Ummul Karimah & Siti Nujaimatur Ruqayyah, Siswi XII IPA SMA 3 Annuqayah
Pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah periode 2009-2010 resmi dilantik Rabu (21/10) kemarin. Acara ini dimeriahkan dengan acara dialog bertema: Teroris dalam perspektif Hukum dan Agama. Mus’idah, pembina OSIS SMA 3 Annuqayah, menuturkan bahwa pengurus OSIS meminta agar acara pelantikan tidak hanya sekadar melantik saja, tetapi ada semacam acara diolog yang bisa membuat siswa semakin tertarik untuk menghadiri acara ini. “Apalagi acara yang diangkat tentang terorisme, masih sangat hangat. Siswa dapat memperluas wawasan dan memberi penilaian secara tepat terhadap terorisme,” katanya.
Sebenarnya dialog tersebut akan dilaksanakan setelah acara pelantikan selesai. Berhubung Kiai Zainur Rahman, nara sumber dialog ini hadir lebih awal, maka dialog pun segera dimulai. Seharusnya acara tersebut juga dihadiri oleh nara sumber lainnya, yaitu Kapolsek Guluk-Guluk untuk mengupas tentang terorisme dalam perspektif hukum—sedangkan Kiai Zainur Rahman dari sudut pandang fiqih dan etika.
Namun sehari sebelum acara berlangsung pihak kepolisian mengonfirmasi panitia bahwa mereka tidak bisa hadir dikarenakan tidak diperbolehkan untuk mengisi seminar tentang terorisme. Pihak kepolisian tersebut mengaku bahwa untuk mengisi seminar ini harus meminta izin kepada Kapolwil, dan Kapolwil pun tak berani karena yang berhak mengisi hanya Densus 88. Akhirnya acara tersebut hanya dihadiri oleh Kiai Zainur Rahman saja.
Kiai Zainur, pengasuh muda PP Al-Muqri Prenduan ini, mengaku lebih berani dari Kapolwil. “Buktinya saya berani mengisi acara seminar ini dibanding Kapolwil,” tuturnya. Pernyataan ini membuat seluruh siswa SMA 3 Annuqayah dan para undangan tak dapat menahan tawa, hingga Habibah, salah satu peserta angkat komentar. “Kocak banget,” ujarnya sambil tertawa.
Mus’idah menilai ketidakhadiran Kapolsek Guluk-Guluk dengan alasan tersebut tidak masuk akal dan membuatnya kecewa. “Dari awal mereka sudah mengatakan bisa dengan mantap, tapi secara mendadak perubahan terjadi. Kalau cuma mengisi tentang perspektif hukum, seharusnya mereka bisa. Setidaknya secara mendasar saja dari pada tidak sama sekali,” ungkapnya.
Syukurlah, kehadiran Kiai Zainur dapat mengobati rasa kecewa panitia dan peserta. Hal ini juga dirasakan oleh Yuliatin, ketua panitia. Ia mengatakan bahwa acara ini cukup berjalan lancar dan pemaparan dari nara sumber sangat luas serta menarik. “Apalagi beliau memberikan izin kepada kami untuk memfotokopi buku hasil bahtsul masail NU tentang terorisme. Itu bukan sekadar menjadi obat tapi lebih,” katanya dengan nada tegas.
Selanjutnya setelah kegiatan ini berakhir, Dina Hava Novita Bramy selaku pembawa acara mengumumkan bahwa acara pelantikan akan dimulai. Seluruh pengurus OSIS baru yang memakai pakaian serba putih itu kembali diliput rasa tegang. Karena setelah mereka dilantik, mereka akan berhadapan dengan tanggung jawab yang besar.
Namun Ummul Karimah sebagai ketua OSIS lama sedikit memberikan obat penenang bagi mereka. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa meskipun namanya tidak tertera dalam struktur ia akan tetap membantu mereka. “Begitu pula dengan pihak sekolah, karena jika hanya pihak sekolah yang bekerja tanpa bantuan dari pihak OSIS maka sekolah akan kering. Demikian juga jika hanya OSIS yang semangat tanpa ada dukungan dari pihak sekolah maka sekolah akan banjir dari air mata,” tambahnya.
Moh. Nasiruddin, S.E., Waka Kurikulum SMA 3 Annuqayah, ternyata juga semakin memperkuat sambutan Ummul Karimah. Beliau menegaskan bahwa beliau akan siap membantu pihak OSIS baik moril ataupun materil. Selain itu beliau juga menambahkan dengan nasihat-nasihat yang kemudian dilanjutkan dengan memimpin pelantikan dan pembacaan ikrar. Saat pelantikan dan pembacaan ikrar ini berlangsung seluruh peserta diam dengan khidmat. Kebetulan acara ini dihadiri oleh undangan dari MA 1 Annuqayah Putri dan SMK Annuqayah Putri.
Kemudian tak lupa Mus’idah juga mengingatkan agar bukan hanya pengurus OSIS saja yang semangat tapi seluruh sisiwa juga harus ikut berpartisipasi. Qurratul Aini, ketua OSIS periode 2009-2010, dalam sambutannya juga mengharap demikian.
Pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah periode 2009-2010 resmi dilantik Rabu (21/10) kemarin. Acara ini dimeriahkan dengan acara dialog bertema: Teroris dalam perspektif Hukum dan Agama. Mus’idah, pembina OSIS SMA 3 Annuqayah, menuturkan bahwa pengurus OSIS meminta agar acara pelantikan tidak hanya sekadar melantik saja, tetapi ada semacam acara diolog yang bisa membuat siswa semakin tertarik untuk menghadiri acara ini. “Apalagi acara yang diangkat tentang terorisme, masih sangat hangat. Siswa dapat memperluas wawasan dan memberi penilaian secara tepat terhadap terorisme,” katanya.
Sebenarnya dialog tersebut akan dilaksanakan setelah acara pelantikan selesai. Berhubung Kiai Zainur Rahman, nara sumber dialog ini hadir lebih awal, maka dialog pun segera dimulai. Seharusnya acara tersebut juga dihadiri oleh nara sumber lainnya, yaitu Kapolsek Guluk-Guluk untuk mengupas tentang terorisme dalam perspektif hukum—sedangkan Kiai Zainur Rahman dari sudut pandang fiqih dan etika.
Namun sehari sebelum acara berlangsung pihak kepolisian mengonfirmasi panitia bahwa mereka tidak bisa hadir dikarenakan tidak diperbolehkan untuk mengisi seminar tentang terorisme. Pihak kepolisian tersebut mengaku bahwa untuk mengisi seminar ini harus meminta izin kepada Kapolwil, dan Kapolwil pun tak berani karena yang berhak mengisi hanya Densus 88. Akhirnya acara tersebut hanya dihadiri oleh Kiai Zainur Rahman saja.
Kiai Zainur, pengasuh muda PP Al-Muqri Prenduan ini, mengaku lebih berani dari Kapolwil. “Buktinya saya berani mengisi acara seminar ini dibanding Kapolwil,” tuturnya. Pernyataan ini membuat seluruh siswa SMA 3 Annuqayah dan para undangan tak dapat menahan tawa, hingga Habibah, salah satu peserta angkat komentar. “Kocak banget,” ujarnya sambil tertawa.
Mus’idah menilai ketidakhadiran Kapolsek Guluk-Guluk dengan alasan tersebut tidak masuk akal dan membuatnya kecewa. “Dari awal mereka sudah mengatakan bisa dengan mantap, tapi secara mendadak perubahan terjadi. Kalau cuma mengisi tentang perspektif hukum, seharusnya mereka bisa. Setidaknya secara mendasar saja dari pada tidak sama sekali,” ungkapnya.
Syukurlah, kehadiran Kiai Zainur dapat mengobati rasa kecewa panitia dan peserta. Hal ini juga dirasakan oleh Yuliatin, ketua panitia. Ia mengatakan bahwa acara ini cukup berjalan lancar dan pemaparan dari nara sumber sangat luas serta menarik. “Apalagi beliau memberikan izin kepada kami untuk memfotokopi buku hasil bahtsul masail NU tentang terorisme. Itu bukan sekadar menjadi obat tapi lebih,” katanya dengan nada tegas.
Selanjutnya setelah kegiatan ini berakhir, Dina Hava Novita Bramy selaku pembawa acara mengumumkan bahwa acara pelantikan akan dimulai. Seluruh pengurus OSIS baru yang memakai pakaian serba putih itu kembali diliput rasa tegang. Karena setelah mereka dilantik, mereka akan berhadapan dengan tanggung jawab yang besar.
Namun Ummul Karimah sebagai ketua OSIS lama sedikit memberikan obat penenang bagi mereka. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa meskipun namanya tidak tertera dalam struktur ia akan tetap membantu mereka. “Begitu pula dengan pihak sekolah, karena jika hanya pihak sekolah yang bekerja tanpa bantuan dari pihak OSIS maka sekolah akan kering. Demikian juga jika hanya OSIS yang semangat tanpa ada dukungan dari pihak sekolah maka sekolah akan banjir dari air mata,” tambahnya.
Moh. Nasiruddin, S.E., Waka Kurikulum SMA 3 Annuqayah, ternyata juga semakin memperkuat sambutan Ummul Karimah. Beliau menegaskan bahwa beliau akan siap membantu pihak OSIS baik moril ataupun materil. Selain itu beliau juga menambahkan dengan nasihat-nasihat yang kemudian dilanjutkan dengan memimpin pelantikan dan pembacaan ikrar. Saat pelantikan dan pembacaan ikrar ini berlangsung seluruh peserta diam dengan khidmat. Kebetulan acara ini dihadiri oleh undangan dari MA 1 Annuqayah Putri dan SMK Annuqayah Putri.
Kemudian tak lupa Mus’idah juga mengingatkan agar bukan hanya pengurus OSIS saja yang semangat tapi seluruh sisiwa juga harus ikut berpartisipasi. Qurratul Aini, ketua OSIS periode 2009-2010, dalam sambutannya juga mengharap demikian.