19 Maret 2013

Bedah Buku "Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel"

Jamilatur Rohma, XA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Ahad, 10 Maret 2013 di SMA 3 Annuqayah diselenggarakan kegiatan bedah buku yang berjudul Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel karya M. Mushthafa. Kegiatan ini bukan kegiatan yang diselenggarakan OSIS, tetapi merupakan program sekolah. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar penggiat pendidikan khususnya daerah Guluk-Guluk, Ganding, dan juga dihadiri oleh sebagian pengurus pondok daerah di Annuqayah.

Dalam sambutannya, K. M. Mushthafa selaku kepala SMA 3 Annuqayah menyambahkan bahwa kegiatan ini diselenggrakan karena berkaitan dengan visi sekolah, dan di dalam buku yang dibedah ini dipaparkan visi pendidikan dan hal-hal mendasar yang selama ini memang jarang disentuh.

Narasumber dalam acara ini adalah K. Muhammad Ali Fikri yang merupakan kepala MA 1 Annuqayah dan H. Abd. Wahid Hasan, dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah yang secara khusus mendalami pendidikan spiritual.

Pada awal diskusi M. Mushthafa, pengarang serta moderator dalam acara ini, memberitahukan bahwa sebenarnya buku ini hanyalah kumpulan tulisan yang ditulis pada dua periode yaitu sebelum dan sesudah dia menjadi guru. Di dalam kumpulan tulisan tersebut ada juga karangan yang ditulis ketika penulis masih kelas 1 di MA 1 Annuqayah. Menurut penulis, buku ini hanyalah semacam cacatan harian saja.

Ada beberapa kesimpulan yang dipaparkan K. Muhammad Ali Fikri dari beberapa materi buku ini. menurutnya, buku ini merupakan refleksi paling mendalam dan paling riil yang terjadi di sekitar kita. Beliau menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bertujuan untuk mempertinggi derajat manusia. Menurutnya, pendidikan harus selalu kontekstual dan progresif. Tapi plagiasi serta gelar-gelar palsu sudah membudaya dan sudah masuk pada tradisi intelektual sehingga membuat praktik pendidikan semakin kacau.

Sementara itu, H. Abd. Wahid Hasan menyampaikan bahwa ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari buku ini. Di antaranya dia menyebutkan 3 kata kunci yang mendera pendidikan sekarang yaitu pragmatisme, materialisme, dan plagiarisme.

H. Abd. Wahid Hasan melanjutkan bahwa menurutnya ada 3 ruh paling mendasar dalam pendidikan berbasis Islam, yaitu pengetahuan yang cukup, kebijaksanaan yang mendasar, dan rasa cinta yang mendalam. Jika ketiga komponen ini ada dalam diri setiap guru maka pendidikan di Indonesia akan lebih baik.

Pada waktu diskusi ini berlangsung ada beberapa kendala yang muncul yaitu hujan deras beserta dengan petirnya sehingga listrik padam. Acara yang dimulai sekitar pukul 9.30 WIB ini kemudian ditutup pada sekitar pukul 12.15 WIB.

Tidak ada komentar: