28 September 2008

Matangkan Lewat Pondok Ramadan



SUMENEP—Sejumlah sekolah terus memantapkan pemahaman keagamaan anak didiknya. Salah satunya dengan melaksanakan Pondok Ramadan. Seperti yang dilaksanakan jajaran Direktorat Madaris III Annuqayah (MTs III-SMA III) Guluk-Guluk, Sumenep.
Telusuran koran ini, kegiatan tersebut diikuti sekitar 61 orang. Terdiri dari kelas IX MTs dan XII SMA 3 Annuqayah. Dalam pelaksanaannya, sejumlah peserta diklasifikasikan menjadi 10 kelompok (5 kelompok untuk MTs dan 5 kelompok untuk SMA). Acara ini digelar di Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah dengan tempat asrama dikelas IX MTs 3 Annuqayah.
Penanggungjawab kegiatan, KH Moh. Hazim, menegaskan, tujuan dari pelaksanaan Pondok Ramadan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan para siswi dengan menyajikan paket kegiatan secara kondusif.
Di antara serangkaian kegiatan yang disajikan dalam kegiatan tersebut adalah memerkenalkan para siswi tentang dasar-dasar keagamaan dan sistem nilai kepesantrenan. Dia berharap, dengan sajian tersebut bisa memberikan nilai tambah atas pemahaman keagamaan yang didapat anak didik selama ini. “Pemahaman agama akan menjadi fondasi untuk mengarahkan mereka memeroleh cahaya-Nya,” ujarnya.
Sebab, tuturnya, sejauh ini dia melihat generasi muda mulai terjebak dengan hiruk pikuk kemajuan zaman. Bahkan, mereka mulai menganggap semua yang diciptakan oleh kemajuan adalah baik. Padahal, dalam kehidupan dibentuk oleh dua variable yang selalu bersamaan. Yaitu baik dan buruk, demikian seterusnya.
“Kemajuan juga demikian. Ada yang positif dan negatif,” imbuhnya. Sehingga, tantangan itulah yang harus selalu menjadi bahan kajian generasi muda. Supaya, mereka benar-benar mampu menjadi penyelamat bagi kehancuran umat.
Dia juga menegaskan, target dari keaitan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut adalah tertanamnya nilai-nilai agama dengan kuat. Khususnya pemahaman yang terkait dengan kandungan isi ajaran Alquran. Meski, akunya, dalam kegiatan tersebut pengetahuan tentang bidang/materi sekolah tak dilupakan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut rencananya berlangsung secara intensif dalam jangka 15 hari, dimulai 5 September dan berakhir 19 September lalu. (tur/ed/*)

Berita ini dikutip dari Harian Radar Madura, Senin, 22 September 2008, hlm. 40.

10 September 2008

Berpuasa Ramadan di SMA 3 Annuqayah


Mulai tanggal 5 September bertepatan dengan hari Jum’at tanggal 5 Ramadan 1429 H, semua siswa kelas akhir SMA 3 Annuqayah mengikuti program RvM, singkatan dari Ramadan vil Madaris. Program ini yang kedua kalinya dilaksanakan di sekolah ini, karena pertama kali diadakan tahun lalu.
Pertama kali aku tiba di kegiatan RvM ini, aku merasa ga nyaman dan ga kerasan. Yang pertama karena ga berpuasa bersama orang tua, juga sempat kekurangan air, tapi alhamdulillah sekarang air di sini sudah mengalir sebagaimana biasa.
Ternyata berpuasa di sini menyenangkan banget karena bisa buka bersama teman-teman dan juga para guru. Pokoknya enak banget!
Yang membuat aku kerasan di sini adalah karena banyaknya bermacam kegiatan yang dilaksanakan setiap hari, seperti siraman rohani setiap bakda subuh. Pagi hari ada kursus bahasa Arab dengan penekanan pada muhadatsah, yang didampingi oleh Ibu Mus’iedah. Pada hari pertama masuk, aku sempat ditanya dengan bahasa Arab dan alhamdulillah aku bisa menjawabnya dengan baik walau ada rasa gugup sedikit. Ada juga kursus bahasa Inggris yang dibina oleh Ibu Fajariyah. Pelajaran bahasa Inggris ini adalah pelajaran favoritku. Lagian Bu Fajar enak banget di kelas. Katanya dulu memang kuliah jurusan bahasa Inggris. Aku ingin seperti beliau. Ya, kalau ga seperti beliau, yang penting bermanfaat deh buat orang lain dan buat nusa dan bangsa kita di Indonesia ini. Amien. Juga ada kajian kitab yang dibacakan oleh Bapak Syaiful Bahri. Yang dibaca kitab Qami’uttughyan, yang isinya tentang bagaimana cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Setelah itu, pas setelah duhur adalah jam istirahat. Jam 14.30, aku ikut kajian kitab fikih yang juga disajikan oleh Bapak Syaiful Bahri. Di antaranya menerangkan cara bersuci (thoharoh), dan lain-lain. Sambil menunggu azan berkumandang, aku mengaji al-Qur’an. Setelah itu salat maghrib dan isya’, dan langsung dilanjutkan dengan tarawih bersama Nyai Fairuzah, dan setelah selesai tadarus al-Qur’an bersama teman-teman. Setengah jam kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan kajian tematik. Setiap kelompok kebagian waktu untuk presentasi dari tema dan bahan yang telah ditentukan. Jam 22.00 semua kegiatan berakhir, dan peserta kegiatan ini bisa beristirahat. Menjelang sahur, kami salat malam dulu.
19 September besok adalah hari terakhir RvM. Rasanya aku sudah tak sabar untuk malam terakhir yang akan ada acara khusus ini. Setelah itu aku pulang ke rumah. Semoga dengan adanya program ini wawasanku dapat bertambah lebih banyak dan lebih baik daripada sebelumnya. Juga bertambah iman dan ketakwaan kepada Allah swt.
Udah dulu ya ceritaku. Semoga setelah bulan suci ini kita bisa kembali suci (bahasa Arabnya: ‘iedul-fithri). Setelah lebaran nanti, kami akan kembali ke sekolah.

Fatimah, siswi XII IPS SMA 3 Annuqayah.

***

Bulan Ramadan sekarang berbeda dengan tahun yang sebelumnya, karena sekarang saya berpuasa di sekolah (pondok) sedangkan tahun yang lalu saya berpuasa di rumah. Di sekolah, sudah dua tahun ini menadakan kegiatan pondok Ramadan, yang nama populernya: RvM (Ramadan vil Madaris). RvM ini khusus untuk kelas akhir, yakni kelas tiga SMA dan kelas tiga MTs.
Pada hari pertama RvM, saya tidak kerasan karena biasanya berbuka dan sahur bersama orang tua. Tapi alhamdulillah saya sekarang sudah kerasan karena di RvM ada bermacam-macam kegiatan yang saya belum ketahui sebelumnya. Selain itu, saya bisa berbagi suka dan duka bersama teman-teman. Di RvM ini saya mendapatkan banyak ilmu agama. Di antara yang sudah dibahas adalah tentang tujuan puasa atau hikmah puasa. Selain itu, RvM juga melatih saya untuk disiplin, berbagi, saling menghargai, dan juga lebih akrab dengan teman-teman.

Thoyyibah, siswi XII IPA SMA 3 Annuqayah.

***

Indahnya ikut kegiatan RvM (Ramadan vil Madaris) di SMA 3 dapat saya rasakan karena di situ saya dapat meningkatkan solidaritas sesama teman. Meskipun kegiatannya padat, tapi itu tidak mengalahkan semangat kami para peserta RvM. Kegiatan RvM ini sudah dua kali diadakan di Madaris 3 Annuqayah. Pesertanya adalah siswa kelas akhir di SMA, dan mulai tahun ini juga MTs.
Banyak sekali yang saya dapatkan dari kegiatan ini. Di antaranya, saya dapat lebih memahami tentang puasa, menyangkut hikmah, tujuan, dan sebagainya.
Kegiatan RvM ini dimulai pada 5 September yang lalu, dan akan ditutup pada 19 September nanti. Awalnya saya ga kerasan, karena saya masih belum bisa menyesuaikan diri. Tapi tak lama kemudian saya bisa menyesuaikan diri juga. Selain menambah wawasan, dengan kegiatan ini saya juga bisa punya pengalaman berpuasa di sekolah (pondok). Saya berharap semoga dengan ikut kegiatan ini saya bisa mengetahui lebih mendalam tentang ilmu-ilmu agama, dan semoga saya dan teman-teman yang lain juga mendapatkan barokah dan ilmu yang bermanfaat. Selain itu semoga ilmu yang didapatkan selama ini dapat diamalkan dengan tulus (ikhlas). Saya pernah mendengar dari guru saya bahwa orang yang bodoh akan celaka kecuali orang yang berilmu. Dan orang yang berilmu itu juga akan celaka jika ilmunya tidak diamalkan. Demikian juga, orang yang mengamalkan ilmunya itu akan celaka kecuali orang yang ikhlas.

Syarifatul Laili, siswi XII IPA SMA 3 Annuqayah.

08 September 2008

Kenalkan, Namaku Apa

Cerpen Ummul Corn

Anak yang selalu meneteskan air mata di bawah jembatan ituk, adalah aku. Aku ingin bertemu ayah. Aku ingin mereasakan kasih sayang dari seorang ayah. mungkin aku tidak akan mengalirkan linangan air mata jika aku bersama ayah.
dulu ketika aku berumur empat tahun, ayah dan ibuku bertengkar, kemudian bercerai. itu adalah cerita ibuku yang disampaikan melalui omelannya setiap hari. Ya, walaupun aku mempunyai seorang ibu, tapi rasanya aku yatim piatu.
Ibu kandungku sendiri tidak menyukaiku. Ia selalu mencaci-maki aku. Tapi sahabatku yang selalu mengatakan agar memaklumi ibu, karena dia bilang ibu itu terlalu membenci ayah, sehingga melampiaskan dendamnya padaku. Suatu waktu ibu mengomeliku ketika tepat sahabatku datang ke rumahku.
Hatiku beku, tanpa berkata lagi aku menghampiri Sisi sahabatku yang sedari tadi hanya menyaksikan drama penghinaan yang aku terima. Air mata itu mengalir dari lubuk hatiku yang kemudian tumpah membanjuri halaman rumahku.
Sisi, sahabatku itu memelukku dan ikut menangis. Dalam tangisku aku berkata pelan, pelan sekali sambil tersedu. Aku berani berkata karena ibu telah masuk ke dalam rumah.
Hhh... aku menjadi lega dan bersemangat lagi untuk bersekolah. Memang Sisi adalah sahabat terbaikku. Mulai dari aku kelas TK sampai kelas 3 SMP dia selalu satu kelas denganku. Jika ada tugas kelompok yang kebetulan aku tidak sekelompok dengan Meme, maka kita akan protes pada Bapak guru dan akhirnya Pak guru mengalah. Setiap pagi Sisi selalu menjemputku untuk berangkat sekolah bersama.
Hal itu memang sudah biasa akibat rumah Meme hanya terbatas tiga rumah dan dua ladang dengan rumahku. Sementara aku bersiap-siap Meme menungguku di ruang tamu yang tak begitu mewah itu. Rumah ayah tiriku tidak terlalu miskin dan tidak pula kaya. Sederhana, itulah kata yang pas untuk rumah yang kutumpungi sekarang.
Kami berdua berangkat menggunakan sepeda masing-masing. Tentunya dengan memanggil salah pada kedua orang tuaku. Aku sempat riang, walaupun terbesit luka yang dalam.
Sudah satu minggu aku kabur dari rumah. Tanpa memberi kabar pada Sisi. Aku kabur dari rumah karena aku punya alasan. Ibuu telah benar-benar kelewatan. Ia tidak memberiku makan, menyuruhku mencari ayahku dan perintah terakhirnya adalah makan ke rumah ayah. Aku bingung harus ke mana. Mau mencari ayah aku tidak tahu wajah ayahku seperti apa. Mau menuju rumahnya, apalagi.
Aku mengambil keputusan untuk kembali ke sekolah. Hal yang sangat aku takutkan adalah jika Sisi mencariku ke mana-mana. Aku takut terjadi hal yang tidak-tidak yang mungkin akan menimpa sahabatku itu. Aku melangkah menuju gerbang sekolah. Mataku jelalatan mencari sosok sahabat yang sangat aku rindukan itu. Aku terus mencari dan akhirnya aku melihatnya sedang duduk murung di depan kantor yang menghadap sinar matahari pagi, tepatnya di bawah pohon karet. Cepat-cepat kuhampirinya. Ketika dia sadar kalau aku sudah datang, dia bangkit melemparkan tas dan terisak di pundakku.
Ketika kami saling berpelukan dan saling terisak, aku melihat seorang guru mengintip di balik jendela dan tersenyum ke arah kami. Sepertinya dia meneteskan air mata karena haru.
Sehari setelah keberangkatan Sisi ke pondok, aku sendiri. Seperti orang bingung yang tak menemukan tempat tinggal tetap. Tuhan berilah hamba kekuatan menghadapi cobaan ini.
Perempuan misterius itu memberitahuku bahwa telah lama ayah mencariku ke mana-mana. Dia mengajakku pulang ke rumah ayah, dan bahkan mengajakku tinggal bersamanya.
Kau tahu apa yang terjadi ketika aku mendengar berita ini? Hatiku meledak serasa meletuskan kembang api surga. Entahlah aku masih agak ragu, tentang anak yang dicari perempuan itu.

Madura, 2008

Ummul Corn, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep. Tulisan ini dimuat di Radar Madura, 7 September 2008.