Muhammad-Affan, Waka Kesiswaan MI 3 Annuqayah
Tepatnya mulai hari Kamis tanggal 31 Desember 2009 lalu, Madrasah Ibtidaiyah 3 Annuqayah menambah satu lagi kegiatan ekstra-kurikuler: membatik. Ide membatik muncul dalam obrolan santai ketika anak-anak hadir pada kegiatan Sanggar Pelangi yang dilaksanakan setiap hari Kamis sore. Kemudian ide itu oleh salah satu fasilitator disampaikan kepada Kepala MI 3 Annuqayah, H.M. Mahfud Manaf, A.Md.
Seperti biasa, dengan penuh semangat beliau merespons. “Itu usulan bagus. Silakan dianggar semua kebutuhannya, nanti dananya bisa diambil ke bendahara,” katanya.
Selain itu, beliau juga sering menegaskan tentang pentingnya modal keterampilan teknis bagi anak-anak. “Saya sangat mendukung kegiatan semacam ini. Selain bimsus, MI 3 memang perlu mengembangkan kegiatan yang lebih mengarah ke keterampilan dan kecakapan teknis,” lanjutnya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan membatik di antaranya: kain putih, kompor, wajan, canteng (alat tulis kain).
Pada pertemuan pertama, anak-anak dibagi menjadi 4 kelompok. Mereka diberi sepotong kain dan alat tulis/pensil. Selanjutnya, mereka mulai menggambar atau melukis bunga-bunga di atas kain tersebut. Kain yang sudah digambar kemudian diberi malan. Malan adalah salah satu bahan berbentuk padat dan meleleh jika dipanaskan. Cairan malan dioleskan pada kain putih yang sebelumnya sudah digambar oleh anak-anak.
“Di sini anak-anak hanya menggambar dan membubuhi malan di atasnya. Untuk proses pewarnaan kain ini nanti kita bawa ke pengrajin batik. Selain karena kita belum punya bahannya, prosesnya sangat berat jika dilakukan oleh anak-anak. Yang paling penting, mereka tahu cara dan prosesnya,” kata tutor, menjelaskan.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Selasa sore diikuti oleh sebagian besar siswi-siswi MI 3 Annuqayah.
Tepatnya mulai hari Kamis tanggal 31 Desember 2009 lalu, Madrasah Ibtidaiyah 3 Annuqayah menambah satu lagi kegiatan ekstra-kurikuler: membatik. Ide membatik muncul dalam obrolan santai ketika anak-anak hadir pada kegiatan Sanggar Pelangi yang dilaksanakan setiap hari Kamis sore. Kemudian ide itu oleh salah satu fasilitator disampaikan kepada Kepala MI 3 Annuqayah, H.M. Mahfud Manaf, A.Md.
Seperti biasa, dengan penuh semangat beliau merespons. “Itu usulan bagus. Silakan dianggar semua kebutuhannya, nanti dananya bisa diambil ke bendahara,” katanya.
Selain itu, beliau juga sering menegaskan tentang pentingnya modal keterampilan teknis bagi anak-anak. “Saya sangat mendukung kegiatan semacam ini. Selain bimsus, MI 3 memang perlu mengembangkan kegiatan yang lebih mengarah ke keterampilan dan kecakapan teknis,” lanjutnya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan membatik di antaranya: kain putih, kompor, wajan, canteng (alat tulis kain).
Pada pertemuan pertama, anak-anak dibagi menjadi 4 kelompok. Mereka diberi sepotong kain dan alat tulis/pensil. Selanjutnya, mereka mulai menggambar atau melukis bunga-bunga di atas kain tersebut. Kain yang sudah digambar kemudian diberi malan. Malan adalah salah satu bahan berbentuk padat dan meleleh jika dipanaskan. Cairan malan dioleskan pada kain putih yang sebelumnya sudah digambar oleh anak-anak.
“Di sini anak-anak hanya menggambar dan membubuhi malan di atasnya. Untuk proses pewarnaan kain ini nanti kita bawa ke pengrajin batik. Selain karena kita belum punya bahannya, prosesnya sangat berat jika dilakukan oleh anak-anak. Yang paling penting, mereka tahu cara dan prosesnya,” kata tutor, menjelaskan.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Selasa sore diikuti oleh sebagian besar siswi-siswi MI 3 Annuqayah.
1 komentar:
bagaimana membuat batik ramah lingkungan?
ini infonya:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/06/05250137/membuat.batik.ramah.lingkungan
Posting Komentar