Jamilatur Rohma, XI IPS 2 SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Semangat
membaca dan menulis di kalangan siswa semakin memprihatinkan. Siswa yang membaca buku-buku
berkualitas pun semakin berkurang, baik karena kurang tersedianya buku-buku
berkualitas atau karena dalam diri siswa memang
tidak tertanam kesadaran akan pentingnya
kebiasaan membaca.
Untuk
menjawab persoalan tersebut, SMA 3 Annuqayah membuat sebuah program yang
bertujuan membumikan semangat literasi siswa. Program tersebut dinamai
“Tantangan Membaca”.
Tantangan membaca yang resmi diumumkan pada tanggal 10
Mei lalu merupakan lanjutan rencana dan aksi nyata sekolah setelah mengadakan Seminar
Literasi yang bertajuk “Memajukan Kehidupan Bangsa Dengan Jejaring Literasi di Sekolah” yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 24 April 2014.
Dalam
program Tantangan Membaca ini siswa ditantang untuk membaca minimal 5 buku dan membuat
ulasan atau rangkuman dari buku yang telah dibaca dalam rentang waktu 10 Mei-10
Juni 2014. Sedangkan bahan bacaannya adalah buku-buku yang telah disediakan di
perpustakaan kelas. Buku-buku itu merupakan buku yang telah dipilih oleh sekolah untuk menjadi
bahan bacaan siswa.
Sebelum program ini diluncurkan, siswa menyambut baik adanya
program perpustakaan dalam kelas dengan sangat antusias. Dengan program ini,
sekolah menempatkan lemari kecil berisi buku-buku terpilih di tiap kelas. Perpustakaan
dalam kelas ini menjadi obat bagi kemalasan siswa untuk membaca buku.
“Bagus sekali, selama ini saya jarang ke perpustakaan
Madaris karena malas masih harus jalan
panas-panas, dan walaupun ada jam kosong takut ada tugas dari guru dan saya
tidak mendengarnya karena asyik di perpus,” kata Siti Romlah, siswa kelas XI
IPA.
Dalam program Tantangan Membaca, siswa yang tuntas membaca dan menulis minimal 5 buku akan
mendapatkan penghargaan dari sekolah berupa sertifikat. Siswa yang siap mempresentasikan hasil bacaannya pada tanggal 12-19 Juni akan mendapatkan buku gratis dari sekolah.
Program
ini disambut sangat baik oleh semua siswa bukan hanya karena akan mendapatkan
buku dan sertifikat, tapi ketuntasan membaca minimal 5 buku ini akan menjadi
poin untuk pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan akan dipertimbangkan untuk
pelajaran yang terkait dengan tema buku yang dibaca.
“Menurut saya, dengan adanya Tantangan Membaca ini, siswa
bisa semakin rajin membaca. Selain itu bisa membuat siswa belajar menulis, dan
nantinya juga bisa dapat buku gratis dari sekolah dan juga dapat mempengaruhi
nilai raport,” komentar Mabrurotul Hasanah, siswi kelas XII IPS 2.
Program
in sangat membantu untuk menanamkan cinta buku di kalangan siswa SMA 3
Annuqayah. Para siswa selalu tampak membaca aatau paling tidak membawa buku
bacaan dalam setiap jam istirahat atau setiap ada jam kosong.
2 komentar:
Subhanallah ... luar biasa programnya Pak Gus Mus. Sudah lama saya terkesan dgn kemampuan literasi di Guluk-Guluk. Saat ini kami sedang mengupayakan program membaca di ponpes kami. Apa yg sudah dilakukan di Guluk-Guluk menjadi referensi yg amat berharga bagi kami. Selamat Pak ...
Menarik :)
Insya Allah kami izin menyerap cara Bapak, semoga bisa diterapkan di tempat kami
salam
Posting Komentar