28 Desember 2011

Kelas XII Belajar Adobe Photoshop dan CorelDraw

Ruka'iya, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Untuk pertama kalinya guru pengajar Seni Budaya yang kini sedang mengajar siswi kelas XII baik IPA maupun IPS  di SMA 3 Annuqayah mengadakan suatu proses pembelajaran yang begitu menyenangkan. Dalam metode pembelajarannya kali ini, beliau mengundang seseorang yang cukup berpengalaman dalam bidang seni, khususnya dalam bidang mengolah gambar dengan menggunakan komputer.

Kali ini guru pengajar seni budaya yang bernama M. Mushthafa, S.Fil., M.A membuat sensasi baru dalam metode pembelajaran yang digunakan terhadap murid-muridnya. Seperti yang telah kita ketahui, mayoritas para guru apabila sedang mengajar pasti terpaku pada buku yang akan dipelajari. Namun beliau tidak. Karena selain terpaku pada buku juga berisi wawasan-wawasan umum yang tidak membuat anak-anak itu gaptek.

Kegiatan belajar mengolah gambar dengan komputer (yakni dengan program  Adobe Photoshop dan CorelDraw) ini berlangsung selama dua kali tatap muka dengan penyaji yang berbeda, yakni pada hari Sabtu dan Ahad, 24-25 Desember. Penyaji yang diundang sebagai pemberi materi pada pertemuan pertama yakni, K. Muhammad Affan, S.Ap. Beliau memaparkan tentang Adobe Photoshop. Tempatnya di Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

Dalam pemaparannya beliau menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu Photoshop  agar siswa bisa punya gambaran awal. Pada saat dimulai  beliau langsung menjelaskan di hadapan para siswa dengan menggunakan LCD proyektor sehingga dapat memudahkan penjelasannya.

Photoshop adalah program visual (gambar) dan dapat mengasah otak kanan (imajinasi, emosional).  Pada kesempatan kali ini siswa belajar dan praktik langsung dengan tiga pembahasan yaitu memasang efek pada gambar dan teks, menggambar sederhana, dan memoles gambar (edit gambar).

Setelah pembahasan selesai, para siswa dapat menikmati langsung bagaimana caranya menggunakan Photoshop seperti yang telah dipaparkan penyaji. Media pembelajaran yang digunakan untuk praktik ialah komputer. Ada dua komputer dan dua laptop. Sehingga siswa dibagi menjadi empat kelompok. Siswa yang hadir bukan hanya siswa kelas XII saja melainkan dari kelas X dan XI juga ikut hadir sebagai undangan yang memang diminta sendiri oleh guru pengajar Seni Budaya.

“Para siswa begitu senang dengan dilaksanakannya acara ini karena merasa menemukan sesuatu yang baru dan tidak mudah bosan dengan suasana pendidikan yang menggunakan cara seperti itu-itu saja. Seperti halnya duduk di bangku sekolah dan harus mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya media lain yang dapat menarik minat siswa agar supaya senang dengan materi yang diterangkan. Tentunya juga bermanfaat bagi siswa,” tutur Wiwin Wahyuni, siswi kelas XII IPA.

Selain itu, dari asyiknya praktik, siswa lupa waktu jam pulang. Kebetulan ketika acara ini berlangsung, hari-hari sekolah tak seperti biasanya dan pelajaran belum aktif dikarenakan SMA 3 Annuqayah baru selesai mengadakan ujian semester ganjil dan saat itu masih diadakan remedi untuk siswa yang nilainya di bawah rata-rata.

Pada hari berikutnya, yakni hari Ahad, materinya tentang CorelDraw yang dipaparkan oleh Badrus Shaleh. Beliau sangat berpengalaman dalam hal itu. Ia banyak berkarya dengan CorelDraw.

Ketika memaparkan beliau mengatakan bahwa hidupnya dibiayai dari CorelDraw. Dia juga termasuk perintis CorelDraw di Annuqayah. Spontan siswa tercengang dan mengucapakan “wow…” serempak. Hal itu tambah membuat siswa bergairah untuk terus menyimak penjelasannya dan tak mau ketinggalan.

Pembahasan sesi CorelDraw membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan materi hari pertama. Pelajaran CorelDraw di hari itu ada lima pembahasan  tapi karena waktunya tidak cukup sehingga berkurang satu menjadi empat yakni, membuat sampul majalah , membuat logo, membuat poster, dan membuat file JPG/BMP.

Dari hari pertama dan hari kedua, pada saat siswa sedang praktik, para penyaji masih membimbing dan mendampingi termasuk juga guru pengajar Seni Budaya, M. Mushthafa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih memahami secara langsung materi yang sudah diberikan.

Seusai acara, pengajar Seni Budaya mengharapkan agar ada tindak lanjut dari diadakannya acara ini, yakni dengan membentuk kelompok yang mendalami Photoshop dan CorelDraw, karena di Annuqayah putri belum ada kelompok yang secara mendalam dapat menggunakan Adobe Photoshop dan CorelDraw.

27 Desember 2011

Geliat Dakwah Islam di Norwegia

Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Sehari setelah ujian semester gasal di SMA 3 Annuqayah usai, kegiatan seri diskusi video conference lintas-benua, kembali hadir di SMA 3 Annuqayah bertempat di laboratorium IPA. Acaranya tepatnya dilaksanakan pada hari Sabtu (24/12) siang.

Seri diskusi yang kelima kali ini mengangkat tema “Geliat Dakwah Islam di Eropa” bersama Abdillah Suyuthi, seorang mahasiswa S3 jurusan Teknologi Kelautan di NTNU, Trondheim, Norwegia.

Pria yang sudah lebih lima tahun belajar di kota Trondheim, Norwegia, ini menyampaikan materinya dengan berbagi pengalamannya selama berapa di Eropa. Suyuthi menyampaikan beberapa hal tentang masyarakat Norwegia maupun masyarakat Eropa pada umumnya.

Berhubungan dengan tema dakwah Islam di Eropa, Suyuthi mengatakan bahwa dia menjadi imam shalat di masjid di Trondheim. Dia juga bercerita bahwa saat ini masjid di kota itu bertambah satu lagi.

“Tidak mudah menemukan tempat untuk digunakan sebagai masjid. Tempat yang baru ini adalah bekas diskotik,” tuturnya.

Suyuthi juga bercerita bahwa ia pernah menikahkan seorang pasangan yang mempelai prianya beragama non-Islam. Sebelum akad nikah, mempelai pria terlebih dahulu masuk Islam (membaca syahadat), baru setelah itu keduanya dinikahkan.

Acara diskusi ini berlangsung selama sekitar 2 jam. Pesertanya murid SMA 3 Annuqayah, utusan dari beberapa sekolah di Annuqayah, termasuk juga mahasiswa. Ada dua peserta putra dari pengurus pesantren.

Masalah yang muncul pada diskusi kali ini berupa turunnya hujan sebelum acara yang mestinya dimulai jam 13.30 WIB. Sehingga diskusi dimulai pada jam 14.10 WIB, setengah jam lebih lambat dari jam yang sudah ditentukan. Masalah lain adalah koneksi internet yang sedikit bermasalah sehingga menyebabkan suara Abdillah Suyuthi kadang terputus-putus. Namun poin-poin penting dari apa yang dikemukakan Suyuthi dapat dipahami dengan cukup baik oleh peserta. Ini terbukti dari banyaknya pertanyaan peserta saat sesi tanya-jawab.

Akhirnya, sebelum acara ini ditutup, peserta member aplaus untuk Abdillah Suyuthi yang telah menjadi penyaji di seri diskusi video conference lintas benua ini.

16 Desember 2011

Shalat Gerhana di SMA 3 Annuqayah

Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—OSIS SMA 3 Annuqayah Sabtu malam (10/12) yang lalu mengadakan shalat gerhana bersama. Menurut perhitungan Lajnah Falakiyah Annuqayah sebagaimana tercantum di kalender Annuqayah 2011, pada malam itu memang akan terjadi gerhana bulan total yang dapat dilihat dari Asia (termasuk Indonesia), Australia, dan Afrika (kecuali bagian barat). Karena itu, OSIS SMA 3 Annuqayah telah menyiapkan acara ini satu bulan sebelumnya. Shalat gerhana dilakukan bersama di mushalla putri Al-Furqaan.

Pada acara ini, panitia turut mengundang beberapa sekolah mitra, seperti MA Annajah I (Karduluk), SMA Al-Muqri (Prenduan), MA Raudlah Najiyah (Ganding), SMA Baitur Rahmah (Ganding),  pimpinan lembaga pendidikan di Annuqayah, pengurus daerah Annuqayah, ketua PCNU, MWCNU Guluk-Guluk, PKK, PAC Muslimat NU, kepala desa Guluk-Guluk, camat Guluk-Guluk, Sekcam Guluk-Guluk, guru Madaris 3 Annuqayah, BEM Instika, DPM Instika, LPM Instika, Racana Siti Khadijah, pengasuh di daerah Madaris 3 Annuqayah, dan masyarakat di sekitar Sabajarin.

Dalam sambutan kepala sekolah, beliau menyampaikan latar belakang kegiatan ini yang memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Beliau menegaskan bahwa gerhana bulan dalam acara ini akan dikaitkan dengan agama, ilmu pengetahuan (sains), dan seni.

Sebelum shalat gerhana (khusuf) dilaksanakan, K.H. Bushiri Ali Mufi selaku imam terlebih dahulu menjelaskan bahwa rukuk pada shalat khusuf harus lebih lama dari biasanya. Juga bahwa dalam satu rakaat ada dua ruku’. Sebelumnya, para undangan telah diberi lembaran informasi yang dibagikan oleh panitia yang memuat keterangan tentang shalat khusuf.

Shalat khusuf ini saja berlangsung selama 20 menit dengan sedikit masalah yang tidak berarti. Setelah salam dan dzikir, K.H. Bushiri Ali Mufi menyampaikan khotbah.

Saat sebagian besar yang hadir malam itu melaksanakan shalat khusuf berjamaah, baik putra atau putri, sebagian kecil siswi Madaris 3 Annuqayah dan undangan putri yang berhalangan shalat mengisi waktu dengan meneropong bulan ditemani beberapa panitia yang juga berhalangan. Sayangnya bulan saat itu tidak terlihat jelas karena terhalang  mendung. Setelah jamaah yang shalat selesai, mereka kembali ke tempat acara.

Mendekati jam sebelas malam, film Cosmic Voyage diputar setelah sebelumnya dibacakan beberapa puisi dari buku kumpulan puisi Permaisuri Malamku, karya M. Faizi yang dibawakan oleh tiga siswi SMA 3 Annuqayah.

Setelah film selesai diputar, undangan dan siswi masih berkesempatan melihat gerhana bulan yang tinggal separuh, menggunakan teropong bulan.

Di saat semuanya menyaksikan gerhana bulan yang hampir berakhir, ada dua siswi lagi yang membacakan puisi yang sama dengan sebelumnya.

Acara berakhir menjelang tengah malam.

“Saya sangat terkesan sekali dengan pelaksanaan acara gerhana ini. Saya juga bersyukur sekali karena dapat melaksanakan shalat gerhana berjamaah. Sejak dulu saya tak pernah melaksanakan shalat gerhana. Baru kali ini saya melaksanakannya,” kata Siti Ruqayyah, salah seorang masyarakat Sabajarin saat diwawancarai di kediamannya.

12 Desember 2011

PSG Mengisi Pelatihan Lingkungan di Al-Falah Lenteng

Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Tim sampah plastik Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuayah kembali mendapat undangan untuk memberi pelatihan di sebuah pondok pesantren, yaitu di Pondok Pesantren Al-Falah, Lenteng Barat, pada hari Jum’at (02/12) pekan lalu.

Awalnya, Wardi, salah satu alumni PP Al-Falah yang berteman dengan salah satu anggota PSG, yaitu Yuliatin, meminta kepada Yuliatin dan tim sampah plastik PSG untuk memberi pelatihan di PP Al- Falah. Setelah dirundingkan dan disetujui oleh anggota tim dan pembina, akhirnya berangkatlah tim sampah plastik yang beranggotakan Indah Susanti, Qurratul Aini, Yuliatin, Ummamah, dan didampingi guru SMA 3 Annuqayah, Mus’idah Amin, S.Pd.

Peserta yang hadir adalah siswa dari kelas IV Madrasah Ibtidaiyah sampai XI Madrasah Aliyah (putra-putri). Materi yang disampaikan tidak banyak karena peserta lebih berantusias untuk langsung praktik membuat kerajinan dari sampah plastik.

Saat penyampaian materi hanya ada satu orang yang bertanya, yaitu ketua OSIS MA. Sementara peserta yang lain lebih tertarik pada praktiknya. Selama praktik, tim PSG mengambil kesempatan untuk memberikan materi secara tidak langsung, dengan berdiskusi ataupun tanya-jawab.

“Saya prihatin melihat wawasan mereka tentang lingkungan yang sangat minim. Dan di sana tidak ada satu pun tempat sampah yang terihat,” kata Indah Susanti, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah.

Acara yang berlangsung selama setengah hari itu mendapat penerimaan yang baik dari pihak PP Al-Falah sehingga acara berjalan lancar.

OSIS SMA 3 Annuqayah Meriahkan Malam Gerhana Bulan

Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

OSIS SMA 3 Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep menyelenggarakan acara Gerhana Bulan, Sabtu (10/12) malam. Mata acaranya: shalat gerhana, pembacaan puisi-puisi M Faizi dari antologi Permaisuri Malamku, pemutaran film dokumenter pendek tentang astronomi Cosmic Voyage, dan teropong bulan.

Acara yang cukup meriah tersebut ditempatkan di depan halamanPerpustakaan Madaris III Annuqayah. Pada kesempatan itu, hadir ratusan siswi, guru, ketua PC NU Sumenep H Pandji Taufiq, danmasyarakat sekitar pesantren.

Dalam sambutannya, kepala SMA 3 Annuqayah, M Mushthafa, menyatakan bahwa acara tersebut berpangkal pada idenya. Selanjutnya, dia menginstruksikan kepada pengurus OSIS untuk melaksanakannya.

“Sebenarnya, ide acara ini sudah menggelayuti pikiran saya setahun yang lalu. Ketika itu sedang berlangsung gerhana bulan. Saya memotretnya di bukit Lancaran sebelah tenggara Annuqayah. Sayangnya, saya tidak shalat,” ujar M Mushthafa.

Dari kesadaran itu, timbul keinginan kuat dari M Mushthafa untuk menggelar acara yang salah satunya berisikan shalat khusufi al-qamari (shalat gerhana bulan) secara berjamaah.

“Bulan Juni kemarin juga ada gerhana bulan. Terjadi pada tengah malam, sehingga tak memungkinkan untuk menggelar acara seperti ini,” tambahnya.

Tiga Sudut Pandang

“Melalui acara ini, saya mengajak semua hadirin untuk memaknai gerhana bulan dari bermacam sudut pandang: agama, seni, dan ilmu (sains),” ujar M Mushthafa.

Dari sudut pandang agama, lanjut kiai muda yang juga dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah itu, akan dijelaskan tata cara pelaksanaannya secara singkat oleh salah satu pengasuh Annuqayah, KH Bushiri Ali Mufi.

Selain itu, M Mushthafa juga mengutip hadis Nabi berkenaan dengan gerhana bulan: “Matahari dan bulan itu adalah ayat dariayat-ayat Allah. Keduanya tidak gerhana karena kematian orang. Dari itu, kalau kalian melihat gerhana maka shalatlah.”

Dari sabda tersebut, tegas M Mushthafa, tersirat pelajaran agar umat Islam tidak berpikir takhayul yang nantinya dapat memudarkan warna keimanan.

Dari sudut pandang seni, gerhana bulan tersebut akan diserapi dengan pembacaan puisi Permaisuri Malamku karya pengasuh muda Annuqayah, M Faizi.

Karya tersebut memiliki dua keistimewaan. Pertama, di dalamnya secara khusus bercerita tentang peristiwa-peristiwa langit dan kejadian di malam hari. Kedua, karya tersebut telah mengantarkan M Faizi diundang baca puisi di Berlin, Jerman. Karena dibacakan di Jerman, di dalamnya ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. 

"Bertafakkurlah dengan cara Anda sendiri,” kata M Faizi ketika memberikan sambutan.

Direktur Madaris III Annuqayah tersebut berbagi pengalaman bahwa buku Permaisuri Malamku itu berlandaskan pada hasil perenungannya yang mendalam. Selain itu, juga berangkat dari upaya menemukan perbedaan dalam berkarya.

Adapun dari sudut pandang ilmu (sains), gerhana bulan tersebut akan diteropong secara cermat.

“Di sini sudah tersedia 2 alat teropong dan kita akan memanfaatkannya untuk menyaksikan keagungan Allah,” katanya.

Tidak hanya itu, di dalam acara yang dimulai sehabis Isya’ itu juga digelar pemutaran film Cosmic Voyage (Jelajah Kosmis). Film ini memberikan gambaran tentang kondisi awal mula kehidupan, alam semesta, pemuan teleskop dan mikroskop, galaksi bima sakti, dan atraksi bintang gemintang yang tentu membuat mata malas untuk berkedip.

Pioner Pelajar NU

Oleh panitia, ketua PC NU Sumenep H Pandji Taufiq juga diberi waktu sambutan oleh panitia. Pak Pandji, panggilan akrabnya, merendahkan hati dalam sambutannya.

“Saya tetap santri yang kebetulan diberi tugas mengabdi di NU,” katanya.

Mengutip pernyataan KH M.A. Sahal Mahfudz, Pak Pandji menyatakan bahwa pesantren dengan NU tak ada perbedaan.

“NU adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil,” katanya lugas.

Lebih lanjut, Pak Pandji mengutarakan harapannya agar para siswi SMA 3 Annuqayah mampu menjadi pioner beridirinya pelajar NU di Annuqayah.

“Kami sangat berharap agar SMA 3 Annuqayah menjadi pioner untuk mengembangkan organisasi pelajar NU. Dalam hal ini ialah IPNU dan atau IPPNU,” tandasnya.

Seusai acara, sebagian besar peserta dan undangan tidak langsung pulang. Mereka masih menikmati indahnya malam gerhana bulan melalui alat-alat yang sudah disediakan oleh panitia.

 Berita ini dikutip dari blog Pondok Pesantren Annuqayah.

05 Desember 2011

Komputer Juga Bisa Terkena Disleksia


Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Hari  Jum’at (02/12) kemarin, seri diskusi video conference lintas-benua kembali hadir di SMA 3 Annuqayah. Kali ini bersama narasumber Harwintha Yuhria Anjarningsih, yang saat ini sedang menempuh S3 di University of Groningen, Belanda. Acara ini bertempat di laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah dan dimulai pada pukul 14.00 WIB.

Tema yang diangkat adalah “Disleksia pada Anak-Anak”. Disleksia sendiri terdapat dua macam, yaitu developmental dyslexia (bawaan sejak lahir dan keturunan) dan acquired dyslekxia (karena faktor lain).

Pengertian disleksia menurut Harwintha adalah ketika seorang anak kesulitan dalam membaca dan tentunya akan sulit dalam menulis. Disleksia bukan karena seorang anak memiliki IQ rendah. Tapi karena ada latar belakang psikologis yang kurang baik.

Disleksia memiliki ciri-ciri, yaitu membaca terbata-bata, membaca pelan sekali , dan tertinggal dari anak sebayanya. Anak yang punya masalah disleksia kadang memiliki kelebihan, seperti Albert Einsten.

Acara ini semula dimoderatori oleh M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah, tapi di  pertengahan acara beliau harus digantikan oleh guru yang lain karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggal.

Secara teknis, pelaksanaan seri diskusi lintas-benua yang keempat ini memiliki kekurangan. Di antaranya, peserta tidak segera datang dan suara narasumber yang terdengar tercekat-cekat kurang jelas. Yang terakhir ini mungkin karena jaringan internet di sekolah yang sedang bermasalah. Berbagai usaha sudah dicoba tapi tetap saja suara yang terdengar kadang terputus-putus. Terpaksa peserta mendengar suara Harwintha dengan kurang jelas. Tetapi peserta tetap berusaha untuk memahami apa yang disampaikan oleh Harwintha.

Antusiasme yang ditunjukkan peserta cukup baik. Beberapa pertanyaan muncul disela-sela presentasi Harwintha dan di akhir prestasi yang dijawab dengan baik. Walaupun dengan suara yang terputus-putus.

Tentang hal ini, ada siswa yang berkomentar lucu. “Ternyata komputer juga bisa terkena disleksia,” katanya. Peserta yang lain berkomentar bahwa tema ini sangat cocok untuk guru-guru di tingkat sekolah dasar. “Alangkah baiknya jika acara ini diadakan kembali khusus untuk guru-guru Madrasah Ibtidaiyah di sekitar sini,” kata Mus’idah Amin, guru di SMA 3 Annuqayah yang memoderatori diskusi ini.

Diskusi yang diikuti oleh sekitar 25 orang ini berlangsung tidak lebih dari dua jam. Kemudian ditutup oleh Mus’idah Amin dengan singkat menjelang pukul 16.00 WIB.

20 November 2011

Diskusi Lintas-Benua Seri Ketiga: Seru Tapi Nyaris Kacau


Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—OSIS SMA 3 Annuqayah kembali mengadakan seri diskusi video conference lintas-benua. Untuk seri yang ketiga ini, dilaksanakan pada hari Jum’at pagi (18/11) kemarin, bertempat di MRC (Madrasah Resource Center) Madaris 3 Annuqayah. Penyajinya adalah seorang difabel bernama Slamet Thohari. Tema yang diangkat adalah “Kesempatan yang Sama untuk Kaum Berbeda.”

Slamet Thohari, pria kelahiran Kudus ini, bercerita tentang kehidupannya sebagai seorang difabel. Dia bersekolah di sebuah MI (Madrasah Ibtida’iyah) dan SMP di Kudus, namun tidak melanjutkan ke SMA karena kekurangan biaya. Dia sebenarnya lulus di SMA 1 Kudus, tapi karena tak punya biaya kemudian masuk ke pesantren di antaranya di Rembang. Slamet kemudian berhasil melanjutkan kuliah ke UGM Yogyakarta jurusan filsafat dan bulan lalu baru saja menyelesaikan studi S2 di University of Hawaii at Manoa, Amerika Serikat.

Sebagai seorang difabel, Slamet Thohari banyak bercerita tentang halangan yang menghambat dirinya untuk berjuang memperoleh pendidikan, seperti fasilitas publik yang kurang mendukung dan pandangan-pandangan masyarakat di sekitarnya. Slamet banyak mengisahkan pengalaman pribadinya mengenai hal ini.

Sekitar dua puluh menit Slamet Thohari menyampaikan pengalamannya sebagai seorang difabel dalam pengantar diskusi ini. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan berbincang-bincang. Walaupun peserta yang hadir tak sampai 30 orang, namun antusiasme mereka mengikuti diskusi ini sangat positif. Ini karena cara penyampaian narasumber yang ringan dan format diskusi yang dikemas dalam bentuk tanya-jawab secara langsung, ditambah lagi dengan cerita-cerita pengalaman narasumber sendiri.

Semua tanggapan dan pertanyaan diterima dan dijawab langsung dengan baik oleh Slamet Thohari. Di antara jawaban yang diuraikan, dia juga membandingkan kesempatan yang dimiliki oleh kaum difabel di Indonesia dengan kaum difabel di luar negeri. Atau fasilitas-fasilitas yang dikhususkan untuk kaun difabel, seperti pendidikan, transportasi, dll.

Dia juga bercerita tentang masih sedikitnya sekolah inklusif di Indonesia, yakni sekolah yang tak membedakan antara kaum difabel dan orang biasa. Slamet juga menyinggung soal SLB (Sekolah Luar Biasa) yang dikhususkan untuk kaum difabel. Sebenarnya kaum difabel banyak yang menggugat karena di SLB pelajarannya berbeda dan hanya terbatas sekali.

Diskusi kali ini berjalan bukan tanpa kendala. Di antara kendala yang dihadapi: perubahan tempat yang tiba-tiba (awalnya di lab IPA kemudian di pindah ke MRC) karena gangguan suara mesin cor, kabel untuk koneksi internet putus, peserta diskusi datangnya terlambat, dan yang paling mengkhawatirkan adalah narasumber tak kunjung online karena masih ada kendala di Hawaii.

Selama menunggu narasumber online, para peserta mengisi waktu dengan memutar beberapa video tentang kaum difabel dan sedikit berbincang-bincang tentang difabel dari tulisan Slamet Thohari di halaman Facebook-nya.

Semua penantian itu terbayarkan setelah Slamet Thohari berbagi cerita, pengalaman dan ilmu secara online selama 2 jam 10 menit, dimulai pukul 10.10 WIB. Acara ini ditutup pada pukul 12.20 WIB, dan setelah itu panitia rujak bersama di Lab IPA SMA 3 Annuqayah.

31 Oktober 2011

Keliling Indonesia Melalui Buku dan Film


Masluhatun & Ruka'iya, siswa kelas XI IPS 1 dan XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Kamis malam kemarin (27/10), OSIS SMA 3 Annuqayah menggelar kegiatan peringatan Sumpah Pemuda dengan mengadakan acara pembacaan fragmen dan pemutaran film dokumenter Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara karya Ahmad Yunus (Serambi, Juli 2011). Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperkuat rasa persatuan dan memupuk semangat pemuda sebagai generasi bangsa.

Acara ini berlangsung pada malam hari di halaman Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah. Sebelum acara dimulai, siswi dan undangan yang hadir lebih dulu disuguhi hiburan berupa foto-foto pemandangan dan video-video lucu tapi bermakna.

Dalam acara ini, OSIS mengundang beberapa perwakilan dari lembaga-lembaga mitra di tiga kecamatan, yaitu Guluk-guluk, Ganding, dan Pragaan, meliputi kepala sekolah, Pembina OSIS, pengurus OSIS, pengurus daerah pondok pesantren di lingkungan Annuqayah, pengasuh pondok daerah sabajarin, guru-guru di Madaris 3 Annuqayah, masyarakat sekitar dan Camat Guluk-Guluk. Namun tidak semua undangan hadir. Begitu juga dengan Camat Guluk-Guluk, dikarenakan ada kepentingan lain di Sumenep, sehingga pada saat menyampaikan sambutan diwakilkan oleh Minhaji, S.E.

Dalam sambutannya Camat yang dibacakan tersebut, Pak Camat memberikan dukungan kepada OSIS SMA 3 Annuqayah atas dilaksanakannya acara ini.

"Dalam memperingati hari Sumpah Pemuda ini, acara pemutaran film dokumenter ini sangat menarik. Buku yang dibacakan fragmennya dan film dokumenter ini penuh nilai-nilai kebangsaan sehingga menghidupkan rasa kebangsaan kita. Film ini bercerita tentang perjalanan dua orang wartawan yang menunjukkan rasa cintanya terhadap Indonesia dengan cara keliling Indonesia," tutur kepala SMA 3 Annuqayah dalam sambutannya. "Masa depan suatu negara terletak pada generasi mudanya yang bertanggung jawab, berpengetahuan, dan pandai bersikap dan bergaul dengan baik," lanjutnya.

Penutupan acara pembukaan ditutup dengan pembacaan surat Al-Kautsar bersama. Selanjutnya acara pemotongan tumpeng oleh kepala SMA 3 Annuqayah yang kemudian diserahkan kepada Ny. Wardah Mahfud, salah satu pengasuh pondok di daerah Sabajarin.

Setelah itu masuk pada acara inti, yaitu pembacaan fragmen oleh Anisah, siswa kelas XI IPA SMA 3 Annuqayah, dan pemutaran film dokumenter Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara.

Acara ini juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Madaris 3 Annuqayah dengan menyanyikan beberapa lagu, di antaranya mars Madaris 3 Annuqayah, hymne Madaris 3 Annuqayah, hymne Annuqayah, dan lagu-lagu kebangsaan.

Film ini menceritakan perjalanan Farid Gaban dan Ahmad Yunus, keduanya wartawan, berkeliling Indonesia selama satu tahun. Film ini berdurasi sekitar 45 menit.

Namun di balik kesuksesan acara ini terdapat kendala yang cukup serius, yaitu pada sore sebelumnya panitia kebingungan karena tidak mendapatkan banner yang tepat sebagai layar LCD proyektor. Banner yang biasa digunakan tak ada di tempat yang semestinya. Baru pada jam 17.00 WIB akhirnya panitia menemukan benner yang tepat. Hal itu membuat panitia yang awalnya marasa tegang dan khawatir jadi tenang dan gembira. Suasana kembali tenang dan canda tawa panitia pun kembali terdengar termasuk juga Pembina OSIS dan kepala sekolah.


29 Oktober 2011

Menyoal Asupan Makanan dalam Tubuh

Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, kegiatan diskusi lintas-benua yang diadakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah akan dilaksanakan beberapa kali. Seri kedua dilaksanakan hari Selasa 25 Oktober di tempat dan waktu yang sama (yakni usai jam sekolah), dengan penyaji dan tema yang berbeda. Peserta yang hadir lebih banyak dibanding seri pertama, yakni putra 11 orang dan putri 65 orang.

Tema diskusi kali ini adalah “Food Security and Food Quality.” Penyajinya adalah seorang wanita berjilbab bernama Rany Agustina Susanti (biasa dipanggil Rany). Rany menyelesaikan S1-nya di ITB, Bandung, jurusan teknik kimia dan melanjutkan S2 di kampus dan jurusan yang sama. Saat ini Rany berkesempatan belajar di Ghent University, Belgia, dalam rangka Lotus-Erasmus Student Exchange Program yang disponsori Uni Eropa.

Di awal pembicaraannya Rany banyak bercerita tentang pengalamannya. Kemudian benar-benar masuk ke materi setelah lebih dari 30 menit. Dan selama 30 menit kemudian materi disampaikan dengan lugas tentang bagaimana makanan yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh, dan asupan apa saja yang dibutuhkan tubuh. Kadang-kadang, Rani juga membandingkan makanan di Indonesia dengan makanan di Eropa. Seperti kualitas coklat di Indonesia dan di Eropa, dan masalah-masalah makanan yang lain.

Setelah Rany selesai memberi pemaparan, dibukalah sesi dialog. Dan ternyata banyak peserta yang mengacungkan tangan dan bertanya. Di termin pertama ada 5 penanya dan di termin kedua lebih banyak lagi yaitu 10 penanya. Pertanyaannya bermacam-macam. Ada yang bertanya kenapa orang luar negeri tidak makan nasi dan lebih banyak makan daging? Jawabannya, karena padi hanya bisa ditanam di daerah tropis. Bahan makanan pokok yang cocok tumbuh di Eropa adalah gandum. Gandum tidak cukup baik untuk tanah di daerah beriklim tropis tapi cocok tumbuh di daerah beriklim subtropis.

Antusiasme peserta putra dan putri dalam bertanya sangat baik. Bahkan ada pertanyaan dari peserta putra yang membuat peserta lain tertawa. Atau ada pertanyaan dari peserta putri yang membuat penyaji sulit untuk menjelaskan karena waktu yang terbatas sedang pertanyaannya butuh penjelasan yang sebenarnya bisa cukup panjang.

Yang menjadi kendala acara ini adalah suara dari Rany yang kurang jelas terutama untuk pendengar yang berada di belakang. Demikian komentar peserta setelah diskusi berakhir. Ternyata itu disebabkan oleh jaringan internet (telkom-speedy) yang sedang agak bermasalah di sore itu. Akan tetapi, peserta secara umum cukup puas karena sudah mendapatkan banyak pengetahuan baru dari diskusi ini.

28 Oktober 2011

Energi Listrik dari Kulit Durian


Ruka'iya, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-GulukDalam mengupayakan pencegahan rusaknya lingkungan hidup dan pemanfaatan bahan bakar nonfosil untuk berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah mengadakan eksperimen bertema "pembangkit listrik ramah lingkungan".

Setelah melalui musyawarah, akhirnya muncul ide pembangkit listrik ramah lingkungan dari tenaga air dan dengan memanfaatkan kulit durian. Ide program ini atas usulan guru Fisika SMA 3 Annuqayah, Syaiful Bahri.

Rencana untuk mengadakan eksperimen ini sebenarnya ditarget sejak minggu kedua pada bulan Oktober dengan memulai persiapan alat dan bahan. Namun karena ada berbagai kendala, program ini baru terlaksana pada hari Ahad, 23 Oktober kemarin, setelah semua peralatan yang dibutuhkan lengkap.

Pada hari Ahad kemarin, siswa hanya melakukan percobaan yang menggunakan manfaat kulit durian. Bahan yang diperlukan terdiri dari baterai bekas, obeng, gunting, pisau, kabel,  multimeter, lampu, ulekan, wadah, dan kertas karton.

Langkah kerja yang pertama, tutup baterai dibuka dengan menggunakan obeng, kemudian cairan karbon yang terdapat di dalamnya dikeluarkan. Langkah kedua, kulit bagian dalam durian diambil, kemudian ditumbuk sampai halus. Ketiga, baterai yang telah kosong tersebut diisi dengan tumbukan kulit durian yang sudah halus. Keempat, baterai yang telah terisi ditutup dengan rapat. Akan tetapi sebelum baterai itu ditutup dengan rapat, harus dilapisi terlebih dahulu dengan kertas karton. Agar ion positif tidak menyentuh ke ion negatif. Karena jika ion positif dan ion negatif saling bersentuhan maka akan menyebabkan baterai tersebut tidak berfungsi.

Hal-hal yang harus diperhatikan, baterai yang telah terisi tidak boleh bocor, harus dalam keadaan rapat dengan menggunakan isolasi. Apabila bocor, partikel yang terdapat di dalamnya akan bergerak bebas. Hal itu menyebabkan kerja baterai tidak maksimal. Sehingga tidak menghasilkan energi pada baterai tersebut.

Kini saatnya siswa menguji baterai tersebut dengan membuat rangkaian listrik. Rangkaian listrik tersebut terdiri atas sumber arus, kawat penghantar, lampu, dan saklar. Uji coba selanjutnya menggunakan multimeter.

Mulitimeter merupakan  gabungan dari amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Multimeter juga disebut AVO meter (Amper, Volt, dan Ohmmeter). Kegunaannya untuk mengukur besaran-besaran yang berbeda. Uji coba ini hanya mengukur kuat arus dan beda potensial (tegangan listrik).

Namun ketika percobaan dimulai, baterai tidak dapat berfungsi sama sekali, baik saat membuat rangkaian listrik maupun multimeter. Hal ini membuat siswa dan pembimbing tidak percaya.

Selanjutnya kami langsung bertindak dan mencari kesalahan yang menjadi penyebab tidak berfungsinya baterai tersebut. Ternyata setelah diteliti, penyebab utama dari kesalahan tersebut adalah kurang padatnya isi tumbukan kulit bagian dalam durian yang dimasukkan ke dalam baterai dan kurang rapatnya posisi baterai pada saat ditutup, serta kurang halusnya tumbukan kulit bagian dalam durian.

Namun kegagalan ini tidak menjadi penghalang melainkan dapat dijadikan pelajaran supaya lebih teliti dan tetap berusaha tanpa menyesalinya.

Dengan semangat yang besar, siswa mencobanya kembali dan menghasilkan dua baterai sebagai percobaan selanjutnya. Dari kegagalan itu, kita bisa mengetahui kesalahan yang tanpa sadari kita lakukan.

"Alhamdulillah pada percobaan selanjutnya berhasil, sehingga membuat siswa menjadi semakin antusias dan semangat untuk melakukan percobaan selanjutnya," tutur Ernawati, koordinator tim durian.

Baterai yang telah dibuat memiliki daya tahan selama lima hari. Untuk penggunaan selanjutnya bisa dicas terlebih dahulu, dengan cara menyusun baterai, dengan catatan penempatan arah arus listriknya harus sama. Misalnya positif ketemu positif, begitu sebaliknya. Kemudian dibungkus menggunakan kertas atau koran bekas dan bungkus dengan rapat menggunakan isolasi. Setelah itu, gunakan kabel/kawat sebagai penghantar arus listrik. Sehingga batrei tersebut mempunyai energi listrik kembali.

Kegiatan ini berlangsung pada jam 13.00-15.45 WIB di ruangan laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

26 Oktober 2011

Mauritz Panggabean: “Hidup Harus Punya Tujuan!”

Sumarwi, Staf Sekretariat PP Annuqayah, santri PPA Nirmala

Seri Diskusi Video Conference Lintas-Benua (1) yang dilaksanakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah bertempat di Laboratorium IPA Sabtu (22/10) kemarin betul-betul menghipnotis saya agar juga terbang ke Eropa setelah nanti saya lulus S1 dari Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Guluk-Guluk, Sumenep.

Semenjak M. Musthafa, salah satu alumnus beasiswa Erasmus Mundus datang dari Eropa, kami mendapat banyak informasi dan cerita mengenai sistem pembelajaran di Eropa, seakan-akan beliau menegaskan bahwa sistem pembelajaran di Eropa itu lebih baik dari Indonesia. Indahnya Eropa yang punya banyak musim menjadi selingan cerita menarik. Begitulah yang saya yakini selama ini dan semoga itu terbukti benar.

Semuanya berawal dari mimpi. Mimpi itu yang akan membuat kita semangat mengerjakan sesuatu yang bisa mengantarkan kita meraih mimpi itu. Dengan mimpi kita akan menjadi manusia yang mempunyai tujuan. Tidak seperti sampah yang dibawa angin, tak tentu arahnya ia mau ke mana. Bahwa dalam hidup itu sebuah perjalanan dan harus punya tujuan, sangat masuk akal sekali.

Saat ini saya—mungkin bukan cuma saya—sedang bermimpi bisa belajar di Eropa. Semangat itu semakin berkobar ketika saya mengikuti sesi diskusi kemarin. Namun dalam pikiran saya ada yang mengganjal. Bisakah seorang saya sampai ke sana dengan keterbatasan kemampuan yang ada? Artinya kemampuan bahasa Inggris kurang memadai, begitu pula dengan bahasa Arab. Lebih pasnya mungkin bisa disebut setengah-setengah. Ada banyak pertanyaan yang kemudian berseliweran di dalam pikiran saya, mulai dari ketakutan, kecemasan, dan khawatir ini dan itu. Pikiran-pikiran itu seakan membuat saya bingung.

“Manusia itu cenderung takut kepada apa yang tidak dimengerti karena dia tidak dapat mengontrolnya.” Kira-kira begitu kata Bang Mauritz.

Dan sepintas pernyataan itu benar karena kebanyakan kita takut berbuat salah dan salah. Padahal melakukan kesalahan pada masa-masa belajar itu bukanlah suatu yang jelek dan dosa.

Saya teringat dengan tulisan besar yang dipampang di salah satu pintu masuk sekolah di Pondok Pesantren Annuqayah, “Tidak ada jaminan kesuksesan namun tidak mencobanya adalah jaminan sebuah kegagalan (Bill Clinton)”. Pernyataan ini senada dengan apa yang Bang Mauritz nyatakan kemarin. Misalnya untuk kita tahu bahwa kita mempunyai bakat di bidang menyanyi jalan satu-satunya adalah Mencoba, Mencoba dan terus Mencoba.

Kami semua sangat antusias sekali mengikuti dan mendengarkan dengan seksama sesi diskusi kemarin. Bang Mauritz semangat, kami pun juga semangat. Namun bukan karena Bang Mauritz semangat kami menjadi semangat, jika kami demikian berarti kami terpaksa semangatnya, he he. Tidak lain apa yang disampaikan Abang sederhana sekali, namun sangat gampang dipahami. Itu yang membuat kami bertahan meski sampai 2 jam lebih dan tidak terasa waktu sudah sore. Memang benar apa yang dikatakan Abang, tidak ada orang males mengerjakan sesuatu yang ia sukai.

Apa saya dengar dari diskusi kemarin sepertinya memberikan saya semangat baru bahkan lebih dari itu, mungkin sebuah pencerahan. Menatap masa depan lebih pasti meski tidak ada jaminan kesuksesan.

Satu hal lagi yang membuat saya salut kepada Bang Mauritz, yaitu mengenai manusia yang paling berbahaya (lingkaran pengaruhnya lebih besar dari lingkaran kepeduliannya) dan yang paling bermanfaat bagi sesamanya (lingkaran kepeduliannya lebih besar dari lingkaran pengaruhnya). Saya kemudian bertanya pada diri sendiri, mungkin Bang Mauritz tidak pernah berpikir tentang pahala yang akan didapatkan ketika membantu sesamanya, namun karena lingkaran kepeduliannya lebih besar dari pada lingkaran pengaruhnya maka membantu sesamanya menjadi semangatnya.

Diskusi kemarin yang dilaksanakan lebih dari 2 jam lebih (14.00 s.d. 16.30 WIB) tidak membuat semangat Bang Mauritz surut. Kami pun juga ingin terus dimotivasi agar semangat belajar terus merajalela hingga impian itu bisa digapai, namun karena waktu kami kemarin sudah sangat sore sangat tidak mungkin untuk dilanjutkan. Semoga kita bisa ketemu di lain waktu yang lebih baik.

Terakhir, tidak salah bukan Bang jika saya juga bermimpi ingin belajar di Eropa? Usaha agar mimpi itu bisa digapai harus segera dilakukan apapun itu karena tidak ada kata terlambat untuk belajar.

25 Oktober 2011

SMA 3 Annuqayah Melipat Dunia dengan Diskusi Lintas-Benua


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Anda tahu apa itu diskusi? Menurut Kamus Ilmiah Populer, diskusi adalah pembahasan bersama tentang suatu masalah; tukar pikiran; bahas-membahas tentang suatu hal. Biasanya dua orang atau lebih yang berdiskusi berada dalam satu tempat yang sama. Nah, bagaimana seandainya penyaji dalam diskusi tersebut berada di tempat yang berbeda? Bahkan menyeberang lautan dan benua.

Inilah pertama kalinya di SMA 3 Annuqayah mengadakan diskusi semacam ini. Diskusi yang diberi nama Seri Diskusi Video Conference Lintas-Benua pada seri pertama ini mengangkat tema “Generasi Muda dan Tantangan Era Global." Narasumbernya Mauritz Panggabean, mahasiswa S3 jurusan telematika di Norwegian University of Science and Technology, Trondheim, Norwegia. Saat peserta diskusi berada di dalam ruang Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah, penyajinya berada di Eropa, tepatnya Trondheim, Norwegia, dengan perbedaan waktu 5 jam.

Ide kegiatan ini berasal dari kepala SMA 3 Annuqayah, M Mushthafa, S.Fil.,M.A., yang merupakan alumnus beasiswa Erasmus Mundus Uni Eropa. Sedangkan pelaksananya adalah OSIS SMA 3 Annuqayah. Dengan menggunakan salah satu teknologi yang sudah dikenal baik oleh masyarakat, yaitu internet, acara ini dapat terlaksana dengan baik.

Diskusi lintas-benua ini dilaksanakan pada Sabtu kemarin, 22 Oktober 2011. Agar tidak mengganggu jam sekolah, diskusi dilaksanakan setelah jam sekolah usai. Jadi para peserta dan panitia harus rela melewatkan waktu istiarahat siang dan sorenya. Peserta terdiri dari kepala sekolah, pembina OSIS, dan perwakilan pengurus OSIS dari tiap-tiap satuan pendidikan MTs dan SMA/sederajat di lingkungan Pesantren Annuqayah, guru SMA 3 Annuqayah, dan 5 perwakilan siswa dari tiap-tiap kelas di SMA 3 Annuqayah. Namun tidak semua undangan hadir. Peserta yang hadir sekitar 50 putri dan 7 peserta putra.

Pembukaan acaranya dimulai pukul 14.00 WIB. Dimulai dengan membaca 3 kali surat al-Kautsar bersama, menyanyikan lagu mars Madaris 3, hymne Madaris 3, dan hymne Annuqayah, kemudian sambutan dari ketua OSIS dan kepala SMA 3 Annuqayah. Kemudian baru pukul 14.30 WIB diskusi lintas-benua dimulai.

Mauritz Panggabean, narasumber acara ini, lahir di Banjarmasin dan menyelesaikan SMA-nya di pinggiran kota Medan. Kemudian melanjutkan S1-nya di ITB, Bandung, dan S2-nya di Belanda. Kemudian melanjutkan S3 di Norwegia.

"Hidup ini adalah perjalanan. Jadi tentukan jalanmu agar tidak kebingungan," kata Bang Mauritz, demikian dia akrab dipanggil, melalui video conference yang ditampilkan dengan LCD proyektor di ruangan itu.

Setelah berbagi cerita kisah hidupnya yang tentu berkaitan dengan tema diskusi ini, beberapa peserta mengajukan pertanyaan. Kebanyakan mengajukan lebih dari satu pertanyaan. Dan semua pertanyaan dijawab dengan antusias. Saking antusiasnya peserta dan Bang Mauritz sampai-sampai lupa waktu. Saat di Eropa masih jam 11.30 (waktu setempat), di sini sudah jam 16.30 WIB.

Akhirnya, acara ini ditutup sekitar pukul 16.30 WIB lewat beberapa menit.

Tentang acara ini, salah satu peserta putri berkomentar, "Dahsyat!," kata Ummul Corn, alumnus SMA 3 Annuqayah, saat keluar dari ruangan. Mus’idah, salah seorang guru, juga berkomentar, “Bang Mauritz membangunkan kami dalam kesadaran.” Khairul Iskandar, Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putra juga menyampaikan komentarnya. “Bagus, memacu semangat siswa untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Saya kagum pada Bang Mauritz,” tulisnya via sms kepada panitia.

Acara serupa akan terus dilaksanakan di SMA 3 Annuqayah. Tapi waktu acaranya tidak menentu karena harus menyesuaikan waktu luang antara narasumber di luar negeri dan waktu luang di SMA 3 Annuqayah.

24 Oktober 2011

Melejitkan Kreativitas Siswa dengan Pelatihan Dekorasi


Ruka'iya, siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk- Guluk—Hari Jum’at tanggal 14/10 kemarin OSIS SMA 3 Annuqayah mengadakan Pelatihan Pembuatan Dekorasi yang dibimbing oleh Badrus Sholeh  dan temannya yang ikut menemaninya, Edy.

Ide acara ini berasal dari K.M Faizi, M.Hum. Beliau mempercayakan kepada OSIS divisi kesenian untuk melaksanakan acara tersebut.

Pada hari itu, OSIS juga mengadakan acara lain, yakni diskusi buku Beasiswa Erasmus Mundus, sehingga membuat OSIS merasa kewalahan untuk mengatur keberlangsungan kedua acara tersebut yang bertepatan di hari yang sama. Kemudian OSIS membuat strategi yakni dengan cara anggota OSIS divisi kesenian yang bertugas mengkoordinir acara pembuatan dekorasi. Untuk anggota lainnya menangani kegiatan diskusi buku.

Pada saat acara, K.M Faizi juga ikut menghadiri sekaligus membuka acara tersebut. Acara ini dihadiri oleh siswa SMA 3 Annuqayah, kelas X, XI, XII yang berminat.

Setelah pembukaan, acara kemudian langsung diserahkan kepada Badrus Sholeh. Namun sebelumnya Edy yang memulai untuk menyapa dan memberi kata pengantar seputar diri mereka. Edy menjelaskan bahwa ia hanya ikut menemani bukan sebagai pembimbing dan dia hanyalah seorang penyair.

Mendengar hal itu, peserta pun langsung meminta dirinya untuk membacakan suatu puisi. Awalnya ia malu namun karena banyak suara yang memintanya, akhirnya ia pun melantunkan puisi karangannya.

Dengan penampilan tersebut, suasana pada saat itu ramai dengan sorak-sorak peserta yang merasa terhibur.

Waktu telah menunjukkan jam 10.00 WIB. Kini saatnya Badrus Sholeh menjelaskan tentang langkah-langkah pembuatan huruf A-Z yang harus ditempuh. Bahan yang diperlukan  kertas suku, gabus, gunting dan lem. Pilihan warnanya tergantung selera.

Kemudian Badrus pun memberikan instruksi kepada peserta. Tanpa disuruh peserta pun memperhatikan dan langsung membuatnya juga. Setelah dilalui, ternyata pembuatannya susah-susah gampang.

Akan tetapi dengan terus mencoba dan melatih kita dapat menyelesaikannya dengan mudah. Karena setiap apa yang kita jalani butuh proses, tutur Badrus.

Saat itu sudah siang hari, tetapi pokok pembahasan belum selesai. Kebetulan hari itu hari Jumat. Akhirnya peserta diistirahatkan terlebih dahulu dan kembali lagi pada jam 13.00 WIB.

Pada jam 13.00 WIB, pembuatan dekor dilanjutkan kembali. Setelah peserta sudah paham dalam pembuatan huruf, selanjutnya pembuatan dekor.

Edy yang telah menyiapkan gabus kemudian memerintahkan kepada seluruh peserta untuk tidak menggunakan huruf yang telah dibuatnya. Akan tetapi diperintah untuk membuat lagi huruf yang sesuai dengan kata-kata mutiara yang telah disiapkan panitia.

Peserta pun mengikuti perintah tersebut dan melaksanakannya sehingga menghasilkan hasil karya yang cukup bagus.

Pada hari Ahad tanggal 16/10 acara pelatihan pembuatan dekor dilanjutkan. Pokok pembahasan masih sama. Hanya saja, dalam pembuatan dekor, medianya tidak menggunakan kertas suku lagi akan tetapi menggunakan gabus untuk membuat huruf yang ditempel dan membutuhkan cat.

Acara yang kedua ini berlangsung dengan lancar dan sukses dan menghasilkan beberapa kreasi siswa yang sangat bagus.


18 Oktober 2011

Keliling Eropa Melalui Buku


Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Bedah buku Beasiswa Erasmus Mundus: The Stories Behind Jum'at (14/10) kemarin dilaksanakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah. Pembedahnya M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah yang merupakan alumnus beasiswa Erasmus Mundus.

Acara ini dikemas secara sederhana. Para pesertanya adalah utusan dari tiap-tiap kelas di SMA 3 Annuqayah, beberapa mahasiswi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, undangan OSIS dari MA 1 Annuqayah Putri, dan undangan dari beberapa daerah pondok pesantren Annuqayah. Jumlahnya lebih dari 60 orang. Semuanya duduk lesehan di lantai di ruangan Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

Buku yang dibedah berisi 15 pengalaman hidup mahasiswa asal Indonesia saat menjalani masa kuliah di Eropa. Semua penulisnya adalah alumni beasiswa Erasmus Mundus, beasiswa yang disponsori oleh Uni Eropa. M. Mushthafa termasuk menjadi salah satu penulis dan tim editor buku ini.

Saat bedah buku, beliau lebih banyak bercerita tentang pengalaman di Eropa, baik pengalaman beliau sendiri atau pengalaman dari beberapa teman beliau yang ceritanya sekilas dibacakan dari buku itu.

Peserta cukup antusias mengikuti acara ini. Apalagi saat tanya-jawab dan kuis di akhir acara berupa sovenir dari Uni Eropa. Acara ini berakhir pada jam 11.30 WIB, sebelum shalat Jum'at.

08 Oktober 2011

Siswa SMA 3 Annuqayah Berkunjung ke Radar Madura

Pada hari Rabu, 5 Oktober 2011, siswa kelas XII IPS SMA 3 Annuqayah berkunjung ke kantor Radar Madura di Bangkalan. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka praktik pelajaran Ekonomi, yakni dengan mempelajari manajemen Radar Madura. Selain itu, siswa yang kebetulan menjadi pengurus atau kru Teratai, majalah terbitan OSIS SMA 3 Annuqayah, juga belajar tentang proses penerbitan. Di bawah ini kutipan berita singkatnya di Radar Madura edisi 6 Oktober 2011.


05 Oktober 2011

Pengurus OSIS dan DPS SMA 3 Annuqayah Dilantik


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Setelah beberapa hari sebelumnya SMA 3 Annuqayah melakukan kegiatan reformasi pengurus OSIS, pelantikan pengurus OSIS yang baru diadakan pada hari Ahad 2 Oktober yang lalu di Aula Madaris 3 Annuqayah.

Acara ini dimulai jam 08.00 WIB. Sebelumnya semua siswi SMA dipersilakan masuk ke ruang aula beserta beberapa guru yang hadir. Juga penyaji pada pagi itu yang datang sesuai jadwal.

Setelah beberapa acara selesai, kemudian pembawa acara membacakan acara inti pada pagi itu. Yaitu pembacaan Surat Keputusan (SK) dan prosesi pelantikan.

Tahun ini siswi-siswi yang dipercaya menjadi pengurus OSIS berjumlah 16 orang, berasal dari kelas X dan XI. Sedangkan untuk kelas XII walaupun tidak masuk dalam pengurus OSIS, tetapi tetap harus membantu SMA 3 Annuqayah dengan menjadi pengurus Dewan Perwakilan Siswa (DPS). DPS SMA 3 Annuqayah terdiri dari 6 siswi.

Pengurus OSIS baru dan DPS dilantik oleh kepala sekolah dengan mengucapkan ikrar, di depan siswi-siswi dan guru yang hadir.

Setelah prosesi pelantikan, ada sesi orasi kebangsaan dengan tema "Peran Pelajar Sebagai Generasi Masa Depan Bangsa" yang disampaikan oleh M. Muhri Zain, S. Th. I. (salah satu alumnus Annuqayah). Beliau memaparkan tema tersebut dalam waktu kurang dari 1 jam.

Acara terakhir ditutup dengan pembacaan doa oleh K. Marzuki, salah seorang guru senior di lingkungan Madaris 3 Annuqayah.

Setelah penutupan dan doa, karena masih jam 10.30 WIB dan sebagian guru pengajar pada hari itu ada, siswa diminta untuk tidak pulang dan mengikuti pelajaran pada hari itu. Sedangkan panitia masih harus bekerja membersihkan ruang aula dan mengatur meja-meja dan kursi-kursi ke tempat semula, karena ruangan itu masih akan digunakan sebagai ruang kelas.

01 Oktober 2011

Anisah Terpilih sebagai Ketua OSIS SMA 3 Annuqayah


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Setiap tahun OSIS SMA 3 Annuqayah selalu memperbaharui kepengurusannya. Pada hari Ahad (25/09) sampai hari Rabu (28/09), proses reformasi pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah berlangsung. Puncaknya berupa pemilihan ketua OSIS dilaksanakan di barat mushalla PPA Al-Furqaan Putri.

Kandidat ketua OSIS diambil dari kelas X dan XI. Pada hari Ahad, para kandidat melewati tahap interview di tiga posko, yaitu posko I di barat mushalla Al-Furqaan, posko II di depan kantor MI 3 Annuqayah, dan posko III di depan Aula Madaris 3 Annuqayah. Setelah dilakukan penyaringan oleh Panitia Pengawas Pemilihan OSIS beserta Mus'idah Amin, S.Pd.I. (Pembina OSIS), terpilih 3 kandidat terbaik, yaitu Lu'luil Maqnun (XA), Ummu Naqiyatin (XI IPA), dan Anisah (XI IPA).

Setiap kandidat diwajibkan menyerahkan visi dan misinya kepada panwaspos pada hari berikutnya. Setelah itu kemudian dtempel di lingkungan SMA 3 Annuqayah, sehingga siswa dapat mengetahui visi dan misi dari kandidat yang akan dipilihnya.

Selanjutnya satu-persatu kandidat berkampanye di depan laboratorium IPA pada hari Selasa, didukung oleh siswa yang menyanyikan yel-yel untuk mendukung kandidatnya.


Pada hari Rabu dari jam 10.00 WIB pemilu OSIS mulai berlangsung. Para guru mulai memberi suara, kemudian siswa. Setelah dilakukan penghitungan surat suara maka didapat perolehan suara sebagai berikut:

Lu'luil Maqnun (cobik) 22 suara.
Ummu Naqiyatin (sobluk) 15 suara.
Anisah (kobejhen) 152 suara.
Tidak sah 14 suara.

Total semua surat suara adalah 203.


Dari perolehan surat suara di atas, maka jabatan ketua OSIS periode 2011-2012 mutlak dijabat oleh Anisah dari XI IPA. Penyerahan jabatan secara simbolis dilakukan oleh ketua OSIS lama (Muthmainnah) dengan menyerahkan mahkota yang dikenakannya kepada ketua OSIS baru (Anisah).

Seluruh rangkaian kegiatan reformasi OSIS berakhir pada Rabu (28/09) jam 12.00 WIB. Dan pelantikan pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah yang baru dan orasi kebangsaan dengan tema "Peran Pelajar sebagai Generasi Masa Depan Bangsa" akan dilaksanakan pada hari Ahad 2 Oktober di Aula Madaris 3 Annuqayah.

22 September 2011

Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS SMA 3 Annuqayah


Ruka'iya, Kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Hari Senin tanggal 19 September kemarin merupakan hari terakhir dari diselenggerakannya Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang telah berlangsung sejak hari Sabtu tanggal 17.

Ketika acara dimulai, sepertinya para peserta yang mengikuti pelatihan ini begitu fresh dan ceria. Hal itu tampak dari ekspresi wajah para peserta yang lain dari hari-hari sebelumnya. Entah tidak tahu apa yang telah membuat mereka seperti itu, yang lebih mengetahui hal itu hanyalah diri mereka sendiri.

Sebelum penyaji pada pelatihan ini menjelaskan pokok-pokok pembahasan yang akan dibahas, Abu Sufyan memberi peluang terlebih dahulu, baik kepada peserta maupun panitia, untuk menjajaki sejauh mana pemahaman mereka mengenai materi sebelumnya, yakni tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Luapan-luapan kata terlontar begitu saja. Saat penyaji mengulas kembali mengenai hal-hal yang telah disebutkan kata demi kata bahwa semua itu merupakan suatu syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Akan tetapi ada salah satu dari peserta yang tidak setuju, dan dia mengatakan bahwa semua itu bukan syarat akan tetapi kriteria saja. Suasana menjadi tegang. Antara peserta satu dengan peserta lainnya terjadi perdebatan.

Bahwasanya hal-hal yang telah disebutkan seperti tegas, bertanggung jawab, sosialis, disiplin, pintar, cerdas, kerja sama yang baik, visioner, dll. Hanya menjadi kreteria saja, bukan persyaratan.

Kemudian Abu Sufyan membeberkan syarat-syarat yang terdiri dari beberapa bagian, di antaranya kekuatan/energik, penguasaan emosional yang tinggi, pengetahuan hubungan sosial, heneng → tenang, hening → cipta, kreatif, heling → ingat dan sadar, hawas → waspada, semuanya itu dibahas secara detail.

Para peserta dan panitia tidak hanya menjadi pendengar setia saja. Akan tetapi mereka juga aktif.seperti halnya munculnya beberapa pertanyaan ataupun tanggapan yang terlontar begitu saja. Penyajipun menanggapi dan menjawabnya.

Selain itu, penyaji juga memberikan suatu permainan agar peserta tidak jenuh dalam pelatihan ini. Dengan begitu peserta dapat menikmati pelatihan dasar kepemimpinan dengan semangat yang besar. Tentunya tidak bosan ataupun jenuh lagi.

Selanjutnya, setelah peserta dianggap cukup terhibur. Penyaji langsung kembali lagi ke pembahasan. Beliau menjelaskan tentang pemimpin yang efektif dan pemimpin yang ideal. Hal itu langsung dijelaskan oleh penyaji.

Sedangkan pemimpin yang ideal harus memiki sifat cerdas, berkualitas yaitu mempunyai visi, membaca yaitu berkehidupan, dan qalbu yaitu dapat manajemen hati.

Adapun tujuan diadakannya pelatihan ini agar melahirkan siswa-siswa SMA 3 Annuqayah yang berjiwa kepemimpinan. Dan acara ini, dari hari pertama hingga hari akhir berlangsung dengan mulus sesuai harapan.

20 September 2011

OSIS SMA 3 Annuqayah Siapkan Kader Pemimpin


Masluhatun, XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—OSIS SMA 3 Annuqayah mengadakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) untuk membentuk kader-kader pemimpin baru. Acara ini berlangsung sejak Sabtu hingga Senin (17-19) September 2011, bertempat di Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta. 5 siswa dari kelas XA, 6 siswa dari kelas XB, 6 siswa dari kelas XI IPS 1, 6 siswa dari kelas XI IPS 2, 5 siswa dari kelas XI IPA, 7 siswa dari kelas XII IPA, dan 2 pengurus OSIS yang tidak menjadi panitia.

Fasilitator kegiatan ini adalah Abu Sofyan. Menurutnya, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memotivasi, mengarahkan, dan memengaruhi orang lain. "Sedangkan pemimpin adalah orang yang mendapatkan amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengatur atau mengurus orang lain untuk mencapai tujuan," tambahnya.

Selama acara, di sela-sela penjelasannya Sofyan kadang menyelipi guyonan dan permainan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan sejauh mana kemampuan peserta dalam memimpin.

Di hari pertama Abu Sofyan menjelaskan tentang kepemimpinan. Di hari kedua beliau menjelaskan apa fungsi seorang pemimpin. Tema ini dibawakan secara ringan dengan contoh-contoh yang mudah dipahami.

Kegiatan ini sangat berguna bagi peserta maupun panitia (OSIS), agar lebih memahami apa itu kepemimpinan. Apalagi saat ini banyak pemimpin tapi tidak memiliki jiwa kepemimpinan.

"Ada beberapa tujuan diadakannya Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) ini. Pertama, untuk mencetak kader-kader yang bertanggung jawab. Kedua, menyadarkan siswa akan pentingnya aktif dalam berorganisasi. Dan ketiga, memberikan pemahaman tentang arti kepemimpinan dalam berorganisasi," kata Afidatun Hasanah, ketua panitia dalam kegiatan ini, saat ditanya di depan laboratorium IPA.

10 September 2011

Reuni SMA 3 Annuqayah 2011

Pada hari Selasa, 6 September 2011, diselenggarakan acara Reuni SMA 3 Annuqayah angkatan 2001-2008, yakni mulai angkatan pertama hingga lulusan terakhir. Acara ini berlangsung di kompleks Madaris 3 Annuqayah, Sabajarin, Guluk-Guluk, Sumenep. Berikut ini sebagian foto-fotonya. Foto-foto lainnya dapat dilihat di Halaman Facebook SMA 3 Annuqayah.