30 April 2011
PSG Peringati Hari Bumi dengan Aksi Memulung Sampah Plastik di TPA Annuqayah
Rukaiyah, XI IPA SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Hari Jumat 22 April yang lalu seluruh anggota Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuqayah memperingati hari ulang tahun PSG sekaligus memperingati Hari Bumi dengan memulung sampah plastik di TPA Annuqayah di Bukit Lancaran. Kegiatan ini didampingi oleh pembina OSIS dan Kepala Sekolah SMA 3 Annuqayah serta oleh alumnus PSG.
Ini adalah peringatan hari ultah PSG yang ketiga kalinya, dan keempat kalinya peringatan Hari Bumi yang dilakukan oleh PSG sejak terbentuk pada tahun 2008.
Perayaan ulang tahun PSG dan Hari Bumi tahun ini berbentuk pengumpulan sampah plastik di TPA Annuqayah. Sampah yang telah terkumpul kemudian dipilah.
Sebelum menuju TPA Annuqayah, tim PSG yang berjumlah 36 orang anggota ini berkumpul di halaman SMA 3 Annuqayah. “Ketika sudah sampai ke tempat tujuan, yaitu TPA Annuqayah yang penuh dengan sampah yang berserakan, kami berhadapan dengan sampah-sampah dan bau yang tak sedap. Tapi semua itu tak dapat menghalangi kami,” tutur Indah Susanti, koordinator PSG.
“Para anggota PSG tetap bersemangat dan tak mengenal malu dan jijik untuk memungut satu per satu sampah plastik yang masih layak digunakan,” sambung Novi, salah satu anggota PSG.
Untuk menghilangkan kejenuhan, ketika memulung sampah, para anggota PSG bernyanyi bersama dan di situ mereka bercanda tawa sehingga membuat anggota tambah antusias dan bersemangat.
“Walaupun rasa lelah, letih dan senang juga kami rasakan, insya Allah kami akan selalu berjuang untuk bumi kita dan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna, seperti tas yang telah dibuat oleh tim PSG. Agar sampah-sampah yang ada tidak menumpuk begitu saja, namun dapat dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan,” tutur Mus’idah, pembina OSIS SMA 3 Annuqayah.
25 April 2011
Diskusi Film, Amunisi Semangat untuk Guru Annuqayah
M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Ahad siang (24/4) kemarin, dimulai sekitar pukul 12.00 WIB, SMA 3 Annuqayah mengadakan acara diskusi film dokumenter berjudul Science and Islam. Acara yang bertempat di aula Madaris 3 Annuqayah ini dihadiri oleh guru-guru di lingkungan Madaris 3 Annuqayah, sekolah/madrasah dan lembaga di lingkungan Annuqayah, dan juga beberapa sekolah mitra. Peserta guru yang hadir berjumlah hampir 50 orang,putra dan putri.
Acara ini diadakan untuk menyuntikkan semangat kepada guru-guru agar terus tekun berkhidmat di lembaga pendidikan dan mengembangkan minat keilmuan mereka masing-masing. Film dokumenter yang diputar, Science and Islam, sebenarnya adalah tiga seri dokumenter yang dipresentasikan oleh Jim al-Khalili, profesor fisika University of Surrey, Inggris, yang memaparkan kontribusi besar Islam pada perkembangan ilmu dan teknologi yang sering tak dituturkan secara tuntas dalam sejarah perkembangan peradaban dunia. Dalam film produksi BBC Channel Four tahun 2009 ini, Jim yang kelahiran Irak memberikan gambaran yang sangat jelas tentang semangat Islam yang merevolusi metode dan pendekatan atas ilmu dan pengetahuan. Menariknya, Jim banyak memberi ilustrasi dan membuka langsung karya-karya ulama Islam abad pertengahan untuk menggambarkan kehebatan dan semangat keilmuan mereka.
Karena keterbatasan waktu, film yang diputar hanya seri kedua dari tiga seri dokumenter ini. Sebagai pembanding dan pembuka, diputar juga film bertema sejenis berjudul Cosmic Voyage. Film produksi IMAX dan masuk nominasi Oscar film dokumenter tahun 1997 ini memberi gambaran singkat tentang perkembangan sains dalam perspektif Barat.
Dalam sesi diskusi, guru-guru berbagi kesan, komentar, dan masukan dengan penuh semangat. “Guru pemegang materi SKI, matematika, fisika, kimia, geografi, wajib menonton film ini, karena film ini memberi gambaran sangat penting tentang kelahiran ilmu-ilmu yang saat ini dipelajari di sekolah,” komentar K.H. Ahmad Hazim, guru sejarah SMA 3 Annuqayah.
K. M. Faizi, direktur Madaris 3 Annuqayah, menyampaikan bahwa film ini mendorong semangat para guru untuk terus belajar, di antaranya dengan membuat karya terjemahan. “Dalam film ini, digambarkan betapa Gerakan Penerjemahan yang dipelopori oleh Khalifah al-Ma’mun telah memberi dampak yang luar biasa bagi pengembangan ilmu,” tambahnya.
Banyak guru yang hadir menyatakan bahwa film ini harus ditonton oleh semua guru di Annuqayah, karena sangat mencerahkan. Seorang guru MA 1 Annuqayah Putra memberi usul konkret agar ada semacam forum diskusi di antara guru untuk menambah wawasan, seperti halnya forum diskusi kemarin yang digelar hingga hampir pukul 15.00 WIB. A. Muis, guru SMK Annuqayah, mengatakan bahwa film ini harus mendorong sekolah agar berinovasi dalam pembelajaran, termasuk dengan membuat eksprimen yang dialami langsung oleh murid dan guru.
Untuk diketahui, film dokumenter Science and Islam ini diterjemahkan oleh Fatima Jauhari, salah seorang alumni Annuqayah yang kini bermukim di Jember. Film ini adalah bagian dari proyek penerjemahan film-film bermutu untuk pendidikan yang sedang dilaksanakan oleh keluarga besar Madaris 3 Annuqayah. Beberapa film yang sudah diterjemahkan dan bertema lingkungan sudah pernah diputar terbatas di SMA 3 Annuqayah beberapa bulan yang lalu, yakni film Food Inc. (2008) dan The Cove (2009).
10 April 2011
Belajar dengan Praktik itu Menyenangkan
Rukaiyah, XI IPA SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Hari Rabu 6 April yang lalu, siswa kelas XI IPA SMA 3 Annuqayah melakukan praktikum tentang tegangan permukaan air. Percobaan ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman siswa mengenai tegangan permukaan suatu zat cair.
“Selain itu percobaan ini juga bertujuan agar pembelajaran tidak membosankan. Jika hanya lewat teori saja, anak-anak bisa bosan. Jadi harus praktik langsung,” papar Syaiful Bahri, guru fisika SMA 3 Annuqayah.
Sebelum kegiatan praktikum dimulai, para siswa harus menyiapkan bahan-bahan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan bahan-bahannya tidak terlalu sulit. Bahan yang diperlukan di antaranya: gayung/bekas gelas air mineral, air, silet.
Langkah kerja yang pertama adalah memasukkan air ke dalam gayung/bekas gelas air mineral. Setelah terisi, biarkan sampai air di wadah benar-benar dalam keadaan tenang. Setiap benda yang terletak pada suatu bidang Akan melakukan tekanan pada bidang tersebut, termasuk juga zat cair, dan itu disebut tekanan hidrostatik.
Selanjutnya, apabila air sudah dalam keadaan datar dan tenang, maka langkah selanjutnya tinggal mencelupkan silet yang telah disiapkan. Namun cara meletakkannya tidak sembarang menempatkan begitu saja, kemudian selesai. Tetapi ada tekniknya, yakni cara memegang bahan yang akan diuji harus dalam keadaan lurus, karena besarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh keadaan permukaan zat cair. Misalnya suhu, semakin tinggi suhu zat cair semakin kecil tegangan permukaannya.
Setelah langkah kerja selesai dikerjakan, dan suatu benda yang berada dalam bejana yang terisi zat cair diam dan benda itu tercakup sebagian maka benda itu akan terapung.
“Dengan adanya praktikum ini, anak-anak dapat memahami teori dan bisa mempraktikkannya. Selain itu, anak-anak dapat turun langsung mencobanya. Akhirnya siswa merasa puas dan senang dalam belajar,” tutur salah satu siswi kelas XI IPA yang juga mangikuti percobaan itu. Suasana pada saat itu, tampak tenang tapi para siswa tetap aktif dan berantusias sekali melakukan percobaan.
Guluk-Guluk—Hari Rabu 6 April yang lalu, siswa kelas XI IPA SMA 3 Annuqayah melakukan praktikum tentang tegangan permukaan air. Percobaan ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman siswa mengenai tegangan permukaan suatu zat cair.
“Selain itu percobaan ini juga bertujuan agar pembelajaran tidak membosankan. Jika hanya lewat teori saja, anak-anak bisa bosan. Jadi harus praktik langsung,” papar Syaiful Bahri, guru fisika SMA 3 Annuqayah.
Sebelum kegiatan praktikum dimulai, para siswa harus menyiapkan bahan-bahan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan bahan-bahannya tidak terlalu sulit. Bahan yang diperlukan di antaranya: gayung/bekas gelas air mineral, air, silet.
Langkah kerja yang pertama adalah memasukkan air ke dalam gayung/bekas gelas air mineral. Setelah terisi, biarkan sampai air di wadah benar-benar dalam keadaan tenang. Setiap benda yang terletak pada suatu bidang Akan melakukan tekanan pada bidang tersebut, termasuk juga zat cair, dan itu disebut tekanan hidrostatik.
Selanjutnya, apabila air sudah dalam keadaan datar dan tenang, maka langkah selanjutnya tinggal mencelupkan silet yang telah disiapkan. Namun cara meletakkannya tidak sembarang menempatkan begitu saja, kemudian selesai. Tetapi ada tekniknya, yakni cara memegang bahan yang akan diuji harus dalam keadaan lurus, karena besarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh keadaan permukaan zat cair. Misalnya suhu, semakin tinggi suhu zat cair semakin kecil tegangan permukaannya.
Setelah langkah kerja selesai dikerjakan, dan suatu benda yang berada dalam bejana yang terisi zat cair diam dan benda itu tercakup sebagian maka benda itu akan terapung.
“Dengan adanya praktikum ini, anak-anak dapat memahami teori dan bisa mempraktikkannya. Selain itu, anak-anak dapat turun langsung mencobanya. Akhirnya siswa merasa puas dan senang dalam belajar,” tutur salah satu siswi kelas XI IPA yang juga mangikuti percobaan itu. Suasana pada saat itu, tampak tenang tapi para siswa tetap aktif dan berantusias sekali melakukan percobaan.
Label:
Pembelajaran Kreatif,
Sains,
SMA 3 Annuqayah
Langganan:
Postingan (Atom)