12 Februari 2009

Masyarakat Ragukan Obat Tradisional, OSIS SMA 3 Annuqayah Adakan Seminar Kesehatan


Ummul Karimah (XI IPA)

GULUK-GULUK—OSIS SMA 3 Annuqayah Divisi Kesehatan Rabu (11/2) kemarin mengadakan acara seminar yang bertajuk “Mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional”. Acara seminar kali ini lebih bernuansa akrab dengan hadirnya masyarakat sekitar Annuqayah. Acara ini merupakan ajakan untuk kembali akrab dengan alam bagi mereka yang menganggap obat tradisional tak lagi mujarab.
Ada 37 peserta yang hadir pada acara tersebut. Sebelumnya peserta yang diperkirakan hadir sebanyak 50, namun sebagian undangan dari unsur masyarakat yang hadir mengatakan bahwa masyarakat yang tidak hadir pada saat yang sama memiliki acara lain, yakni ziarah kubur ke Sunan Ampel Surabaya.
Siti Mailah sebagai ketua panitia sedikit cemas karena masyarakat banyak yang tidak hadir. “Namun begitu, separuh ruangan aula penuh dengan siswa SMA 3 Annuqayah dan undangan dari sekolah lain,” ungkapnya.
Pendapat berbeda disampaikan Nyi Oot, sapaan akrab Ny. Khatibah A Warits, nara sumber dalam acara tersebut, yang menyatakan bahwa sedikitnya peserta akan lebih baik karena acara bisa lebih efektif. “Dari pada banyak peserta dan terlalu banyak pertanyaan, nanti hanya akan menambah waktu saja,” guraunya sambil tersenyum membuka pengantar dalam sesi dialog membantu mengurangi rasa cemas panitia.
Acara berlangsung cukup heboh dan meriah, sebab selain metode dan penyampaian Nyi Oot sangat menarik, peserta baik masyarakat maupun siswa antusias dan aktif bertanya.
Acara tersebut diselenggarakan agar dapat mendorong semangat orang-orang yang hampir melupakan alam untuk kembali pada tradisi meramu jamu sendiri seperti zaman dahulu. Sedangkan isu merosotnya semarak masyarakat dan siswa untuk ke Poskestren (Pos kesehatan Pesantren) Annuqayah menjadikan OSIS SMA 3 Annuqayah divisi kebersihan dan kesehatan untuk mengadakan acara semacam ini. “Mungkin orang-orang akan lebih memilih jamu tradisional apabila mereka tahu bahwa jamu tradisional jauh lebih baik daripada obat-obat medis,” kata Nyi Oot seraya mengepalkan tangan dengan mata berbinar-binar.
Usai acara, seluruh peserta dan panitia melangsungkan makan bersama, dengan menu soto yang dimasak sendiri oleh panitia. Sedangkan airnya tidak memakai air kemasan. Setelah ditanya, panitia bagian konsumsi memaparkan alasannya, “Agar tidak menambah jumlah sampah dan agar kita lebih benar-benar kembali ke alam.”

1 komentar:

M. Faizi mengatakan...

Kampanye agar tidak selalu menggunakan air [dalam] kemasan karena akan menambah sampah plastik agaknya perlu digendakan tersendiri. Memang, yang serbapraktis dan serbainstan telah mendarah daging dalam pikiran setiap orang, ya, itu salah satu contohnya. ca'na Oreng Madura, aramo'.