01 Agustus 2013

Mengenal Teman Lebih Jauh



Lu'luil Maknun, XII IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Pada tahun ini, yakni tahun 2013, saya kembali memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan RvM (Ramadan vil Madaris). RvM tahun ini betul-betul saya persiapkan dengan matang, mulai dari perlengkapan belajar, peralatan shalat, kitab-kitab yang mungkin saya perlukan, buku-buku bacaan, dan lain sebagainya. Semua itu telah saya daftar satu minggu sebelum keberangkatan saya ke Sabajarin.

Selain mempersiapkan hal tersebut, saya juga mempersiapkan mental saya agar kerasan selama mengikuti kegiatan RvM. Maklum, sebagai siswi colokan hal tersebut merupakan hal yang baru bagi saya—meski saya pernah mengikuti kegiatan tersebut 3 tahun yang lalu dengan kenyataan bahwa saya seratus persen tidak kerasan. Tapi meskipun demikian, semalam sebelum berangkat, sempat tebersit rasa pesimistis bahwa saya tidak akan bisa mengikuti kegiatan RvM tersebut full lima belas hari. Namun saya berusaha untuk meyakinkan diri bahwa saya pasti bisa melewatinya.

Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan RvM, sangat terasa manfaat dan keuntungannya. Liburan panjang, bagi saya—tentu juga teman-teman yang lain—biasa mengisi waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Misalnya, menonton TV, internetan, ngabuburit dan lainnya. Tapi dengan mengikuti kegiatan RvM ini saya dan teman-teman bisa mengisi waktu yang sepenuhnya bermanfaat. Karena aktivitas kami sehari-hari penuh dengan berbagai macam materi dan kegiatan-kegiatan yang dijadwal oleh panitia, seperti tadarus bersama, mengaji Yaasin sebelum berbuka puasa dan kerja bakti setiap pagi, berbagai macam materi, dan lain-lain.

Selain itu, sebagai siswi colokan, di sini saya sangat merasakan adanya kebersamaan dan kerja sama antarteman layaknya anak-anak pondok. Selama mengikuti kegiatan RvM semuanya saya lewati bersama teman-teman. Dari hal tersebut saya bisa merasakan adanya kebersamaan, seolah-olah kita semua adalah satu saudara yang harus siap saling membantu, berkorban, dan saling menghibur satu sama lain. Hari-hari saya di Sabajarin terasa lebih menyenangkan dan tentunya juga mengesankan.

Dengan adanya rasa kebersamaan tersebut, saya jadi bisa mengetahui kepribadian teman-teman saya yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui atau bahkan tidak pernah saya duga sebelumnya. Misalnya, ketika sekolah saya mengenal pribadi salah seorang teman saya sebagai pribadi yang pendiam yang cenderung memisahkan diri. Tapi setelah bersama dia selama mengikuti kegiatan RvM ini, saya dapat mengetahui sekaligus menyadari bahwa ternyata teman saya yang pendiam itu adalah pribadi yang menyenangkan, asyik diajak ngobrol, humoris, dan cenderung terbuka kepada teman-teman sekitarnya. Ada juga teman saya, yang awalnya saya pikir dia adalah pribadi yang baik dan sabar, ternyata di sisi yang lainnya dia juga memiliki peribadi yang sangat menyebalkan, dan itu membuat saya sedikit jengkel.

Hal paling menyenangkan dalam keseharian saya selama mengikuti RvM adalah ketika waktunya tidur—dan ini juga merupakan hal yang baru bagi saya. Di RvM ini, setiap malam, sebelum saya tidur, saya diam-diam mengamati berbagai macam tingkah laku manusia yang saya anggap sebagai hiburan sebelum memasuki alam mimpi. Misalnya sebelum tidur, ada sekelompok teman saya yang rujak bareng, ada yang ngerumpi, ada yang curhat, ada yang ngelawak, ada yang ngemil terus, ada yang melamun, ada yang iseng ngerjain temannya, ada yang cerita-cerita.

Itu membuat saya tersenyum-senyum keheranan dan berpikir “inilah pentas kehidupan yang sesungguhnya”. Sebelum saya memejamkan mata untuk tidur, saya selalu menyadari bahwa apa yang saya lihat dan alami itu setelah tiba waktunya akan berakhir. Dan ini adalah kesempatan terakhir saya mengikuti RvM—tepatnya berkumpul dan tertawa bersama teman-teman. Suatu saat, saya sangat berharap bisa kembali menemukan teman-teman seperti mereka dan bisa kembali mengamati tingkah laku manusia yang membuat hari-hari saya jauh dari kesunyian dan kesendirian. Siapakah mereka-mereka itu?