Jamilatur Rohma, XI IPS 2 SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Inspirasi bisa didapat dari mana saja dan dengan
beragam cara. Pada hari
Rabu tanggal 4 Desember lalu, OSIS
SMA 3 Annuqayah mendatangkan M. Nurul Ikhsan,
seorang alumnus PP Annuqayah untuk berbagi inspirasi di SMA 3 Annuqayah. Dia adalah salah satu peserta dalam program Indonesia Mengajar yang digagas rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan.
Acara bincang-bincang yang dilaksanakan di Laboratorium
IPA SMA 3 Annuqayah ini dimulai pukul 14.00 WIB. Ia memulai dengan menceritakan pengalamannya
sebelum kuliah yang penuh perjuangan.
“Saya pernah menjadi
penjual koran, penjual buku, dan juga menulis sewaktu di Jogja,” ungkap Nuyung,
sapaan akrabnya.
Dia menambahkan
dulu dia masih harus mengganggur satu tahun sebelum mendaftarkan diri di UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta karena tak punya biaya. Setelah menjadi seorang
mahasiswa, Nuyung aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan.
Karena para siswa dan
undangan ada yang tidak mengenal tentang program Indonesia Mengajar, Nuyung menjelasakan
bahwa itu adalah sebuah program yang bertujuan untuk mencerdasakan anak bangsa dengan cara mengirim putra-putri terbaik Indonesia
ke daerah-daerah pelosok Indonesia untuk mengajar di Sekolah Dasar.
Kenapa di SD? Karena SD kekurangan guru 61% dari jumlah yang diharapkan. Kriteria sebagai calon peserta dalam program tersebut
adalah IPK (Indeks
Prestasi Kumulatif) harus di atas 3 , punya sikap kepemimpinan, mampu berkomunikasi dengan baik, dan
juga tangguh.
Ia juga menambahkan
bahwa 52 peseta Indonesia Mengajar yang terpilih diseleksi dari ribuan
pendaftar. Nuyung diberangkat 10
November 2012 ke Majene, Sulawesi Barat, setelah mendapat pelatihan intensif.
Majene, tempatnya mengajar, sebenarnya adalah
perkampungan yang semua warganya masih memiliki hubungan
kekerabatan satu dan lainnya. Dari tempatnya tinggal, ia masih harus berjalan 2 km ke sekolah tempatnya mengajar. Selanjutnya, Nuyung mengisahkan suka-duka selama
setahun mengabdi di sana.
"Jadi orang
sukses saja tidak cukup. Kita juga harus jadi orang mulia. Caranya adalah
dengan berbagi untuk sesama," kata Nuyung, yang menjadi salah satu
inspirasi menarik pada perbincangan sore itu.
Peserta bincang inspirasi sangat
antusias karena gaya penyampaian yang santai dan juga dibantu beberapa foto dan
video yang diputar disaat acara. Pada sesi pertanyaan, para peserta menanyakan berbagai hal mulai dari cara
mendaftar menjadi peserta program Indonesia Mengajar, keadaan
penduduk di Majene, dan beberapa
hal yang kurang jelas atau terkait video yang diputar.
Acara bincang inspirasi ini
selesai pukul 15.50 WIB.
2 komentar:
Salut untuk Nuyung. Pengalamannya sangat berharga untuk disimak bersama dan untuk banyak orang
sungguh, yang lebih hebat lagi adalah SMA 3 Annuqayah yang sepertinya tak pernah kekeringan soal ide-ide kreatif...
Posting Komentar