Jamilatur Rohma, XI IPS 2 SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Jumat,
29 November 2013, orientasi untuk
calon anggota Sanggar Tikar
SMA 3 Annuqayah akan berakhir. Karena hari Jumat sekolah libur, maka hari sebelumnya panitia mengumumkan
agar semua anggota berkumpul pukul 05.30 WIB.
Di pagi itu, panitia yang datang lebih awal
tampak sangat risau karena pukul 05.35 WIB tidak ada satu pun anggota yang
datang dan hujan deras yang mengguyur Guluk-Guluk pagi itu belum menampakkkan
tanda akan berhenti. Tapi panitia harus kembali dibuat kagum dan harus percaya
terhadap semangat para peserta, karena beberapa saat setelah itu, satu persatu
anggota tiba di tempat yang sudah ditentukan panitia walaupun hampir semua baju
mereka basah kuyup. Akhirnya pada pukul 05.45 WIB sebagian besar
peserta Orientasi Sanggar Tikar (Oskar) tiba di tempat.
Setelah itu semua panitia mengajak semua
anggota untuk melakukan olah tubuh yang biasanya selalu dilakukan oleh semua
anggota Sanggar Tikar setiap kali berkumpul. Namun ternyata peserta masih
banyak yang kesulitan saat olah tubuh untuk mengikuti gerakan-gerakan yang
dipraktikkan oleh panitia. Para peserta
masih kurang bisa untuk berkonsentrasi saat melakukan meditasi.
“Masih banyak yang kaget saat kami menggebrak
meja atau menyentuh mereka, malah ada yang tersenyum,” kata Kak Ulfa, ketua Sanggar
Tikar.
Setelah pemanasan, para peserta diberi waktu untuk istirahat sebelum
melanjutkan pada kegiatan berikutnya. Sesuai agenda, setiap
kelompok harus menampilkan sebuah penampilan sekreatif mungkin. Pada saat
menampilkan kreasi, tiba-tiba saja
banyak santri dari pondok di sekitar sekolah yang ikut menonton. Pertamanya hanya beberapa
santri tapi setelah itu semakin banyak yang menonton. Suasana pun
semakin riuh dan peserta Oskar semakin
bersemangat karena tepuk tangan dari penonton.
Setelah penampilan masing-masing kelompok selesai, panitia kembali
menguji nyali semua peserta. Panitia meminta semua peserta untuk keluar dari
ruangan. Setiap kelompok ditangani oleh beberapa panitia. Selanjutnya
panitia menguji keberanian dan ketanggapan peserta Oskar dengan berbagai cara seperti
berteater atau puisi spontan, akting menangis, menjadi kakek-kakek, dan masih
banyak lagi.
Agenda terakhir di hari itu adalah penyampaian materi
oleh tiga narasumber yang
sekaligus adalah pembina Sanggar Tikar yaitu: Muhammad Affan, Homaidi, dan Mahendra Cipta.
Dalam pemaparannya, Kak Homaidi mengatakan bahwa teater itu adalah obat dan juga
sebagai pelampiasan emosi yang bisa menghasikan sebuah karya. Sedangkan menurut
K. Moh. Affan, teater adalah aktivitas melatih semua rasa kemanusiaan kita sehingga dengan
berteater kita akan bisa lebih manusiawi. Kak Mahendra juga menambahkan bahwa
dengan teater kita dapat mengubah sesuatu yang biasa menjadi hal yang luar
biasa.
Kak Mahendra juga menambahkan bahwa jika kita
berusaha menyelami teater sebenarnya kita sedang menyelami kehidupan (jagat
besar) yang mengelilingi kita dan semuanya itu adalah pengetahuan.
“Jika kalian menangkap pengetahuan itu, maka kalian akan
menjadi orang yang bijaksana,” tuturnya.
Setelah penyampaian materi
selesai, acara dilanjutkan dengan sesi pertanyaan. Karena penyaji memaparkan dengan gaya yang santai
dan tidak bersifat formal, antusiasme peserta dalam sesi pertanyaan ini sangat
baik sekali, dibuktikan
dengan banyaknya penanya yang bertanya terkait dengan materi atau dengan dunia teater yang belum diketahui.
Salah satu pertanyaan peserta adalah “apa yang paling menakutkan
dalam hidup.” Kak Mahendra dkk.
kembali memberi jawaban. Yang paling menakutkan adalah hilangnya harapan.
Karena jika manusia tidak memiliki harapan maka tidak akan ada
kehidupan, dan orang yang membunuh kehidupan dia punya dosa yang besar.
Setelah itu para
penyaji melanjutkan dengan meminta setiap
kelompok untuk membuat yel-yel dalam waktu 5 menit. Setelah membuat
yel-yel para peserta dilatih untuk bisa menyelami peran secara spontan. Peserta
diminta bergabung dengan
kelompoknya, setelah itu
peserta diberi perintah untuk membuat bentuk dengan menggunakan tubuh mereka, seperti menjadi mobil atau menjadi pohon yang ditiup angin.
Setelah penyajian selesai, para panitia segera mengambil alih untuk mengumumkan siapa yang
menjadi peserta terbaik dalam
acara Orientasi Sanggar Tikar. Setelah melakukan diskusi panjang, panitia
menetapkan Rahmatus Shalihah sebagai peserta terbaik Oskar 2013 dan dengan diiringi tepuk
tangan riuh Kak Ulfa sebagai
ketua memberikan bingkisan kepada Rahmah.
Setelah itu semua peserta dan panitia bersalaman. Semua panitia
menjelaskan jika selama ini mereka bersikap keras itu tidak lain karena
tuntutan tugas dan mengajarkan sikap disiplin pada semua peserta.
Acara ini berakhir pada pukul 16.25 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar