29 November 2008

Seleksi Baru Anggota Paramarta

Ummul Karimah (XI IPA)

GULUK-GULUK—Jum’at (28/11) kemarin, di Madaris 3 Annuqayah ada acara perekrutan anggota Paramarta (Paduan Suara Madaris 3 Annuqayah). Acara ini tampak menegangkan bagi para peserta, saat mereka menunggu giliran dan mengintip di luar jendela aula utama Madaris 3, tempat kegiatan ini berlangsung. Ketegangan semakin terbukti dengan banyaknya peserta yang masih berlatih solmisasi sebelum gilirannya tiba di ruangan kelas lain atau di halaman.
Peserta seleksi yang seluruhnya berjumlah 35 itu terdiri dari 15 siswa MTs 3 dan 20 siswa SMA 3 Annuqayah. Sesuai dengan kesepakatan OSIS MTs 3 dan SMA 3, penyeleksian akan mengundang pakar paduan suara Annuqayah dari PSM (Paduan Suara Mahasiswa) STIKA, yakni Ny. Khotibah AW, S.E., dan Faiqatul Shalihah.
Pada tahun sebelumnya, proses seleksi anggota Paramarta ini gagal terlaksana, sehingga kordinator Paramarta periode 2007, yaitu Zaitunah, berkomentar, “Kami tidak mau kegagalan itu terulang untuk yang kedua kalinya,” katanya.
Anggota Paramarta periode 2007 yang berjumlah 13 orang adalah anggota yang direkrut tanpa seleksi—langsung masuk sebagai anggota tetap. Maka dari itu, untuk tahun ini, meski telah menjadi anggota tetap, namun mereka harus juga mengikuti penyeleksian. Seandainya salah satu dari ketiga belas anggota tersebut tidak masuk seleksi, maka mau tidak mau mereka harus keluar dari Paramarta.
“Walaupun dulu kami masuk tanpa seleksi, namun kami pernah meraih juara pertama dalam lomba Paduan Suara se-Kabupaten Sumenep yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Mathlabul Ulum Jambu Lenteng Sumenep bulan Mei lalu,” tambah Zaitunah dengan tubuh bangga.
Para peserta harus menunggu sampai hari Senin (30/11) lusa untuk mendapatkan info kelulusan. Ada yang berharap besar dan ada pula yang pasrah menunggu nasib sampai tiba pengumuman ditempel di Mading Raksasa Madaris 3 Annuqayah.

27 November 2008

Kelas SMA 3 Dicat Warna-Warni

Ummul Karimah (XI IPA)

GULUK-GULUK—Ruangan kelas SMA 3 Annuqayah direnovasi dengan dicat berwarna-warni sesuai dengan kesepakatan kelas masing-masing (10/11). Ide pengecatan tersebut tak lain untuk menumbuhkan suasana baru dalam kelas sehingga mampu menumbuhkan minat belajar siswa dan pembelajaran di kelas diharapkan akan semakan efektif. “Ya. Biar siswa semakin rajin sekolah dan tidak bosan dengan warna yang tetap putih saja,” begitulah komentar Bapak H. Moh. Ya’kub, S.E. Kepala SMA 3 Annuqayah.
Yang menarik dari pengecatan ini adalah karena warna yang dipilih sesuai selera siswa. Bapak H. Moh. Ya’kub memang sengaja membiarkan siswa berkreasi secara bebas. Di antaranya dengan memilih warna sendiri. Pemilihan warna sendiri tentunya memiliki arti tersendiri, “Agar siswa tidak merasa didikte oleh guru dan mereka bisa sadar bahwa mereka memiliki kebebasan untuk berekspresi,” tambahnya.
Pengecatan 4 kelas yang mampu diselesaikan oleh 3 tukang dalam jangka 4 hari itu terhitung cukup singkat. Warna yang dipilih hanya dicatkan di tembok sekitar papan, sedangkan tembok yang lain yaitu sama, berwarna kuning gading. Kelas XA berwarna biru, XB berwarna merah genting, XI IPS berwarna oren manis, XII IPS berwarna hijau.
Adapun kelas XI IPA dan XII IPA memang tidak dicat ulang, karena memang berada dalam komplek deretan bangunan yang terpisah. Siswa kelas tersebut cukup memahami keputusan ini, karena memang sudah dikomunikasikan oleh pihak sekolah.

26 November 2008

Nonton Bareng di Perpus Madaris 3 Annuqayah

Khazinah (XII IPS)

Setelah satu minggu para siswa Madaris 3 Annuqayah terbenam dalam kesibukan dunia belajar, yang pasti mereka itu merasa jenuh juga. Perpustakan Madaris 3 Annuqayah mengadakan acara nonton bareng setiap hari jumat pagi (setiap dua pekan). Biasanya, setiap Jum’at pagi, para pengurus perpustakaan berkumpul mengadakan kerja bakti membersihkan Perpustakanan dan menata buku, yang dimulai pada jam 07.30 WIB.
Terkait acara nonton bareng, pengurus perpustakan satu hari sebelumnya memberikan pengumuman tentang film yang akan diputar lewat papan pengumuman yang ditempelkan di jendela kaca perpustakaan, dan mencatumkan harga tiket masuk, yakni Rp 1.000,-. Perpustakaan menyediakan sebanyak 40 buah tiket, dan pemutaran film akan dimulai pada pukul 08.30 WIB.
Seperti pada minggu lalu, perpustakaan mengadakan nonton bareng film Nagabonar 1 dan Nagabonar 2. Film ini dipilih karena dipandang cukup bagus dan memiliki keterkaitan dengan semangat Hari Pahlawan di bulan November ini. Setelah acara nonton selesai, para penonton dimintai pendapat dan komentarnya tentang film yang ditonton. Biasanya sesi ini difasilitasi oleh Nurul Qamariyah selaku koordinator kegiatan. Namun, karena berhalangan hadir, akhirnya digantikan oleh Mamluatul Barirah yang menjabat sebagai sekretaris di Perpustakaan Madaris 3. Para peserta mengapresiasi hal yang menarik, kekurangan, dan kelebihan film tersebut.

Klub Penerjemah Madaris 3 Annuqayah



Khazinah (XII IPS)

GULUK-GULUK—Klub Penerjemah Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah adalah salah satu unit kegiatan di lingkungan Madaris 3 Annuqayah yang dimulai dari awal bulan Februari 2008 yang lalu. Kegiatan rutin mereka adalah menerjemah teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Saat mulai beraktivitas, anggota 16 siswa dari MTs 3 dan SMA 3, dan 2 mahasiswa STIKA. 18 anggota klub ini dibagi dalam kelompok; setiap kelompok terdiri dari 2 orang.
Setiap Jum’at sore pukul 15.30 WIB anggota Klub Penerjemah berkumpul untuk mempresentasikan hasil terjemahan kelompok yang mendapat giliran. Hasil terjemahan kelompok itu kemudian dibahas dan disunting bersama. Sedangkan buku yang diterjemah dipilih dari koleksi yang ada di Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah, yakni Nasreddin the Clever Man karya Sugeng Hariyanto (Penerbit Kanisius, 2005).
Pada awal Oktober 2008, hasil terjemahan Klub Penerjemah ini didokumentasikan dalam bentuk buku. Dalam buku dokumentasi tersebut, terdapat pula teks bahasa Inggris yang diterjemahkan, dan disajikan sedemikian rupa sehingga pembaca dapat secara langsung membaca karya terjemah tersebut sambil membandingkannya dengan teks asli. Beberapa ilustrasi dalam buku dokumentasi itu dibuat oleh Anisah, siswa SMA 3 yang merupakan salah satu anggota klub. Klub Penerjemah sudah menggandakan buku tersebut sebanyak 40 eksemplar dan dibagikan pada perpustakaan-perpustakaan yang ada di Annuqayah, seperti perpustakaan STIKA dan MA 1 Annuqayah putra dan putri.
Pada tanggal 19-22 Oktober 2008 kemarin Klub Penerjemah membuka pendaftaran bagi anggota baru. Banyak siswa Madaris 3 yang mendaftar untuk ikut dalam kegiatan klub. Semuanya berjumlah sebanyak 28 orang, yang terdiri dari siswa 20 orang, dan 8 merupakan mahasiswa STIKA.
Setelah penerimaan anggota baru, Klub Penerjemah dibagi dua kelompok berdasarkan atas tingkat pendidikan. Pertama adalah kelompok siswa yang terdiri dari MTs dan SMA, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok mahasiswa. Bahan yang diterjemah juga berbeda. Kelompok siswa MTs dan SMA menerjemahkan buku Nasreddin the Foolish Man, sedangkan untuk kelompok yang kedua yang terdiri dari mahasiswa menerjemah salah satu bagian dalam buku yang berjudul The Qur‘an Women and Modern Society karya Asghar Ali Engineer.
Berikut adalah beberapa komentar atas karya terjemahan yang sudah didokumentasikan:

”Luar biasa. Terjemahan yang mulus dan enak dibaca. Menunjukkan potensi yang mustinya tak boleh disia-siakan. Salut.”
Rika Iffati Farihah, penerjemah dan penyunting lepas,
tinggal di Yogyakarta

“Hasilnya sangat bagus, tapi saya lebih suka pada prosesnya yang kreatif dan berani keluar dari pengapnya formalitas dan rutinitas belajar di kelas-kelas formal yang sering menjemukan dan tidak memotivasi. Inilah salah satu proses belajar yang perlu ditiru dan dikembangkan dalam semua disiplin di sekolah yang berorientasi kualitas, bukan sekadar menjadi ‘kios’ ijazah.”
Ach. Maimun Syamsuddin, penulis dan penerjemah, dosen STIK Annuqayah, kandidat doktor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

“Karya ini menceritakan kesemrawutan dunia dan jalan keluarnya dengan cerita sederhana. Bahasa yang digunakan sebagaimana percakapan sehari-hari, namun kaya makna. Keberhasilan
para siswa sekolah tingkat menengah ini patut mendapatkan apresiasi karena mereka telah menyelami kedalaman pesan moral dari sang tokoh termasyhur, Nasruddin Hoja, melalui pengalihbahasaan yang cemerlang.”
Ahmad Sahidah, penulis dan penerjemah, alumnus Annuqayah, kandidat doktor pada Departemen Filsafat dan Peradaban Universitas Sains Malaysia

25 November 2008

Musim Hujan yang Mengancam

Ummul Karimah (XI IPA)

Saya adalah salah satu siswa SMA 3 Annuqayah yang sangat prihatin terhadap keadaan di musim penghujan saat ini. Lalat-lalat datang siap untuk menyerang. Ditambah lagi dengan sampah yang malah semakin bertambah—bukan berkurang. Barang kali sekaranglah kesempatan yang baik bagi penyakit untuk beraksi menggerogoti manusia.
Saya semakin yakin dengan musim yang mengancam ini, karena Wakil Kepala SMA 3 Annuqayah, yaitu Bapak Nasiruddin, S.E., sebagai pembina dalam upacara bendera Madaris III Annuqayah Senin (16/11) menyampaikan petuah bijak kepada seluruh siswa Madaris III Annuqayah. “Sehubungan dengan musim mangga, maka hati-hati! Jaga kesehatan. Jangan terlalu banyak mengkonsumsinya. Apalagi cabe. Takut-takut menimbulkan penyakit diare dan yang lebih parah lagi muntaber (muntah yang disertai berak),” demikianlah ceramahnya yang begitu menyentuh membuat saya dan teman-teman yang lain tertunduk. “Ingat. Ini semua demi kebaikan kita semua,” tambahnya.
Setelah saya ingat-ingat lagi, apa yang dikatakan Pak Nasir dalam upacara bendera memang terbukti benar. Komplek-komplek di Sabajarin penuh dengan lalat. Lalat-lalat itu hinggap di atas makanan-makanan basah seperti: pisang goreng, nangka goreng, dan tahu isi yang dijual di komplek Karang Jati. Juga sancin dan onde-onde yang dijual di komplek al-Furqaan, hingga kaldu dan rujak yang dijual di kantin SMA 3 Annuqayah. Ditambah dengan musim mangga yang benar-benar membuat lidah bergoyang saat santri melihatnya. Mangga-mangga itu telah siap dengan bumbu yang dipenuhi cabe.
Kita tahu, lambung merupakan alat pertama dalam perut yang mengolah makanan yang kita cerna. Bila lambung kita terlalu banyak mengkonsumsi mangga yang mengandung banyak zat asam, maka itu akan menyebabkan diare. Lebih parah bila terlalu banyak mengkonsumsi biji cabe, maka lambung akan menjadi luka dan itu sangat berbahaya bagi kesehatan kita.
Tak salah bila saya katakan bahwa para santri Sabajarin mayoritas doyan rujak, karena setelah saya melakukan pengamatan di Karang jati (24/11) kemarin subuh petang di waktu shalat jamaah berlangsung, ternyata dari 125 santri Karang Jati banyak yang tidak berjamaah disebabkan antre WC. Belum lagi yang menstruasi dan yang malas. Saya terkejut, namun diam.
Karena pengantri di depan WC banyak, maka saya menjadi tertarik untuk menghitungnya. Ada 20 orang yang berdiri, duduk dan jongkok di sekitar WC. Ada yang menggedor-gedor pintu, ada yang teriak, dan ada pula yang merintih kesakitan perut. Dan saya juga merupakan peserta ke-21 yang juga ikut antri—setia menunggu giliran terakhir.
Hanya ada 3 WC di situ. Saya melihat wajah lega keluar dari WC 1. Lalu saya bertanya: “Apa yang terjadi?” Ia menjawab, “Saya diare sudah 3 hari yang lalu.” Kemudian saya pandangi wajah-wajah yang lain: dahi yang berkerut, muka yang kusut, tangan yang memegangi perut, dan bibir yang cemberut. Sepertinya mereka was-was, cemas memikirkan bila tak cepat tiba pada giliran, sang berak sudah ikut-ikutan menggedor-gedor tanda tak sabar ingin keluar.
Lain dulu lain sekarang. Jika di Karang Jati antri WC berlangsung pagi hari, maka lain lagi dengan keadaan di Al-Furqaan. Kejadiannya tak jauh berbeda namun waktunya saja saja yang berbeda. Antrian WC berlangsung saat jamaah maghrib berlangsung. Kemarin, dari 50 santri, ada 8 santri yang juga setia antri di depan WC.
Jika selalu berharap untuk hidup sehat, mengapa masih suka buang sampah sembarangan di musim hujan yang walaupun tak kejam tapi dipaksa untuk mengancam? Ternyata harapan saja tak cukup. Masih ada kata-kata bijak yang bila ditanamkan lekat-lekat dalam hati akan mampu mendobrak kekhilafan dan mengubah kesadaran yang mungkin pula akan diimplementasikan. Kata itu adalah: kejahatan individu mengancam kesehatan bersama. Resapilah.

13 November 2008

SMA 3 Kembali Aktif

Fatimatus Zahrah (XI IPS)

Berbagai kegiatan di SMA 3 Annuqayah yang berada di komplek Sabajarin putri kembali diaktifkan. Para guru dan pengurus OSIS kini disibukkan oleh berbagai aktivitas. Demikian juga dengan para siswi.
Semua pengurus OSIS bekerja dengan penuh semangat, ditambah dukungan dari semua guru yang memberi bimbingan dan dorongan untuk memajukan SMA 3 Annuqayah. Demikian pula, pembina OSIS ikut meluangkan ide dan tenaganya untuk membantu pengurus OSIS.
Ketua OSIS mengaktifkan semua kegiatan yang dibantu oleh semua pengurus OSIS lainnya agar kegiatan sekolah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut ketentuan OSIS, para siswi di SMA 3 harus mengikuti program kegiatan ekstra di sekolah minimal dua kegiatan dan maksimal tidak terbatas. Sebagaimana penuturan Ketua OSIS, Ummul Karimah, saat ditemui di kelas XI IPA, “Jadi, tidak boleh tidak mereka harus mengikuti kegiatan sekolah minimal dua kegiatan, dan bagi yang melanggar akan ada sanksi di akhir tahun. Tapi rata-rata para siswi mengikuti program OSIS bukan karena terpaksa. Alhamdulillah semua program OSIS saat ini sudah berjalan,” tuturnya dengan penuh semangat.
Pengurus OSIS bagian keamanan menjalankan tugasnya dengan membantu menjaga ketertiban sekolah agar para siswi disiplin waktu. Jam 07.00 WIB, saat bel berbunyi, para siswi harus berada dalam kelas untuk membaca doa bersama. Jika masuk terlambat atau seragam sekolah tidak lengkap, maka harus memberi tahu dan minta izin terlebih dahulu pada posko karena di sekolah sudah disediakan posko. Jika ada siswi yang terlambat atau tidak masuk kelas, maka akan dicatat oleh posko dan bagian keamanan akan mengontrol di tiap-tiap kelas.
Pengurus OSIS bagian pendidikan mengaktifkan semua program kegiatan ekstra kurikuler seperti khitobah yang diadakan setiap setengah bulan sekali, FODIS (forum diskusi) yang diadakan setiap pekan, pengajian kitab klasik, kursus bahasa arab, PMR, kursus keputrian, dan sebagainya.
Peserta kegiatan keputrian saat ini sudah berjumlah tujuh puluh lima orang, sehingga kegiatannya harus bertempat di aula. Ketua OSIS menuturkan bahwa baik peserta kegiatan maupun pembina OSIS sama-sama aktif. Kegiatan keputrian dilaksanakan setiap hari selasa dan berisi tiga materi, minggu pertama tentang kesehatan reproduksi perempuan, minggu kedua keterampilan tangan, seperti payet pita, menyulam dan memanik. Minggu ketiga tata boga, yang berisi pengetahuan tentang bahan-bahan masakan dapur dan kesehatan pada umumnya.
Pengurus OSIS bagian pubdekdok mengkoordinasikan kegiatan seperti mading kelas yang diperbaharui tiap minggu sekali, mengurus dekorasi, dan lain sebagainya.
Pengurus OSIS bagian kebersihan dan kesehatan mendorong terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat di sekolah. Mereka berpikir bagaimana agar para siswi menjaga lingkungan sekolah dengan cara membersihkan kelas masing-masing dan tiap-tiap kelas harus mempunyai jadwal piket; setiap hari masing-masing kelas dibersihkan dan akan dikontrol oleh kebersihan, dan akan dilombakan tiap setengah bulan sekali dan akan diumumkan pada acara khitobah; dan tiap satu bulan sekali akan ada kerja bakti massal. Karena sekarang sedang musim penyakit, pengurus OSIS bagian kebersihan dan kesehatan harus bekerja ekstra dalam mengingatkan semua siswa untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Berbagai aktivitas di SMA 3 ini pada umumnya bertujuan untuk mengasah kemampuan siswi agar bisa berkreasi dan berkarya, mengembangkan kemampuan dan potensi, serta membentuk pribadi siswi yang disiplin, tangguh, dan bertanggung jawab.