Ummul Karimah, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah, Koordinator Sosialiasi dan Promosi Tim Gula Merah School Climate Challenge Competition British Council
GULUK-GULUK—Dalam rangka menyambut Hari Bumi, Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM-PPA) mengadakan acara yang bertajuk Workshop "Generasi Hijau Annuqayah" Selasa (21/4) kemarin. Acara ini diikuti oleh seluruh peserta tim proyek lomba School Climate Challenge British Council yang ada di Annuqayah.
Peserta acara yang berjumlah 30 orang itu merupakan gabungan dari 2 Madrasah. Yaitu 15 orang dari SMA 3 Annuqayah dan selebihnya dari MA 1 Annuqayah Putri. Fasilitator kegiatan adalah adalah Mbak Yuli, dari Walhi Jawa Timur.
"Seluruh peserta dari SMA 3 Annuqayah yang hadir di acara ini adalah gabungan dari siswa pencinta lingkungan yang sedang mengikuti lomba School Climate Challenge British Council," Kata Zulhatus Sayyidah, salah satu peserta dari SMA 3 Annuqayah.
Dalam pelaksanaannya, sambung Zul, sapaan akrab Zulhatus Sayyidah, seluruh rangkaian acara membuatnya lebih semangat dan percaya diri untuk menjadi Green Generation yang sejati. Namun ia juga mengakui bahwa ada kekecewaan yang ia rasakan, yaitu mengapa acara tersebut tidak juga diikuti oleh siswa yang dirasa masih buta terhadap wawasan lingkungan. "Seandainya acara itu juga diikuti oleh siswa yang bukan tim proyek, tentunya akan semakin banyak pula siswa yang berminat untuk menjadi generasi hijau Annuqayah," papar Zul.
Sementar itu, Nujaimah, juga peserta dari SMA 3 Annuqayah, angkat bicara mengenai poin yang ia berikan terhadap acara tersebut. "Saya memberi poin acara ini 7,5. Ya, karena saya rasa acara itu lebih dominan pada motivasi," kata Nu. Disamping itu, Ia juga menceritakan bahwa ada 1 sesi yang membuat acara tersebut lebih hidup. "Pada sesi nonton film tentang alam saya haru dan saya merasa selama ini saya belum memberikan yang terbaik utuk alam," tambahnya dengan raut sedih.
Usai acara pemutaran film yang mengharukan, ruangan kembali diramaikan oleh teriakan peserta yang disuruh merancang pesawat canggih. Bantaian demi bantaian terlontarkan saat masing-masing kelompok mempresentasikan karya mereka yang kemudian ditutup dengan yel-yel. Hingga Zul mengakui suaranya sampai serak saking kerasnya berteriak-teriak. "Saya tak dapat bicara lagi," paksa Zul mengucap kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar