Lu'luil Maknun, XII IPS 1 SMA 3 Annuqayah
Pada tahun ini, yakni tahun 2013, saya kembali memiliki kesempatan
untuk mengikuti kegiatan RvM (Ramadan vil Madaris). RvM tahun ini betul-betul
saya persiapkan dengan matang, mulai dari perlengkapan belajar, peralatan shalat,
kitab-kitab yang mungkin saya perlukan, buku-buku bacaan, dan lain sebagainya.
Semua itu telah saya daftar satu minggu sebelum keberangkatan saya ke Sabajarin.
Selain mempersiapkan hal tersebut, saya juga mempersiapkan mental
saya agar kerasan selama mengikuti kegiatan RvM. Maklum, sebagai siswi colokan
hal tersebut merupakan hal yang baru bagi saya—meski saya pernah mengikuti
kegiatan tersebut 3 tahun yang lalu dengan kenyataan bahwa saya seratus persen
tidak kerasan. Tapi meskipun demikian, semalam sebelum berangkat, sempat
tebersit rasa pesimistis bahwa saya tidak akan bisa mengikuti kegiatan RvM
tersebut full lima belas hari. Namun saya berusaha untuk meyakinkan diri
bahwa saya pasti bisa melewatinya.
Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan RvM, sangat terasa manfaat
dan keuntungannya. Liburan panjang, bagi saya—tentu juga teman-teman yang
lain—biasa mengisi waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat atau bahkan
tidak bermanfaat sama sekali. Misalnya, menonton TV, internetan, ngabuburit dan
lainnya. Tapi dengan mengikuti kegiatan RvM ini saya dan teman-teman bisa
mengisi waktu yang sepenuhnya bermanfaat. Karena aktivitas kami sehari-hari
penuh dengan berbagai macam materi dan kegiatan-kegiatan yang dijadwal oleh
panitia, seperti tadarus bersama, mengaji Yaasin sebelum berbuka puasa dan kerja
bakti setiap pagi, berbagai macam materi, dan lain-lain.
Selain itu, sebagai siswi colokan, di sini saya sangat merasakan
adanya kebersamaan dan kerja sama antarteman layaknya anak-anak pondok. Selama
mengikuti kegiatan RvM semuanya saya lewati bersama teman-teman. Dari hal
tersebut saya bisa merasakan adanya kebersamaan, seolah-olah kita semua adalah
satu saudara yang harus siap saling membantu, berkorban, dan saling menghibur
satu sama lain. Hari-hari saya di Sabajarin terasa lebih menyenangkan dan
tentunya juga mengesankan.
Dengan adanya rasa kebersamaan tersebut, saya jadi bisa mengetahui
kepribadian teman-teman saya yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui atau
bahkan tidak pernah saya duga sebelumnya. Misalnya, ketika sekolah saya
mengenal pribadi salah seorang teman saya sebagai pribadi yang pendiam yang
cenderung memisahkan diri. Tapi setelah bersama dia selama mengikuti kegiatan
RvM ini, saya dapat mengetahui sekaligus menyadari bahwa ternyata teman saya
yang pendiam itu adalah pribadi yang menyenangkan, asyik diajak ngobrol,
humoris, dan cenderung terbuka kepada teman-teman sekitarnya. Ada juga teman
saya, yang awalnya saya pikir dia adalah pribadi yang baik dan sabar, ternyata
di sisi yang lainnya dia juga memiliki peribadi yang sangat menyebalkan, dan
itu membuat saya sedikit jengkel.
Hal paling menyenangkan dalam keseharian saya selama mengikuti RvM
adalah ketika waktunya tidur—dan ini juga merupakan hal yang baru bagi saya. Di
RvM ini, setiap malam, sebelum saya tidur, saya diam-diam mengamati berbagai
macam tingkah laku manusia yang saya anggap sebagai hiburan sebelum memasuki alam
mimpi. Misalnya sebelum tidur, ada sekelompok teman saya yang rujak bareng, ada
yang ngerumpi, ada yang curhat, ada yang ngelawak, ada yang ngemil terus, ada
yang melamun, ada yang iseng ngerjain temannya, ada yang cerita-cerita.
Itu membuat saya tersenyum-senyum keheranan dan berpikir “inilah
pentas kehidupan yang sesungguhnya”. Sebelum saya memejamkan mata untuk tidur,
saya selalu menyadari bahwa apa yang saya lihat dan alami itu setelah tiba
waktunya akan berakhir. Dan ini adalah kesempatan terakhir saya mengikuti
RvM—tepatnya berkumpul dan tertawa bersama teman-teman. Suatu saat, saya sangat
berharap bisa kembali menemukan teman-teman seperti mereka dan bisa kembali
mengamati tingkah laku manusia yang membuat hari-hari saya jauh dari kesunyian
dan kesendirian. Siapakah mereka-mereka itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar