31 Mei 2011
PSG Menyapa Pelita
Masluhatun, siswa kelas XA SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Jum’at pagi 6 Mei yang lalu, tim sampah plastik Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuqayah berangkat ke Madrasah Aliyah Raudlah Najiyah, Lengkong, Bragung. Setelah banyak kali tim PSG menghadiri berbagai acara atau undangan, Pelita (Pecinta Lingkungan Tanaman Tradisional), salah satu kegiatan ekstra di MA Raudlah Najiyah juga mengundang PSG beberapa waktu lalu.
Tujuan dari tim sampah plastik PSG ke MA Raudlah Najiyah ini adalah untuk mensosialisasikan tentang bahaya sampah plastik dan berbagi pengalaman tentang kegiatan PSG.
Saat itu ada beberapa anggota PSG yang diutus untuk menghadiri undangan ini, yakni Indah Susanti, Qurratul Aini, Yuliatin, Muflihah dan didampingi oleh guru pendamping, Mus'idah Amien, S.Pd.I. Di awal acara, mereka terlebih dahulu menjelaskan profil PSG dilanjutkan dengan penjelasan materi tentang bahaya sampah plastik, membedakan sampah organik dan anorganik, dan apa hubungannya dengan pemanasan global.
Setelah penjelasan materi, seperti biasa pasti ada sesi tanya-jawab. Peserta yang kurang lebih berjumlah 50 orang (kebanyakan perempuan) yang terdiri dari pengurus Pelita dan perwakilan dari setiap kelas MA dan MTs Raudlah Najiyah sangat antusias dalam sesi ini. Banyak sekali penanya. Mungkin juga karena adanya beberapa permainan yang disajikan oleh tim PSG.
Berhubung saat itu mendekati waktu shalat Jum'at, tim PSG dan peserta lainnya yang sebagian laki-laki beristirahat dari jam 11.30-12.45 WIB yang digunakan untuk shalat dan makan.
Setelah waktu istirahat selesai, peserta diajak untuk membuat tepak (tempat pensil) memakai bahan plastik bekas yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pada saat itu tidak ada mesin jahit, jadi pembuatannya dilakukan secara manual. Acara itu berakhir pada pukul 16.30 WIB.
Pada Jum'at berikutnya (13/05), tim sampah plastik PSG kembali hadir ke sekolah ini untuk kedua kalinya. Di sana mereka mereview dan mendiskusikan lebih dalam materi sebelumnya, sejauh mana pemahamannya dan melihat apakah peserta tersebut benar-benar peduli terhadap kegiatan seperti yang dilakukan oleh tim PSG. Kemudian dilanjutkan dengan praktik membuat tas dari sampah plastik.
Anggota tim yang hadir hanya memandu langkah-langkah pembuatan tas plastik yang dibantu dengan mesin jahit tua yang kadang-kadang ngadat atau karet gilingannya putus. Tapi dengan semangat dan keinginan peserta yang begitu besar untuk bisa membuat tas dari sampah plastik hasil kerja sendiri, mereka tak menyerah memperbaiki mesin tua itu dengan penuh kesabaran.
Pukul 11.00 WIB siang tim PSG berpamitan pulang. Peserta yang hadir merasa kecewa waktu yang tersedia sudah habis. Apalagi dengan pembuatan tas plastik yang belum sepenuhnya selesai.
Tanggapan dari kedua pihak sama-sama menyenangkan dan merasa bahwa mereka perlu bertemu kembali.
"Kami (tim PSG) berharap dapat menjalin kerjasama yang baik dengan Pelita," kata Indah Susanti, koordinator PSG.
Tim PSG bukan hanya berharap menjalin kerjasama yang baik dengan Pelita. Tim PSG juga merencanakan untuk bekerja sama di bidang proyek konservasi air yang saat ini masih digodok oleh tim PSG, karena sekolah tersebut tempatnya sangat strategis untuk tim mengelola proyek ini. Sekolah ini berdekatan dengan Sungai Lengkong yang masih digunakan warga sekitar. Sedangkan sungai tersebut kurang terawat dari sampah.
Label:
Cinta Lingkungan,
SMA 3 Annuqayah
24 Mei 2011
Rangkaian Aktivitas Ekstra MI 3 Annuqayah Diakhiri
Muhammad-Affan, Waka Kesiswaan MI 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Menjelang akhir tahun ajaran 2010-2011, semua kegiatan ekstra MI 3 Annuqayah diakhiri. Pada hari Selasa sore, 17 Mei 2011, kegiatan Sanggar Pelangi, merupakan aktivitas ekstra pertama yang diakhiri.
Pada kesempatan itu hadir K. Lukman El Hakiem dan Mega Eka Suciyanti selaku tutor pada kegiatan tersebut. Di tengah anak anak, Lukman menyampaikan beberapa ‘pesan perpisahan’ singkat. Beliau juga menyempatkan menyanyikan lagu perpisahan yang ditulisnya beberapa waktu sebelumnya. Saat memberi pesan, tampak beberapa anak sesenggukan dan mengusap air matanya. Terakhir, beliau membaca doa singkat dan anak-anak berpamitan pulang ke rumah masing-masing.
Pada hari Rabu, sehari setelah seremoni penutupan kegiatan Sanggar Pelangi, Kak Edy dan Kak Mulkan, pembina pramuka MI 3Annuqayah, juga menutup kegiatan ekstra Pramuka. Dalam penutupan itu, tutor lebih banyak memberi motivasi kepada anak-anak. Penutupan acara pada sore itu berlangsung di depan Laboratorium IPA Madaris III Annuqayah.
MI 3 Annuqayah mencatat beberapa nama tutor pembina pramuka sejak kegiatan itu menjadi bagian kegiatan ekstra di lembaga tersebut. Setelah Kak Mumdarin, S.Pd.I., dan Kak Bakrie, selanjutnya pada tahun ajaran 2010-2011, Kak Mamat dan Kak Edy masuk mengganti posisi mereka. Kak Mumdarin sempat aktif setahun di kegiatan pramuka MI 3 Annuqayah dan mulai tidak aktif menjelang akhir tahun ajar 2009 karena selain sebagai pembina di Gudep Pramuka Annuqayah, beliau juga harus mengemban banyak tugas di MI Annuqayah (putra). Sedangkan Kak Bakrie pada waktu itu harus berangkat ke Bandung selama enam bulan untuk mengikuti beberapa pelatihan. Posisi mereka lalu diganti Kak Mamat dan Kak Edy. Menjelang semester dua, Kak Mamat diganti oleh Kak Mulkan. Kak Mamat harus undur diri dari pembina pramuka MI 3 Annuqayah karena harus melaksanakan beberapa tugas penting di Gudep Annuqayah.
Selanjutnya, pada hari Kamis, Mega Eka Suciyanti menutup acara kegiatan ekstra menyulam dan kursus matematika. Tak jauh beda dari seremoni penutupan kegiatan ekstra sebelumnya, pada kesempatan tersebut, Mega banyak memberi pesan dan nasihat kepada anak anak MI 3 Annuqayah, terutama kepada kelas 6 yang sebentar lagi akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Acara ditutup dengan pembacaan doa.
Acara penutupan rangkaian kegiatan ekstra MI 3 Annuqayah tahun ini sengaja dilaksanakan secara terpisah. Hal ini dimaksudkan agar masing masing tutor lebih leluasa menyampaikan pesan terakhir dan memberikan motivasi kepada anak anak.
15 Mei 2011
Aktivitas Siswa Kelas Akhir SMA 3 Annuqayah Setelah UN
Masluhatun, XA SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Jum’at, 29 April 2011, Ujian Nasional (UN) secara serentak di seluruh Indonesia berakhir. UN tingkat MTs dan sederajat berakhir pada hari Kamis, 28 April, dan bagi tingkat SMA sederajat berakhir hari kamis, 21 April.
Sebelum UN, siswa kelas akhir di MTs 3 Annuqayah dan SMA 3 Annuqayah melakukan istighasah bersama yang dipimpin oleh K.H. Waqid Yusuf di laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah. Banyak siswa yang berurai air mata saat melantunkan doa bersama.
Ujian nasional telah menjadi momok menakutkan bagi siswa kelas akhir. Karena itu menentukan lulus tidaknya siswa.
UN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Bila tahun-tahun sebelumnya kelulusan siswa mengambil 100% dari nilai UN, pada tahun ini nilai kelulusan siswa 60% diambil dari nilai UN dan 40% dari nilai ujian sekolah.
“Dalam mengikuti UN saya merasa tegang, tapi saya berusaha menjalani dengan tenang. Karena saya yakin dengan belajar dan doa saya akan sukses menjalaninya,” kata Istiana Alifia, salah satu peserta UN di MTs 3 Annuqayah.
Setelah ujian nasional berakhir para siswa kelas akhir dapat beristirahat untuk menenangkan pikiran sambil menunggu pelulusan. Pelulusan inilah yang mendebarkan bagi siswa kelas akhir. Karena hal ini akan menentukan masa depan mereka. Tetap melanjutkan sekolah atau tidak.
Khusus di SMA 3 Annuqayah, setelah UN siswa kelas akhir masih masuk, khusus untuk pelajaran agama, seperti hadits, tauhid, dan yang lainnya. Untuk mempermudah, kelas XII IPA dan kelas XII IPS disatukan dan menggunakan ruang laboratorium IPA.
Selain materi lokal keagamaan, siswa kelas akhir SMA 3 Annuqayah juga diberi materi keterampilan tata boga, latihan tahlil dan shalawat, diskusi film dokumenter, dan lain-lain. Tanggal 21 Mei siswa kelas akhir ini akan mengikuti ujian lokal.
Guluk-Guluk—Jum’at, 29 April 2011, Ujian Nasional (UN) secara serentak di seluruh Indonesia berakhir. UN tingkat MTs dan sederajat berakhir pada hari Kamis, 28 April, dan bagi tingkat SMA sederajat berakhir hari kamis, 21 April.
Sebelum UN, siswa kelas akhir di MTs 3 Annuqayah dan SMA 3 Annuqayah melakukan istighasah bersama yang dipimpin oleh K.H. Waqid Yusuf di laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah. Banyak siswa yang berurai air mata saat melantunkan doa bersama.
Ujian nasional telah menjadi momok menakutkan bagi siswa kelas akhir. Karena itu menentukan lulus tidaknya siswa.
UN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Bila tahun-tahun sebelumnya kelulusan siswa mengambil 100% dari nilai UN, pada tahun ini nilai kelulusan siswa 60% diambil dari nilai UN dan 40% dari nilai ujian sekolah.
“Dalam mengikuti UN saya merasa tegang, tapi saya berusaha menjalani dengan tenang. Karena saya yakin dengan belajar dan doa saya akan sukses menjalaninya,” kata Istiana Alifia, salah satu peserta UN di MTs 3 Annuqayah.
Setelah ujian nasional berakhir para siswa kelas akhir dapat beristirahat untuk menenangkan pikiran sambil menunggu pelulusan. Pelulusan inilah yang mendebarkan bagi siswa kelas akhir. Karena hal ini akan menentukan masa depan mereka. Tetap melanjutkan sekolah atau tidak.
Khusus di SMA 3 Annuqayah, setelah UN siswa kelas akhir masih masuk, khusus untuk pelajaran agama, seperti hadits, tauhid, dan yang lainnya. Untuk mempermudah, kelas XII IPA dan kelas XII IPS disatukan dan menggunakan ruang laboratorium IPA.
Selain materi lokal keagamaan, siswa kelas akhir SMA 3 Annuqayah juga diberi materi keterampilan tata boga, latihan tahlil dan shalawat, diskusi film dokumenter, dan lain-lain. Tanggal 21 Mei siswa kelas akhir ini akan mengikuti ujian lokal.
14 Mei 2011
OSIS SMA 3 Annuqayah Peringati Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional dengan Seminar
Rukaiyah, XI IPA SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Untuk memperingati hari Kartini dan hari Pendidikan Nasional, hari Selasa tanggal 3 Mei yang lalu OSIS SMA 3 Annuqayah mengadakan seminar bertema sistem pendidikan nasional dan pembangunan perempuan. Acara ini bertempat di Aula Madaris 3 Annuqayah.
Acara ini berlangsung pada jam 07.30 WIB hingga 12.00 WIB. Pada acara ini OSIS SMA 3 Annuqayah menghadirkan beberapa penyaji, yakni Rozinah (Aktivis Solidaritas Buruh Migran Indonesia (SBMI) Region Madura), Dr. Mukhlis (dosen STAIN Pamekasan), dan Pandji Taufiq, Ketua NU Sumenep.
Acara seminar ini dihadiri oleh semua murid dan guru SMA 3 Annuqayah. Selain itu, OSIS SMA 3 Annuqayah juga mengundang siswa dari sekolah-sekolah lain, yakni dari SMA al-Muqri Prenduan, MA Annajah I Karduluk, MA Sumber Payung, MA Nurul Huda, dan juga siswa MTs 3 Annuqayah dan MA 1 Annuqayah Putri.
Dalam seminar ini muncul gagasan bahwa banyak guru atau pendidik termasuk juga pengelola lembaga pendidikan yang lebih mengutamakan aspek kognitif daripada afektif dan psikomotorik. Padahal jika semua tingkat pendidikan yang ada di Indonesia dalam mendidik dan menilai siswa mencakup ketiga aspek tersebut secara utuh, maka akan menghasilkan siswa maupun lembaga yang unggul.
Menurut Dr. Mukhlis, berilmu berada dalam kedudukan yang keempat setelah beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Karena itu, ilmu sangatlah penting, termasuk juga bagi perempuan.
Mengenai pemberdayaan perempuan, Rozinah menjelaskan bahwa perempuan itu disebut berdaya ketika sejajar dengan laki-laki. Namun pada fitrahnya perempuan tidak sama dengan laki-laki. Perempuan dan laki-laki saling membutuhkan. Tapi perempuan punya peran penting dalam membentuk dunia yang lebih baik.
Sedangkan Pandji Taufiq membahas tentang sistem pendidikan nasional yang berbasis pesantren.
Setelah ketiga pembicara memaparkan pikirannya, ada sesi dialog dengan peserta. Acara ini berlangsung dengan lancar sesuai dengan harapan panitia.
13 Mei 2011
Anak adalah Amanah Tuhan
Muhammad-Affan, Waka Kesiswaan MI 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Setelah bulan Maret lalu melaksanakan temu wali dengan mendatangkan dr. Dominicus Husada, pakar kesehatan anak dari Sumenep, pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2011, MI 3 Annuqayah kembali menggelar acara temu wali dengan menghadirkan K. Luqman El Hakiem, S.Ag, pakar pendidikan anak sekaligus pembina Lembaga Nurul Islam dari Bata’al Barat, Ganding.
“Pada pagi hari ini sengaja kami menghadirkan Kiai Luqman El Hakiem untuk berbagi pengalaman berharga kepada kita semua tentang seputar dunia anak, bagaimana cara kita selaku para orang tua memberikan pendidikan terbaik terhadap mereka,” kata Ny. Sunhiyah Misya, kepala MI 3 Annuqayah, dalam sambutannya. Selain itu, kepala sekolah juga menegaskan, acara temu wali pada kesempatan kali ini merupakan bentuk komitmen MI untuk terus menjalin silaturrahmi dengan wali murid.
Pada sesi presentasi, nasa sumber mengupas tuntas dunia anak. “Pertama kita harus melihat bahwa anak adalah amanah dari Tuhan. Dari cara pandang begini, kita selaku orang tua, dengan semangat tanggung jawab akan memberikan pendidikan terbaik kepadanya,” kata Kiai Luqman dalam pembukaan presentasinya. Selain itu, Kiai Luqman juga memaparkan pentingnya peran tua dalam menumbuhkembangkan potensi dasar dan multi kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Oleh karenanya, peran orang tua dalam hal ini sangat strategis dan menentukan perkembangan anak pada masa-masa selanjutnya.
Seusai presentasi, acara dilanjutkan dengan tanya jawab yang dimoderatori langsung oleh kepala sekolah MI 3 Annuqayah. Pada sesi tersebut, para wali tampak begitu antusias menyampaikan pertanyaan, khususnya masalah seputar cara mendidik dan menemani anak belajar.
Acara yang diwarnai dengan dialog dinamis itu berlangsung kurang lebih 2 jam. Acara diakhiri pada pukul 11.00 WIB dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ny. Hj. Thoyyibah Mahfoudz, salah satu Dewan Komisaris Madaris III Annuqayah, sekaligus guru sepuh MI 3 Annuqayah.
Langganan:
Postingan (Atom)