Lu’luil
Maknun, XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah
Hari ini hari Sabtu, dan jam pertama
saya pelajaran Bahasa Indonesia. Gurunya Bu Juwairiyah. Tentu saya sangat
senang sekali, karena materi Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi
favorit saya. Materi ini menurut saya sangat menarik, karena saya harus
mengolah kata-kata untuk menjadi kalimat yang padu, dan dari kalimat tersebut
lahirlah opini, artikel, tajuk rencana, naskah drama, dan sebagainya.
Materi kali ini membahas mengenai
kalimat serapan. Setelah menerangkan materi tersebut, Bu Juwairiyah memberi
tugas untuk dikerjakan kepada para siswa. Tugasnya berupa kata yang ada di Uji Kompetensi
4. Kata tersebut merupakan kata serapan yang masih belum diperbaiki dalam
kaidah penulisan yang berlaku dalam Bahasa Indonesia.
Ketika mengerjakan 14 butir soal
tersebut, banyak teman-teman yang kesulitan—tak terkecuali saya—dan banyak
teman-teman yang bertanya kepada Bu Juwairiyah. Ketika membantu menjawab
pertanyaan teman-teman yang sedang kesulitan, selain memberi penjelasan ulang,
Bu Juwairiyah juga mengatakan bahwa untuk membiasakan diri dengan
kalimat-kalimat tersebut, kita harus banyak membaca. Dengan membaca, kita akan
terbiasa dengan kata-kata baru yang awalnya tidak diketahui maksud ataupun
artinya.
Hah, lagi-lagi membaca. Membaca memang
penting, dan saya sangat menyadari hal itu. Saya sangat bersyukur karena saya
termasuk orang yang suka membaca buku—juga karena saya bersekolah di sekolah
yang sangat menganjurkan budaya membaca.
Di sela-sela mengerjakan tugas yang
menurut kami cukup njelimet itu, Bu Juwairiyah menawari kami memutar
musik. Tentu saja kami senang, karena dengan sambil mendengarkan musik kami jadi
santai dan tidak merasa tertekan.
Tiba-tiba saya jadi teringat dengan
buku karya M. Mushthafa yang berjudul Sekolah dalam Himpitan Google dan
Bimbel. Di sebuah bagian di sana dijelaskan bahwa salah satu cara yang
beliau lakukan untuk menyelamatkan otak kanan ialah dengan mengiringi musik
setiap kali beliau mengajar.
Beberapa pekan terakhir ini, mulai
bermunculan guru-guru SMA 3 Annuqayah yang memutar musik ketika mengajar. Saya
tidak tahu pasti dari mana datangnya kesadaran itu. Dan, sungguh, itu membuat
teman-teman sekelas menikmati dengan leluasa materi tersebut.
Memang, belajar dengan musik itu
menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar