18 April 2008

"Orang Kairo" Ngobrol Ayat-Ayat Cinta di Perpus Madaris Sabajarin


Ummul Karimah, siswi kelas XB SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Muhammad Shalahuddin yang akrab dipanggil Ra Mamak putra K.H.A. Warits Ilyas menghadiri perpustakaan Madaris III Annuqayah kemarin (17/04/2008). Dia hadir dalam acara bincang-bincang novel best seller yang berjudul Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman el-Syirazi. Sebelumnya telah dipampang sebuah pengumuman mengenai kedatangan Ra Mamak, tetapi dalam pengumuman itu dirahasiakan siapa bintang tamunya. Apalagi pegumuman itu memercikkan sebuah gosip bahwa bintang tamunya kenal dengan para pemeran dalam novel Ayat-Ayat Cinta. Pengumuman yang sangat rahasia dan heboh itu menjadikan para siswi Madaris III Annuqayah sangat penasaran dan tidak sabar menanti hari H.

Kehadirannnya pada hari H itu membuat para siswa yang penasaran beramai-ramai untuk menghadiri Perpustakaan Madaris III hingga separuh ruangan perpustakaan terisi penuh oleh para hadirin. Tak hanya siswi Madaris III Annuqayah saja yang hadir melainkan juga siswi dari MTs 1 putri, mahasiswi STIKA dan ibu TU SMA 3 Annuqayah serta pembina OSIS SMA 1 Annuqayah (putra) juga menghadiri acara tersebut.

Dari pertanyaan siswa yang unik-unik dan lugu, Ra Mamak menjawab secara detail dan memuaskan. Sebelum dibuka dialog, ia memberikan pengantar tentang seputar keindahan kota Kairo dan di mana saja letak kelebihan dan kelemahan novel karya kang Abik itu. Sampai-sampai ada siswi yang komentar mengenai pengantar dari Ra Mamak: “Wah hebat! pengantarnya luas, seperti meresensi buku.”

Saat acara tersebut berlangsung Ra Mamak dan sang moderator yang sudah tak asing lagi yaitu Ra Mushthafa sempat bergurau mengenai hitungan percetakan di Indonesia. Hal ini disebabkan Ra Mamak yang masih dua pupunya Ra Mushthafa dan sepupunya Ra Faizi sendiri, tahu bahwa Ra Mushthafa pernah bekerja di Penerbit Bentang Pustaka. Acara ini berlangsung cukup meriah karena Ra Mamak dalam menyampaikannya tidak begitu tegang. Beliau menyampaikan seputar Ayat-Ayat Cinta dengan santai namun serius sehingga acara ini begitu mengalir. Dan para peserta cukup menikmati acara ini.

Ketika pertanyaan terakhir dilontarkan, yaitu mengenai nyata tidaknya kisah dalam novel Ayat-Ayat Cinta, Ra Mamak yang pernah tinggal lama di Kairo itu menjawab, “O… kalau mengenai nyata atau tidaknya novel itu sepenuhnya hanya fiksi, tapi sebagian dari nama-nama tokoh dalam novel ini memang mengambil dari nama-nama teman kang Abik. Seperti Aisyah yang diambil dari nama Neng Aisyah Tidjani putri dari almarhum K.H Tidjani Jauhari Al-Amin Prenduan yang kuliah di Kairo,” tuturnya.

Pertanyaan dari peserta sebenarnya masih banyak. Tapi karena sudah hampir magrib, diskusi pun diakhiri.

2 komentar:

on la on mengatakan...

Wah, benar2 hebat Ra Mamak neee. kpan mau ngadain acara lagi yaa!? klo mo ngadain lagi, jangan lupa undangannya
yah..

M. Faizi mengatakan...

benar-benar FAHRI yang tidak sesungguhnya