23 Mei 2009

Sosialisasi Pupuk Organik di Fatayat NU Ganding

Anisah, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah, Koordinator Riset Tim Pupuk Organik School Climate Challenge Competition British Council

Pada hari Kamis (21/5) kemarin, kami Tim Pupuk Organik bersosialisasi ke Fatayat NU Ganding, tepatnya di Desa Langgar Asem. Kebetulan ketua Fatayat NU Ganding tersebut juga adalah guru di Madaris 3 Annuqayah, yaitu Ny. Khodijah. Sebenarnya bukan hanya tim kami yang bersosialisasi ke tempat itu, tapi juga dari tim SCC yang lain yaitu dari Tim Sampah Plastik dan Tim Gula Merah. Kami bersosialisasi ke tempat tersebut dengan didampingi 3 guru pendamping, dan siswanya berjumlah 8 orang.
Sore hari sekitar pukul 15.00 WIB kami berangkat dari sekolah. Keberangkatan kami sangat terburu-buru karena kami masih ada tamu dari SMK dan MA Al-Mujtama’ Pamekasan. Rombongan tamu tersebut tidak bisa ditinggal karena tujuan mereka ke sekolah kami ingin belajar juga tentang kegiatan peduli lingkungan yang kami laksanakan. Setelah sampai di Ganding, ternyata acara rutin mereka sudah selesai tapi mereka tetap sabar menunggu kami dan kami disambut dengan sangat hormat dibarengi dengan senyuman yang sangat berharga bagi kami. Kemudian setelah kami dipersilakan duduk, kami langsung memulai acara kami dan yang membuka acara tersebut adalah Ibu Mus’idah selaku Waka Kesiswaan sekaligus pembimbing dari Tim Gula Merah.
Setelah panjang lebar Ibu Mus’idah menjelaskan tujuan kami, beliau sedikit memaparkan tentang pemanasan global dan setelah itu dilanjutkan oleh teman kami dari Tim Sampah Plastik yang kemudian disusul presentasi Tim Gula Merah.
Setelah itu kami mendapat giliran presentasi. Tim kami menjelaskan tentang bahayanya memakai pupuk kimia dan manfaatnya memakai pupuk organik. Sebelum kami selesai menjelaskan, para hadirin langsung tanggap karena yang kami jelaskan itu menerangkan kehidupan petani yang selama ini memakai pupuk kimia.
Kami juga menjelaskan tentang KCl (Kalium Clorida) yang mana dengan memakai KCl yang dari pabrik itu dapat memberi efek negatif pada tanaman. Sebagai ganti KCl, kami mengemukakan resep lain, yakni memakai serabut kelapa. Serabut kelapa tersebut direndam dalam air selama 4 hari 4 malam sampai air tersebut berwarna kecokelatan. Setelah itu air tersebut boleh digunakan.
Sebenarnya kami tidak bermaksud untuk menghentikan masyarakat untuk memakai pupuk kimia tapi bagaimana caranya untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia dan memanfaatkan limbah pertanian yang ada di lingkungan desa untuk difungsikan sebagai penggembur tanaman.

1 komentar:

Roudhotul Athfal mengatakan...

siiiiiiiiiiipppppppppppp.
sudah bisa bersosialisasi dengan masyarakat, karena dengan begitu kita sudah ada persiapan untuk terjun kemasyarakat.