27 April 2012

Hari Bumi, PSG Refleksi di TPA Annuqayah


Indah Susanti, XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuqayah kembali melalukan aksi dalam rangka memperingati Hari Bumi tanggal 22 April 2012. Acaranya sekaligus dalam rangka merayakan ulang tahun PSG yang ke-4. Agenda kegiatan di Hari Bumi memang sudah menjadi kegiatan rutin PSG setiap tahun.

Tahun ini, perayaan Hari Bumi diformat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, baik mulai dari persiapan dan aksi yang dilakukan. Biasanya anggota PSG hanya memulung sampah di TPA (tempat pembuangan sampah akhir) Annuqayah. Namun tahun ini anggota PSG langsung terjun lapangan, yaitu bersosialisasi di lembaga pendidikan dan masyarakat Annuqayah. Bentuknya dengan menempelkan poster-poster dan membagikan kartu ucapan bertema Hari Bumi pada setiap orang yang dijumpai.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu dari tanggal 21-22 April 2012. Hari pertama, Sabtu, 21 April 2012, sekitar pukul 15.30 WIB semua anggota PSG berkumpul melakukan pembuatan poster-poter dan kartu ucapan. Seluruh anggota PSG dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan tim masing-masing, yakni tim sampah plastik, pupuk organik, dan konservasi pangan lokal. Kegiatan ini berlangsung di lingkungan SMA 3 Annuqayah.

Hari kedua, tepat Hari Bumi, pada pukul 5.15 WIB, anggota PSG menuju Bukit Lancaran. Tujuannya adalah TPA Annuqayah. Agenda acaranya adalah refleksi Hari Bumi. Tempat acara refleksi ini diusulkan oleh salah satu anggota senior PSG, Aminatuz Zahroh, kelas XI IPS 1. Selain udaranya sejuk, juga bertujuan supaya anggota PSG, terutama anggota PSG yang baru, dapat bersentuhan langsung dengan sampah.

Mereka didampingi Mus’idah Amien, guru pendamping kegiatan lingkungan di SMA 3 Annuqayah, dan juga kepala SMA 3 Annuqayah, K. M Mushthafa, M.A. Anggota PSG yang ke Bukit Lancaran berjumlah 45 orang.

Tiba di Bukit Lancaran sekitar pukul 5.45 WIB. Semua anggota PSG berdiri membentuk lingkaran di atas tumpukan sampah. Setelah anggota PSG berkumpul , acara refleksi pun dimulai. Refleksi dipimpin oleh K. M Mushthafa yang juga merupakan perintis PSG SMA 3 Annuqayah.

Acara dimulai dengan menyanyikan Mars Lingkungan PSG yang digubah oleh K. Muhammad-Affan, salah seorang guru dan perintis kegiatan lingkungan di Madaris 3 Annuqayah. Acara juga ditutup dengan menyanyikan lagu Mars Lingkungan.

Acara refleksi berlangsung sekitar kurang lebih satu jam. K. M Mushthafa menceritakan sejarah Hari Bumi dan para aktivis lingkungan yang sudah berkeliling dunia dengan tujuan supaya anggota PSG mengetahui kenapa tanggal 22 April disebut Hari Bumi dan kenapa kita harus menjaga lingkungan.

Setelah acara refleksi di TPA Lancaran, anggota PSG melakukan aksi penempelan poster-poster di kompleks dan masyarakat sekitar Annuqayah. Namun sebelum aksi penempelan poster dilakukan, anggota PSG bersosialisasi tentang poster dari masing-masing tim di SMA 3 Annuqayah yang melibatkan siswa Madaris 3 Annuqayah (MI 3 Annuqayah, MTs 3 Annuqayah, dan SMA 3 Annuqayah).

Sekitar pukul 10.00 WIB, Mus’idah Amien meminta perwakilan anggota PSG yang sudah senior, yakni yang duduk di kelas XII, dari setiap tim, yaitu Qurratul Aini, Indah Susanti, Nurul Wahyuni, Fitriyah, dan Mamluatus Sa’adah, untuk menempel poster di lembaga pendidikan dan toko-toko di Annuqayah.

“Dek, numpang foto posternya ya? Buat update status di Facebook,” kata seorang bapak setengah baya tersenyum menghampiri Indah Susanti saat menempel poster di depan Toko Yayasan Annuqayah.

“Peringatan Hari Bumi oleh PSG tahun ini berlangsung lebih seru dibanding tahun-tahun sebelumnya,” demikian komentar salah seorang anggota PSG. Kegiatannya masih dalam semangat yang sama, yakni menumbuhkan kecintaan untuk merawat bumi.

Penempelan poster berakhir sekitar pukul 11.00 WIB.

16 April 2012

Ingin Tahu tentang Tahu

Masluhatun, XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Jum'at (13/04) pagi kemarin, siswa kelas IX IPA-IPS SMA 3 Annuqayah melakukan kunjungan belajar dan riset ke pabrik tahu UDFajar Menyingsing” di Desa Pore, Lenteng. Riset ini dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa tentang proses pembuatan tahu. Juga sebagai pengayaan pembelajaran untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes).

Rombongan siswa kelas XI yang berjumlah 50 orang dengan 3 pendamping disambut hangat oleh keluarga KH Wasik Syaikhol Umam, pemilik pabrik tahu, pada saat tiba di lokasi sekitar jam 8 pagi. Sedangkan Mus'idah Amien, S.Pd.I., guru pelajaran Penjaskes, tidak bisa menemani siswa karena harus menghadiri acara di Sumenep.

Sebagai formalitas, ada susunan acara yang dibawakan seorang MC dadakan dan spontan oleh Anisah, siswa kelas XI IPA karena sebelumnya dari siswa tidak ada yang ditunjuk sebagai MC.

K. Wasik yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pengasuh PP Annuqayah daerah Sabajarin pernah menjadi santri di PPA daerah Sabajarin, yaitu di daerah Al-Furqaan. Beliau menceritakan sedikit tentang masa kecilnya, bagaimana beliau bisa mondok di Al-Furqaan dan sampai mendirikan pabrik tahunya sekarang. Semuanya berlandaskan prinsip beliau: minta restu/ridho orang tua.

Pada sesi presentasi, K. Wasik menjelaskan bagaimana proses pembuatan tahu saja. Sedangkan penjelasan-penjelasan lainnya menyusul pada sesi tanya-jawab.

Dalam penjelasannya, beliau juga menuturkan banyaknya pembuat tahu yang berbuat curang agar tahu bisa tahan lama dengan menggunakan pengawet seperti formalin dan borax. K. Wasik adalah termasuk pembuat tahu yang tidak memakai pengawet apa pun. Bahan penbuat tahunya hanya kedelai (bahan baku), cuka, dan air.

Proses pembuatan tahu ada 3 tahap. Pertama, bahan baku kedelai direndam dalam air selama kurang lebih 1-2 jam, kemudian dicuci bersih, lalu digiling halus dengan dicampur air sampai menjadi seperti adonan tepung. Adonan kedelai direbus sampai memdidih 3 kali rebusan (atau sesuai kebutuhan). Kedua, hasil rebusan adonan kedelai disaring sampai ampas dan santannya benar-benar terpisah. Santan kedelai dicampur dengan cuka khas tahu sampai merata. Kemudian diaduk sampai bisa dibedakan antara cuka dan santan kedelai yang sudah mengkristal/mengendap. Ketiga, cuka dipisahkan/disedot dari santan kedelai yang sudah mengkristal, kemudian dimasukkan ke pres tahu. Dan dibiarkan kira-kira 25-40 menit untuk diiris dan diletakkan ke dalam bak penyimpanan tahu. Dan jadilah tahu yang siap dimasak.

Usah pembuatan tahu yang dirintis sejak tahun 1999 ini pernah mengalami kesulitan-kesulitan. Bahkan saat ini pun harga bahan baku pembuatan tahu (kedelai) mengalami kenaikan.

Walaupun demikian usaha K. Wasik ini memiliki banyak pelanggan di berbagai daerah seperti Saronggi, Dadda', Rubaru, Kalianget, Marengan, Toampar, Guluk-Guluk, Ganding, Payudan Nangger, dan di wilayah kota Sumenep.

Limbah tahu dari pabrik K. Wasik pada musim kering dibuang ke bak khusus (penampungan). Sedangkan pada musim hujan limbah dialirkan ke sungai. Selain itu, ada juga petani yang memanfaatkan limbah tahu sebagai pupuk organik cair di sawah. Dan limbah tahu juga bisa digunakan sebagai pakan ternak.

Menjelang Jum’atan, sekitar pukul setengah 12, rombongan meninggalkan tempat untuk pulang ke Guluk-Guluk.

08 April 2012

PSG SMA 3 Annuqayah Presentasi di Nurul Huda Pekamban

Indah Susanti, XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuqayah setelah enam hari pulang dari Pondok Pesantren Ta’awun, Batang-Batang, selama tiga hari mengisi pelatihan yaitu, dari tanggal 29-31 Maret pekan lalu, baru-baru ini kembali mendapat undangan untuk memberi pelatihan. Tempatnya di Pesantren Nurul Huda, Pekamban Laok, Pragaan. Acara pelatihan ini berlangsung pada hari Jumat (6/ 4) kemarin.

Sementara itu, untuk dua bulan ini, PSG harus bekerja lebih ekstra lagi, karena banyaknya pesanan tas dan undangan dari berbagai lembaga pendidikan. Dua hari setelah pulang dari Batang- Batang, pembina OSIS SMA 3 Annuqayah, Mus’idah Amin, memberi tahu koordinator PSG bahwa ada undangan untuk mengisi pelatihan di Pesantren Nurul Huda Pekamban Laok.

Lembaga ini mengundang semua tim, yaitu tim sampah plastik, tim konservasi pangan lokal, dan tim pupuk organik. Dengan tiga siswa koordinator dari masing-masing tim, yaitu Indah Susanti, Qurratul Aini, Ummamah, dan Anisah yang didampingi guru SMA 3 Annuqayah, Mus’idah Amin, tim PSG SMA 3 Annuqayah berangkat ke Nurul Huda sekitar pukul 07:15 WIB Jum’at kemarin.

Rombongan tim PSG datang agak terlambat karena di pertengahan jalan di depan mobil yang ditumpangi ada kecelakaan antara pengemudi sepeda motor menabrak bus mini.

Tiba di Pesantren Nurul Huda, tim PSG disambut oleh KH Waris Anwar, kepala SMPI, dan Moh. Fadhili, mahasiswa pengabdian Instika, Guluk-Guluk. Setelah beberapa menit istirahat, acara pelatihan pun dimulai.

Acara dibuka dengan sambutan oleh KH Waris Anwar sebagai perwakilan dari satuan kepala lembaga Nurul Huda.

“Kita sebagai makhluk Allah mempunyai dua tanggung jawab. Selain kita diperintahkan belajar ilmu agama sebagai bekal akhirat, kita juga diwajibkan menjaga lingkungan kita. Meski kita hidup di pesantren, kita harus tahu keadaan bumi kita. Saya harap kalian menyimak dengan baik apa yang akan disampaikan oleh siswa SMA 3 Annuqayah ini,” pesan beliau sebelum mengakhiri sambutannya.

Peserta yang hadir kurang lebih 60 siswa, yaitu siswa SMPI dan SMK (putra-putri) Nurul Huda. Sebelum menyampaikan materi, Mus’idah memberi sedikit gambaran tentang PSG. Setelah itu, tim PSG menyampaikan materi secara bergiliran.

Pemaparan dimulai dari sejarah PSG, pemanasan global atau perubahan iklim, dan sekilas tentang tiga tim PSG. Di sela-sela penyampaian materi , tim PSG menyelingi dengan menampilkan foto-foto kegiatan PSG serta koleksi tas PSG.

Acara selanjutnya adalah praktik. Selama praktik, para peserta banyak bertanya sehingga terjadi dialog baik tentang masalah lingkungan maupun teknis pembuatan tas dan pemanfaatan sampah plastik.

Acara yang berlangsung selama setengah hari itu mendapat respons yang baik dari lembaga di Nurul Huda. Acara juga berjalan dengan lancar.