31 Oktober 2011

Keliling Indonesia Melalui Buku dan Film


Masluhatun & Ruka'iya, siswa kelas XI IPS 1 dan XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Kamis malam kemarin (27/10), OSIS SMA 3 Annuqayah menggelar kegiatan peringatan Sumpah Pemuda dengan mengadakan acara pembacaan fragmen dan pemutaran film dokumenter Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara karya Ahmad Yunus (Serambi, Juli 2011). Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperkuat rasa persatuan dan memupuk semangat pemuda sebagai generasi bangsa.

Acara ini berlangsung pada malam hari di halaman Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah. Sebelum acara dimulai, siswi dan undangan yang hadir lebih dulu disuguhi hiburan berupa foto-foto pemandangan dan video-video lucu tapi bermakna.

Dalam acara ini, OSIS mengundang beberapa perwakilan dari lembaga-lembaga mitra di tiga kecamatan, yaitu Guluk-guluk, Ganding, dan Pragaan, meliputi kepala sekolah, Pembina OSIS, pengurus OSIS, pengurus daerah pondok pesantren di lingkungan Annuqayah, pengasuh pondok daerah sabajarin, guru-guru di Madaris 3 Annuqayah, masyarakat sekitar dan Camat Guluk-Guluk. Namun tidak semua undangan hadir. Begitu juga dengan Camat Guluk-Guluk, dikarenakan ada kepentingan lain di Sumenep, sehingga pada saat menyampaikan sambutan diwakilkan oleh Minhaji, S.E.

Dalam sambutannya Camat yang dibacakan tersebut, Pak Camat memberikan dukungan kepada OSIS SMA 3 Annuqayah atas dilaksanakannya acara ini.

"Dalam memperingati hari Sumpah Pemuda ini, acara pemutaran film dokumenter ini sangat menarik. Buku yang dibacakan fragmennya dan film dokumenter ini penuh nilai-nilai kebangsaan sehingga menghidupkan rasa kebangsaan kita. Film ini bercerita tentang perjalanan dua orang wartawan yang menunjukkan rasa cintanya terhadap Indonesia dengan cara keliling Indonesia," tutur kepala SMA 3 Annuqayah dalam sambutannya. "Masa depan suatu negara terletak pada generasi mudanya yang bertanggung jawab, berpengetahuan, dan pandai bersikap dan bergaul dengan baik," lanjutnya.

Penutupan acara pembukaan ditutup dengan pembacaan surat Al-Kautsar bersama. Selanjutnya acara pemotongan tumpeng oleh kepala SMA 3 Annuqayah yang kemudian diserahkan kepada Ny. Wardah Mahfud, salah satu pengasuh pondok di daerah Sabajarin.

Setelah itu masuk pada acara inti, yaitu pembacaan fragmen oleh Anisah, siswa kelas XI IPA SMA 3 Annuqayah, dan pemutaran film dokumenter Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara.

Acara ini juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Madaris 3 Annuqayah dengan menyanyikan beberapa lagu, di antaranya mars Madaris 3 Annuqayah, hymne Madaris 3 Annuqayah, hymne Annuqayah, dan lagu-lagu kebangsaan.

Film ini menceritakan perjalanan Farid Gaban dan Ahmad Yunus, keduanya wartawan, berkeliling Indonesia selama satu tahun. Film ini berdurasi sekitar 45 menit.

Namun di balik kesuksesan acara ini terdapat kendala yang cukup serius, yaitu pada sore sebelumnya panitia kebingungan karena tidak mendapatkan banner yang tepat sebagai layar LCD proyektor. Banner yang biasa digunakan tak ada di tempat yang semestinya. Baru pada jam 17.00 WIB akhirnya panitia menemukan benner yang tepat. Hal itu membuat panitia yang awalnya marasa tegang dan khawatir jadi tenang dan gembira. Suasana kembali tenang dan canda tawa panitia pun kembali terdengar termasuk juga Pembina OSIS dan kepala sekolah.


29 Oktober 2011

Menyoal Asupan Makanan dalam Tubuh

Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, kegiatan diskusi lintas-benua yang diadakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah akan dilaksanakan beberapa kali. Seri kedua dilaksanakan hari Selasa 25 Oktober di tempat dan waktu yang sama (yakni usai jam sekolah), dengan penyaji dan tema yang berbeda. Peserta yang hadir lebih banyak dibanding seri pertama, yakni putra 11 orang dan putri 65 orang.

Tema diskusi kali ini adalah “Food Security and Food Quality.” Penyajinya adalah seorang wanita berjilbab bernama Rany Agustina Susanti (biasa dipanggil Rany). Rany menyelesaikan S1-nya di ITB, Bandung, jurusan teknik kimia dan melanjutkan S2 di kampus dan jurusan yang sama. Saat ini Rany berkesempatan belajar di Ghent University, Belgia, dalam rangka Lotus-Erasmus Student Exchange Program yang disponsori Uni Eropa.

Di awal pembicaraannya Rany banyak bercerita tentang pengalamannya. Kemudian benar-benar masuk ke materi setelah lebih dari 30 menit. Dan selama 30 menit kemudian materi disampaikan dengan lugas tentang bagaimana makanan yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh, dan asupan apa saja yang dibutuhkan tubuh. Kadang-kadang, Rani juga membandingkan makanan di Indonesia dengan makanan di Eropa. Seperti kualitas coklat di Indonesia dan di Eropa, dan masalah-masalah makanan yang lain.

Setelah Rany selesai memberi pemaparan, dibukalah sesi dialog. Dan ternyata banyak peserta yang mengacungkan tangan dan bertanya. Di termin pertama ada 5 penanya dan di termin kedua lebih banyak lagi yaitu 10 penanya. Pertanyaannya bermacam-macam. Ada yang bertanya kenapa orang luar negeri tidak makan nasi dan lebih banyak makan daging? Jawabannya, karena padi hanya bisa ditanam di daerah tropis. Bahan makanan pokok yang cocok tumbuh di Eropa adalah gandum. Gandum tidak cukup baik untuk tanah di daerah beriklim tropis tapi cocok tumbuh di daerah beriklim subtropis.

Antusiasme peserta putra dan putri dalam bertanya sangat baik. Bahkan ada pertanyaan dari peserta putra yang membuat peserta lain tertawa. Atau ada pertanyaan dari peserta putri yang membuat penyaji sulit untuk menjelaskan karena waktu yang terbatas sedang pertanyaannya butuh penjelasan yang sebenarnya bisa cukup panjang.

Yang menjadi kendala acara ini adalah suara dari Rany yang kurang jelas terutama untuk pendengar yang berada di belakang. Demikian komentar peserta setelah diskusi berakhir. Ternyata itu disebabkan oleh jaringan internet (telkom-speedy) yang sedang agak bermasalah di sore itu. Akan tetapi, peserta secara umum cukup puas karena sudah mendapatkan banyak pengetahuan baru dari diskusi ini.

28 Oktober 2011

Energi Listrik dari Kulit Durian


Ruka'iya, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-GulukDalam mengupayakan pencegahan rusaknya lingkungan hidup dan pemanfaatan bahan bakar nonfosil untuk berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah mengadakan eksperimen bertema "pembangkit listrik ramah lingkungan".

Setelah melalui musyawarah, akhirnya muncul ide pembangkit listrik ramah lingkungan dari tenaga air dan dengan memanfaatkan kulit durian. Ide program ini atas usulan guru Fisika SMA 3 Annuqayah, Syaiful Bahri.

Rencana untuk mengadakan eksperimen ini sebenarnya ditarget sejak minggu kedua pada bulan Oktober dengan memulai persiapan alat dan bahan. Namun karena ada berbagai kendala, program ini baru terlaksana pada hari Ahad, 23 Oktober kemarin, setelah semua peralatan yang dibutuhkan lengkap.

Pada hari Ahad kemarin, siswa hanya melakukan percobaan yang menggunakan manfaat kulit durian. Bahan yang diperlukan terdiri dari baterai bekas, obeng, gunting, pisau, kabel,  multimeter, lampu, ulekan, wadah, dan kertas karton.

Langkah kerja yang pertama, tutup baterai dibuka dengan menggunakan obeng, kemudian cairan karbon yang terdapat di dalamnya dikeluarkan. Langkah kedua, kulit bagian dalam durian diambil, kemudian ditumbuk sampai halus. Ketiga, baterai yang telah kosong tersebut diisi dengan tumbukan kulit durian yang sudah halus. Keempat, baterai yang telah terisi ditutup dengan rapat. Akan tetapi sebelum baterai itu ditutup dengan rapat, harus dilapisi terlebih dahulu dengan kertas karton. Agar ion positif tidak menyentuh ke ion negatif. Karena jika ion positif dan ion negatif saling bersentuhan maka akan menyebabkan baterai tersebut tidak berfungsi.

Hal-hal yang harus diperhatikan, baterai yang telah terisi tidak boleh bocor, harus dalam keadaan rapat dengan menggunakan isolasi. Apabila bocor, partikel yang terdapat di dalamnya akan bergerak bebas. Hal itu menyebabkan kerja baterai tidak maksimal. Sehingga tidak menghasilkan energi pada baterai tersebut.

Kini saatnya siswa menguji baterai tersebut dengan membuat rangkaian listrik. Rangkaian listrik tersebut terdiri atas sumber arus, kawat penghantar, lampu, dan saklar. Uji coba selanjutnya menggunakan multimeter.

Mulitimeter merupakan  gabungan dari amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Multimeter juga disebut AVO meter (Amper, Volt, dan Ohmmeter). Kegunaannya untuk mengukur besaran-besaran yang berbeda. Uji coba ini hanya mengukur kuat arus dan beda potensial (tegangan listrik).

Namun ketika percobaan dimulai, baterai tidak dapat berfungsi sama sekali, baik saat membuat rangkaian listrik maupun multimeter. Hal ini membuat siswa dan pembimbing tidak percaya.

Selanjutnya kami langsung bertindak dan mencari kesalahan yang menjadi penyebab tidak berfungsinya baterai tersebut. Ternyata setelah diteliti, penyebab utama dari kesalahan tersebut adalah kurang padatnya isi tumbukan kulit bagian dalam durian yang dimasukkan ke dalam baterai dan kurang rapatnya posisi baterai pada saat ditutup, serta kurang halusnya tumbukan kulit bagian dalam durian.

Namun kegagalan ini tidak menjadi penghalang melainkan dapat dijadikan pelajaran supaya lebih teliti dan tetap berusaha tanpa menyesalinya.

Dengan semangat yang besar, siswa mencobanya kembali dan menghasilkan dua baterai sebagai percobaan selanjutnya. Dari kegagalan itu, kita bisa mengetahui kesalahan yang tanpa sadari kita lakukan.

"Alhamdulillah pada percobaan selanjutnya berhasil, sehingga membuat siswa menjadi semakin antusias dan semangat untuk melakukan percobaan selanjutnya," tutur Ernawati, koordinator tim durian.

Baterai yang telah dibuat memiliki daya tahan selama lima hari. Untuk penggunaan selanjutnya bisa dicas terlebih dahulu, dengan cara menyusun baterai, dengan catatan penempatan arah arus listriknya harus sama. Misalnya positif ketemu positif, begitu sebaliknya. Kemudian dibungkus menggunakan kertas atau koran bekas dan bungkus dengan rapat menggunakan isolasi. Setelah itu, gunakan kabel/kawat sebagai penghantar arus listrik. Sehingga batrei tersebut mempunyai energi listrik kembali.

Kegiatan ini berlangsung pada jam 13.00-15.45 WIB di ruangan laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

26 Oktober 2011

Mauritz Panggabean: “Hidup Harus Punya Tujuan!”

Sumarwi, Staf Sekretariat PP Annuqayah, santri PPA Nirmala

Seri Diskusi Video Conference Lintas-Benua (1) yang dilaksanakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah bertempat di Laboratorium IPA Sabtu (22/10) kemarin betul-betul menghipnotis saya agar juga terbang ke Eropa setelah nanti saya lulus S1 dari Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Guluk-Guluk, Sumenep.

Semenjak M. Musthafa, salah satu alumnus beasiswa Erasmus Mundus datang dari Eropa, kami mendapat banyak informasi dan cerita mengenai sistem pembelajaran di Eropa, seakan-akan beliau menegaskan bahwa sistem pembelajaran di Eropa itu lebih baik dari Indonesia. Indahnya Eropa yang punya banyak musim menjadi selingan cerita menarik. Begitulah yang saya yakini selama ini dan semoga itu terbukti benar.

Semuanya berawal dari mimpi. Mimpi itu yang akan membuat kita semangat mengerjakan sesuatu yang bisa mengantarkan kita meraih mimpi itu. Dengan mimpi kita akan menjadi manusia yang mempunyai tujuan. Tidak seperti sampah yang dibawa angin, tak tentu arahnya ia mau ke mana. Bahwa dalam hidup itu sebuah perjalanan dan harus punya tujuan, sangat masuk akal sekali.

Saat ini saya—mungkin bukan cuma saya—sedang bermimpi bisa belajar di Eropa. Semangat itu semakin berkobar ketika saya mengikuti sesi diskusi kemarin. Namun dalam pikiran saya ada yang mengganjal. Bisakah seorang saya sampai ke sana dengan keterbatasan kemampuan yang ada? Artinya kemampuan bahasa Inggris kurang memadai, begitu pula dengan bahasa Arab. Lebih pasnya mungkin bisa disebut setengah-setengah. Ada banyak pertanyaan yang kemudian berseliweran di dalam pikiran saya, mulai dari ketakutan, kecemasan, dan khawatir ini dan itu. Pikiran-pikiran itu seakan membuat saya bingung.

“Manusia itu cenderung takut kepada apa yang tidak dimengerti karena dia tidak dapat mengontrolnya.” Kira-kira begitu kata Bang Mauritz.

Dan sepintas pernyataan itu benar karena kebanyakan kita takut berbuat salah dan salah. Padahal melakukan kesalahan pada masa-masa belajar itu bukanlah suatu yang jelek dan dosa.

Saya teringat dengan tulisan besar yang dipampang di salah satu pintu masuk sekolah di Pondok Pesantren Annuqayah, “Tidak ada jaminan kesuksesan namun tidak mencobanya adalah jaminan sebuah kegagalan (Bill Clinton)”. Pernyataan ini senada dengan apa yang Bang Mauritz nyatakan kemarin. Misalnya untuk kita tahu bahwa kita mempunyai bakat di bidang menyanyi jalan satu-satunya adalah Mencoba, Mencoba dan terus Mencoba.

Kami semua sangat antusias sekali mengikuti dan mendengarkan dengan seksama sesi diskusi kemarin. Bang Mauritz semangat, kami pun juga semangat. Namun bukan karena Bang Mauritz semangat kami menjadi semangat, jika kami demikian berarti kami terpaksa semangatnya, he he. Tidak lain apa yang disampaikan Abang sederhana sekali, namun sangat gampang dipahami. Itu yang membuat kami bertahan meski sampai 2 jam lebih dan tidak terasa waktu sudah sore. Memang benar apa yang dikatakan Abang, tidak ada orang males mengerjakan sesuatu yang ia sukai.

Apa saya dengar dari diskusi kemarin sepertinya memberikan saya semangat baru bahkan lebih dari itu, mungkin sebuah pencerahan. Menatap masa depan lebih pasti meski tidak ada jaminan kesuksesan.

Satu hal lagi yang membuat saya salut kepada Bang Mauritz, yaitu mengenai manusia yang paling berbahaya (lingkaran pengaruhnya lebih besar dari lingkaran kepeduliannya) dan yang paling bermanfaat bagi sesamanya (lingkaran kepeduliannya lebih besar dari lingkaran pengaruhnya). Saya kemudian bertanya pada diri sendiri, mungkin Bang Mauritz tidak pernah berpikir tentang pahala yang akan didapatkan ketika membantu sesamanya, namun karena lingkaran kepeduliannya lebih besar dari pada lingkaran pengaruhnya maka membantu sesamanya menjadi semangatnya.

Diskusi kemarin yang dilaksanakan lebih dari 2 jam lebih (14.00 s.d. 16.30 WIB) tidak membuat semangat Bang Mauritz surut. Kami pun juga ingin terus dimotivasi agar semangat belajar terus merajalela hingga impian itu bisa digapai, namun karena waktu kami kemarin sudah sangat sore sangat tidak mungkin untuk dilanjutkan. Semoga kita bisa ketemu di lain waktu yang lebih baik.

Terakhir, tidak salah bukan Bang jika saya juga bermimpi ingin belajar di Eropa? Usaha agar mimpi itu bisa digapai harus segera dilakukan apapun itu karena tidak ada kata terlambat untuk belajar.

25 Oktober 2011

SMA 3 Annuqayah Melipat Dunia dengan Diskusi Lintas-Benua


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Anda tahu apa itu diskusi? Menurut Kamus Ilmiah Populer, diskusi adalah pembahasan bersama tentang suatu masalah; tukar pikiran; bahas-membahas tentang suatu hal. Biasanya dua orang atau lebih yang berdiskusi berada dalam satu tempat yang sama. Nah, bagaimana seandainya penyaji dalam diskusi tersebut berada di tempat yang berbeda? Bahkan menyeberang lautan dan benua.

Inilah pertama kalinya di SMA 3 Annuqayah mengadakan diskusi semacam ini. Diskusi yang diberi nama Seri Diskusi Video Conference Lintas-Benua pada seri pertama ini mengangkat tema “Generasi Muda dan Tantangan Era Global." Narasumbernya Mauritz Panggabean, mahasiswa S3 jurusan telematika di Norwegian University of Science and Technology, Trondheim, Norwegia. Saat peserta diskusi berada di dalam ruang Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah, penyajinya berada di Eropa, tepatnya Trondheim, Norwegia, dengan perbedaan waktu 5 jam.

Ide kegiatan ini berasal dari kepala SMA 3 Annuqayah, M Mushthafa, S.Fil.,M.A., yang merupakan alumnus beasiswa Erasmus Mundus Uni Eropa. Sedangkan pelaksananya adalah OSIS SMA 3 Annuqayah. Dengan menggunakan salah satu teknologi yang sudah dikenal baik oleh masyarakat, yaitu internet, acara ini dapat terlaksana dengan baik.

Diskusi lintas-benua ini dilaksanakan pada Sabtu kemarin, 22 Oktober 2011. Agar tidak mengganggu jam sekolah, diskusi dilaksanakan setelah jam sekolah usai. Jadi para peserta dan panitia harus rela melewatkan waktu istiarahat siang dan sorenya. Peserta terdiri dari kepala sekolah, pembina OSIS, dan perwakilan pengurus OSIS dari tiap-tiap satuan pendidikan MTs dan SMA/sederajat di lingkungan Pesantren Annuqayah, guru SMA 3 Annuqayah, dan 5 perwakilan siswa dari tiap-tiap kelas di SMA 3 Annuqayah. Namun tidak semua undangan hadir. Peserta yang hadir sekitar 50 putri dan 7 peserta putra.

Pembukaan acaranya dimulai pukul 14.00 WIB. Dimulai dengan membaca 3 kali surat al-Kautsar bersama, menyanyikan lagu mars Madaris 3, hymne Madaris 3, dan hymne Annuqayah, kemudian sambutan dari ketua OSIS dan kepala SMA 3 Annuqayah. Kemudian baru pukul 14.30 WIB diskusi lintas-benua dimulai.

Mauritz Panggabean, narasumber acara ini, lahir di Banjarmasin dan menyelesaikan SMA-nya di pinggiran kota Medan. Kemudian melanjutkan S1-nya di ITB, Bandung, dan S2-nya di Belanda. Kemudian melanjutkan S3 di Norwegia.

"Hidup ini adalah perjalanan. Jadi tentukan jalanmu agar tidak kebingungan," kata Bang Mauritz, demikian dia akrab dipanggil, melalui video conference yang ditampilkan dengan LCD proyektor di ruangan itu.

Setelah berbagi cerita kisah hidupnya yang tentu berkaitan dengan tema diskusi ini, beberapa peserta mengajukan pertanyaan. Kebanyakan mengajukan lebih dari satu pertanyaan. Dan semua pertanyaan dijawab dengan antusias. Saking antusiasnya peserta dan Bang Mauritz sampai-sampai lupa waktu. Saat di Eropa masih jam 11.30 (waktu setempat), di sini sudah jam 16.30 WIB.

Akhirnya, acara ini ditutup sekitar pukul 16.30 WIB lewat beberapa menit.

Tentang acara ini, salah satu peserta putri berkomentar, "Dahsyat!," kata Ummul Corn, alumnus SMA 3 Annuqayah, saat keluar dari ruangan. Mus’idah, salah seorang guru, juga berkomentar, “Bang Mauritz membangunkan kami dalam kesadaran.” Khairul Iskandar, Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putra juga menyampaikan komentarnya. “Bagus, memacu semangat siswa untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Saya kagum pada Bang Mauritz,” tulisnya via sms kepada panitia.

Acara serupa akan terus dilaksanakan di SMA 3 Annuqayah. Tapi waktu acaranya tidak menentu karena harus menyesuaikan waktu luang antara narasumber di luar negeri dan waktu luang di SMA 3 Annuqayah.

24 Oktober 2011

Melejitkan Kreativitas Siswa dengan Pelatihan Dekorasi


Ruka'iya, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk- Guluk—Hari Jum’at tanggal 14/10 kemarin OSIS SMA 3 Annuqayah mengadakan Pelatihan Pembuatan Dekorasi yang dibimbing oleh Badrus Sholeh  dan temannya yang ikut menemaninya, Edy.

Ide acara ini berasal dari K.M Faizi, M.Hum. Beliau mempercayakan kepada OSIS divisi kesenian untuk melaksanakan acara tersebut.

Pada hari itu, OSIS juga mengadakan acara lain, yakni diskusi buku Beasiswa Erasmus Mundus, sehingga membuat OSIS merasa kewalahan untuk mengatur keberlangsungan kedua acara tersebut yang bertepatan di hari yang sama. Kemudian OSIS membuat strategi yakni dengan cara anggota OSIS divisi kesenian yang bertugas mengkoordinir acara pembuatan dekorasi. Untuk anggota lainnya menangani kegiatan diskusi buku.

Pada saat acara, K.M Faizi juga ikut menghadiri sekaligus membuka acara tersebut. Acara ini dihadiri oleh siswa SMA 3 Annuqayah, kelas X, XI, XII yang berminat.

Setelah pembukaan, acara kemudian langsung diserahkan kepada Badrus Sholeh. Namun sebelumnya Edy yang memulai untuk menyapa dan memberi kata pengantar seputar diri mereka. Edy menjelaskan bahwa ia hanya ikut menemani bukan sebagai pembimbing dan dia hanyalah seorang penyair.

Mendengar hal itu, peserta pun langsung meminta dirinya untuk membacakan suatu puisi. Awalnya ia malu namun karena banyak suara yang memintanya, akhirnya ia pun melantunkan puisi karangannya.

Dengan penampilan tersebut, suasana pada saat itu ramai dengan sorak-sorak peserta yang merasa terhibur.

Waktu telah menunjukkan jam 10.00 WIB. Kini saatnya Badrus Sholeh menjelaskan tentang langkah-langkah pembuatan huruf A-Z yang harus ditempuh. Bahan yang diperlukan  kertas suku, gabus, gunting dan lem. Pilihan warnanya tergantung selera.

Kemudian Badrus pun memberikan instruksi kepada peserta. Tanpa disuruh peserta pun memperhatikan dan langsung membuatnya juga. Setelah dilalui, ternyata pembuatannya susah-susah gampang.

Akan tetapi dengan terus mencoba dan melatih kita dapat menyelesaikannya dengan mudah. Karena setiap apa yang kita jalani butuh proses, tutur Badrus.

Saat itu sudah siang hari, tetapi pokok pembahasan belum selesai. Kebetulan hari itu hari Jumat. Akhirnya peserta diistirahatkan terlebih dahulu dan kembali lagi pada jam 13.00 WIB.

Pada jam 13.00 WIB, pembuatan dekor dilanjutkan kembali. Setelah peserta sudah paham dalam pembuatan huruf, selanjutnya pembuatan dekor.

Edy yang telah menyiapkan gabus kemudian memerintahkan kepada seluruh peserta untuk tidak menggunakan huruf yang telah dibuatnya. Akan tetapi diperintah untuk membuat lagi huruf yang sesuai dengan kata-kata mutiara yang telah disiapkan panitia.

Peserta pun mengikuti perintah tersebut dan melaksanakannya sehingga menghasilkan hasil karya yang cukup bagus.

Pada hari Ahad tanggal 16/10 acara pelatihan pembuatan dekor dilanjutkan. Pokok pembahasan masih sama. Hanya saja, dalam pembuatan dekor, medianya tidak menggunakan kertas suku lagi akan tetapi menggunakan gabus untuk membuat huruf yang ditempel dan membutuhkan cat.

Acara yang kedua ini berlangsung dengan lancar dan sukses dan menghasilkan beberapa kreasi siswa yang sangat bagus.


18 Oktober 2011

Keliling Eropa Melalui Buku


Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Bedah buku Beasiswa Erasmus Mundus: The Stories Behind Jum'at (14/10) kemarin dilaksanakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah. Pembedahnya M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah yang merupakan alumnus beasiswa Erasmus Mundus.

Acara ini dikemas secara sederhana. Para pesertanya adalah utusan dari tiap-tiap kelas di SMA 3 Annuqayah, beberapa mahasiswi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, undangan OSIS dari MA 1 Annuqayah Putri, dan undangan dari beberapa daerah pondok pesantren Annuqayah. Jumlahnya lebih dari 60 orang. Semuanya duduk lesehan di lantai di ruangan Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

Buku yang dibedah berisi 15 pengalaman hidup mahasiswa asal Indonesia saat menjalani masa kuliah di Eropa. Semua penulisnya adalah alumni beasiswa Erasmus Mundus, beasiswa yang disponsori oleh Uni Eropa. M. Mushthafa termasuk menjadi salah satu penulis dan tim editor buku ini.

Saat bedah buku, beliau lebih banyak bercerita tentang pengalaman di Eropa, baik pengalaman beliau sendiri atau pengalaman dari beberapa teman beliau yang ceritanya sekilas dibacakan dari buku itu.

Peserta cukup antusias mengikuti acara ini. Apalagi saat tanya-jawab dan kuis di akhir acara berupa sovenir dari Uni Eropa. Acara ini berakhir pada jam 11.30 WIB, sebelum shalat Jum'at.

08 Oktober 2011

Siswa SMA 3 Annuqayah Berkunjung ke Radar Madura

Pada hari Rabu, 5 Oktober 2011, siswa kelas XII IPS SMA 3 Annuqayah berkunjung ke kantor Radar Madura di Bangkalan. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka praktik pelajaran Ekonomi, yakni dengan mempelajari manajemen Radar Madura. Selain itu, siswa yang kebetulan menjadi pengurus atau kru Teratai, majalah terbitan OSIS SMA 3 Annuqayah, juga belajar tentang proses penerbitan. Di bawah ini kutipan berita singkatnya di Radar Madura edisi 6 Oktober 2011.


05 Oktober 2011

Pengurus OSIS dan DPS SMA 3 Annuqayah Dilantik


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Setelah beberapa hari sebelumnya SMA 3 Annuqayah melakukan kegiatan reformasi pengurus OSIS, pelantikan pengurus OSIS yang baru diadakan pada hari Ahad 2 Oktober yang lalu di Aula Madaris 3 Annuqayah.

Acara ini dimulai jam 08.00 WIB. Sebelumnya semua siswi SMA dipersilakan masuk ke ruang aula beserta beberapa guru yang hadir. Juga penyaji pada pagi itu yang datang sesuai jadwal.

Setelah beberapa acara selesai, kemudian pembawa acara membacakan acara inti pada pagi itu. Yaitu pembacaan Surat Keputusan (SK) dan prosesi pelantikan.

Tahun ini siswi-siswi yang dipercaya menjadi pengurus OSIS berjumlah 16 orang, berasal dari kelas X dan XI. Sedangkan untuk kelas XII walaupun tidak masuk dalam pengurus OSIS, tetapi tetap harus membantu SMA 3 Annuqayah dengan menjadi pengurus Dewan Perwakilan Siswa (DPS). DPS SMA 3 Annuqayah terdiri dari 6 siswi.

Pengurus OSIS baru dan DPS dilantik oleh kepala sekolah dengan mengucapkan ikrar, di depan siswi-siswi dan guru yang hadir.

Setelah prosesi pelantikan, ada sesi orasi kebangsaan dengan tema "Peran Pelajar Sebagai Generasi Masa Depan Bangsa" yang disampaikan oleh M. Muhri Zain, S. Th. I. (salah satu alumnus Annuqayah). Beliau memaparkan tema tersebut dalam waktu kurang dari 1 jam.

Acara terakhir ditutup dengan pembacaan doa oleh K. Marzuki, salah seorang guru senior di lingkungan Madaris 3 Annuqayah.

Setelah penutupan dan doa, karena masih jam 10.30 WIB dan sebagian guru pengajar pada hari itu ada, siswa diminta untuk tidak pulang dan mengikuti pelajaran pada hari itu. Sedangkan panitia masih harus bekerja membersihkan ruang aula dan mengatur meja-meja dan kursi-kursi ke tempat semula, karena ruangan itu masih akan digunakan sebagai ruang kelas.

01 Oktober 2011

Anisah Terpilih sebagai Ketua OSIS SMA 3 Annuqayah


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Setiap tahun OSIS SMA 3 Annuqayah selalu memperbaharui kepengurusannya. Pada hari Ahad (25/09) sampai hari Rabu (28/09), proses reformasi pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah berlangsung. Puncaknya berupa pemilihan ketua OSIS dilaksanakan di barat mushalla PPA Al-Furqaan Putri.

Kandidat ketua OSIS diambil dari kelas X dan XI. Pada hari Ahad, para kandidat melewati tahap interview di tiga posko, yaitu posko I di barat mushalla Al-Furqaan, posko II di depan kantor MI 3 Annuqayah, dan posko III di depan Aula Madaris 3 Annuqayah. Setelah dilakukan penyaringan oleh Panitia Pengawas Pemilihan OSIS beserta Mus'idah Amin, S.Pd.I. (Pembina OSIS), terpilih 3 kandidat terbaik, yaitu Lu'luil Maqnun (XA), Ummu Naqiyatin (XI IPA), dan Anisah (XI IPA).

Setiap kandidat diwajibkan menyerahkan visi dan misinya kepada panwaspos pada hari berikutnya. Setelah itu kemudian dtempel di lingkungan SMA 3 Annuqayah, sehingga siswa dapat mengetahui visi dan misi dari kandidat yang akan dipilihnya.

Selanjutnya satu-persatu kandidat berkampanye di depan laboratorium IPA pada hari Selasa, didukung oleh siswa yang menyanyikan yel-yel untuk mendukung kandidatnya.


Pada hari Rabu dari jam 10.00 WIB pemilu OSIS mulai berlangsung. Para guru mulai memberi suara, kemudian siswa. Setelah dilakukan penghitungan surat suara maka didapat perolehan suara sebagai berikut:

Lu'luil Maqnun (cobik) 22 suara.
Ummu Naqiyatin (sobluk) 15 suara.
Anisah (kobejhen) 152 suara.
Tidak sah 14 suara.

Total semua surat suara adalah 203.


Dari perolehan surat suara di atas, maka jabatan ketua OSIS periode 2011-2012 mutlak dijabat oleh Anisah dari XI IPA. Penyerahan jabatan secara simbolis dilakukan oleh ketua OSIS lama (Muthmainnah) dengan menyerahkan mahkota yang dikenakannya kepada ketua OSIS baru (Anisah).

Seluruh rangkaian kegiatan reformasi OSIS berakhir pada Rabu (28/09) jam 12.00 WIB. Dan pelantikan pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah yang baru dan orasi kebangsaan dengan tema "Peran Pelajar sebagai Generasi Masa Depan Bangsa" akan dilaksanakan pada hari Ahad 2 Oktober di Aula Madaris 3 Annuqayah.