21 April 2009
Percobaan Membuat Pupuk Organik
Anisah, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah, Koordinator Riset Tim Pupuk Organik School Climate Challenge Competition British Council
GULUK-GULUK—Kami, Tim Pupuk Organik School Climate Challenge British Council SMA 3 Annuqayah pada hari Ahad (19/4) kemarin sekitar pukul 09.00 WIB melakukan percobaan pembuatan pupuk organik. Kami tidak jadi membuat percobaan di lahan belakang Lab IPA yang dibersihkan sebelumnya, dan akan melakukan percobaan dengan menggunakan media lain. Alat-alat dan kelengkapannya memakai dari drum bekas. Sedangkan bahan-bahan pengurainya, atau mikro organisme nabati, memakai buah-buahan yakni tomat, pepaya, dicampur dengan air siwalan yang sudah dimasak, dan dicampur juga dengan abu dan kotoran hewan.
Pertama kami memblender tomat dan pepaya itu. Sesudah diblender hasil blenderannya dari buah itu masih disaring dan diambil sarinya. Setelah semuanya selesai kami masih kebingungan mau diapakan sari tersebut, sedangkan pembimbing kami, Pak Mahmudi dan Bu Bekti, masih belum di tempat percobaan. Dan bukan hanya itu yang kami bingungkan. Kami bingung kami mau dapat dari mana tempat (drum) untuk dijadikan tempat percobaan tersebut, sedangkan drum yang ada di Madaris 3 Annuqayah ini digunakan sebagai tempat sampah, dan lainnya rusak. Tapi kami bersyukur di saat kami kebingungan ternyata masih ada pahlawan yang ikhlas membantu menyediakan drum untuk kami.
Setelah semuanya sudah lengkap termasuk drumnya, kami semua masih mencari alat untuk membelah drum bekas itu menjadi dua. Kami sengaja ingin membelahnya menjadi dua agar dapat dijadikan dua percobaan. Yang membelahnya bukan hanya Pak Mahmudi saja, tapi salah satu di antara anggota tim yang rela mengorbankan tenaganya untuk membelah tank tersebut sampai terbelah menjadi dua.
Setelah itu kami masih mencuci drum itu ke sampai bersih sehingga tidak berbau. Meskipun salah satu di antara kami tangannya ada yang terluka karena teriris pinggiran drum tersebut, kami masih semangat untuk melakukan percobaan.
Dan setelah semuanya sudah lengkap, kami langsung melakukan percobaan. Pertama, jerami itu diletakkan terlebih dahulu di dalam drum, sesudah itu disiram dengan air sari buah-buahan yang sudah dicampur dengan air tangguli itu sampai jerami tersebut agak basah. Setelah jerami tersebut agak basah, kami menaburkan abu sampai merata di atasnya. Setelah itu kotoran hewannya ditaburkan di atasnya sampai merata juga sehingga abunya tidak kelihatan. Setelah itu ditutup dengan jerami lagi.
Agar tidak terkena hujan maka di atasnya ditutup dengan penutup semacam kayu triplek. Selama melakukan percobaan, guru pendamping kami, Pak Mahmudi, memberikan sedikit keterangan bahwa lebih banyak memakai kotoran hewan lebih bagus dari pada banyak memakai abu. Karena apa? Jika banyak menggunakan kotoran hewan, mikroba pengurainya akan semakin banyak dan jerami tersebut akan semakin cepat melunak.
Dan sesudah itu selesailah kami melakukan percobaan, tepat pada pukul 10.30 WIB. Kami senang sekali dengan kegiatan ini karena dapat menambah wawasan kami tentang pupuk organik. Kebanyakan kami memang dari latar belakang keluarga petani.
Selama percobaan, banyak siswi lainnya yang ikut menonton, termasuk Kepala SMA 3 Annuqayah, H. Moh. Ya’kub, S.E., dan anak-anak dari Madrasah Ibtidaiyah 3 Annuqayah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar