14 Maret 2007

Dari Rasa Kerasa

Biar harapan memecah batu-batuYang lama membisuBegitupun Besi berkarat kembaliSampai bara api melelehkan karatmenjadi bisaTak bisa diobatiWalau ini ilusi harapanMenjadi sebuah kisah nyataMengabarkan pada mereka yang masih tak percayaTentang kisah, yang dulu kubawaBersama celoteh penghibur pagiBahwa disana!Kita pernah mengukir badaiDari arang yang berurangAku tak pernah menyangkaSemua ini akan berulangMengukir badai dari rasa-kerasaYang telah terbuat makna
BAGIKU
Luna…Matamu pedang mengupas waktuSenyum bara mengulap hatiUcapmu duka disetiap hidupkuKau tak pernah tau itu!Parasmu bagiku siksaMenelanjangi waktu mengungkap rasaDari secawan gelisah yang pernahKu teguk di pagi ituLuna…Hanya puisi ini tempatku merundukMeratap sepi, dibalik luka yang makin menjadiDan kaupun tak tau itu
Sulaiman, Telaga biru- Pakamban-SumenepX11 SMA 1 Annuqayah
SUARA HATI
Setangkai daun luruh dipangkuanKuning kecoklatanKuraba sejengkal demi sejengkalSetiap sudut keringnyaRupa daun waru kugenggamMerah jambu akan kurengkuhBukanlah secara utuhBibir tersenyum simpulBenar aku sedang menggengamnyaDalam wujudnya yang berbeda
Alit’s Girlz’ SMA 3 An-nuqayah
RASA YANG PALING
Lelaki yag datangdari kabuthanya sekejap kau menjelmadalam adaaku mencoba mengejardan menggapai bayangmumeski tertatihbiarkan rindu ini mendesakhingga memuncakrindu itu terlalusakit menusuk dengan sepinyaadalah rasa yang merembes setengah kosongGamang, aku maknai cintaLewat sehelaan nafas yangterus memburu mimpi.
ADALAH…
Adalah lautYang menghantarkanku pada asaAdalah gelombangYang menghadirkan rasa paling beriakAdalah hujanYang membekukan senandung rindukuPada hati yang gerimis.
Salah satu anggota komunitas IlalangPPA. Alfurqaan (PI).