Seorang muslim wajib bersyukur kepada Allah. Menundukkan kepala untuk bertafakkur seraya membuka hati, mengevaluasi diri, menilai hasil tugas dan pekerjaan. Mengukur sejauh mana keberhasilan yang sudah dicapai. Apakah masih ada keberhasilan yang tertunda? adakah kegagalan yang masih dijumpai? Atau bahkan kita gagal dalm meraih sesuatu yang kita inginkan. Untuk itu jalan manakah yang akan kita lalui agar tidak bertemu lagi dengan kegagalan dan senantiasa meraih keberhasilan yang berkesinambungan dan mendapat ridha Allah.
Untuk sebuah keberhasilan, dalam surat An-Nashr: 1-3 Allah SWT mengisyaratkan apa yang harus kita lakukan, yang artinya: “Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu melihat manusia berbondog-bondong, maka bertasbihlah, dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya”.
Mari kita sadari bahwa, setiap keberhasilan yang kita peroleh semata-mata karena kehendak serta pertolongan Allah yang dibarengi usaha kita. Namun usaha kita hanya sebagai batu loncatan keberhasilan saja, semuanya hanya dari Allah.
Usaha dan upaya yang kita lakukan tidak lepas dari belajar dan peran, serta guru, dan lingkungan sekitar. Belajar adalah kunci dari kesuksesan, maka dari itu belajar secara efektif yang jarang kita temui atau jarang kita pakai, karena ketidak pahaman atau ketidak jelian siswa. Akan kami berikan sedikit masukan yang mungkin akan lebih mudah jika kita pakai untuk proses belajar :
• Menciptakan suasana hati yang tepat. Pastikan jika belajar hati kita dalam keadaan tenang, damai dan santai tak ada beban di hati kita. Beban terus terasa?? cobalah ambil wudhu’ dan sedikit bershalawat. Maka sedikit banyak akan terasa ketenangan pada diri kita.
• Lakukanlah karena hati, jangan pernah lakukan karena ambisi.
• Menggali informasi. Galilah informasi dengan banyak membaca dan mulailah meresensi buku yang kamu baca, karena dengan begitu tangan dan mulut kita akan luwes. Luwes menulis dan pandai berbicara, penyampainnyapun akan sistematis, disebabkan kita banyak membaca buku.
• Menemukan makna dari apa yang dipelajari dan bukan sekedar transfer ilmu. Tumbuhkan sikap kritis dari apa yang kita pelajari, dengan begitu otak kita tidak akan beku dan akan menemukan ide ide dan jawaban yang unik.
• Memancing memori dengan melakukan pengulangan-pangulangan. Dan mencoba dengan berdiskusi dengan teman teman.
• Tindakan terakhir lakukan sebuah kesimpulan dan renungilah apa yang telah kita pelajri sejauh mana kita telah melangkah.
“Semoga bermanfaat dan barokah”
Mus’iedah Amien, S. Pdi (Pembina Osis SMA 3 Annuqayah)
1 komentar:
bagiku, Annuqayah telah membuka mataku ini menatap dunia....
perkenankan aku akan berkomentar tentang angin yang tersedak di jendela malam. menerawangi maya dan cakrawala. ("oh, aisha...." tapi maaf, saya buka fahri. ya, ya, begitulah kira2 santri putri yang lagi didemam a2c) iya kan? salam kenal.
aku ada di: www.lelakimatahari.blogspot.com
Posting Komentar