bisa menjadi salah satu alat
untuk mengusir rasa kantuk. Karena dengan seperti itu pemateri akan merespons
pertanyaan saya dan seolah-olah pemateri itu hanya bicara kepada saya, tidak
kepada yang lain. Masak iya saya mau ngantuk di depan orang yang hanya bicara
pada saya.
Jika tiga tahun yang lalu (waktu saya masih MTs) saya mengikuti
kegiatan RvM dengan penuh ketidakikhlasan dan ketidaksabaran, tahun ini terasa
sangat jauh berbeda. Karena saya mengikuti kegiatan RvM plus
peraturan-peraturannya dengan ikhlas dan kalau bisa sesabar mungkin. Dan itu
semua terasa lebih nikmat dan menyenangkan, seolah-olah kepribadian baru mulai
membentuk karakter nyata dalam diri saya.
Terima kasih untuk semuanya: untuk pihak sekolah yang telah berkomitmen
untuk tetap mengadakan kegiatan ini, panitia, dan tentu teman-teman yang telah
menjadi ‘keluarga kecil’ bagi saya selama mengikuti kegiatan RvM ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar