24 Februari 2011

Kebersihan Antarkelas di SMA 3 Annuqayah Dikompetisikan


Siti Nur Aini, XII IPS SMA 3 Annuqayah

Mulai awal semester genap tahun pelajaran 2010/2011, yakni mulai bulan Januari 2011, ajang kompetisi kebersihan kelas setiap minggu di SMA 3 Annuqayah digelar. Pada hari Senin (21/02) kemarin, diumumkan pemenang kompetisi kebersihan kelas untuk pekan ketiga bulan Februari. Kelas terbersih nomor 1 diraih kelas XA, nomor 2 kelas XI IPA, dan nomor 3 kelas XII IPA.

Kompetisi ini merupakan program kerja OSIS SMA 3 Annuqayah yang dimaksudkan untuk mendidik siswa SMA 3 Annuqayah menjadi siswa yang peduli kebersihan dan berwawasan lingkungan.

Setiap hari pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah divisi kebersihan dan kesehatan mengontrol dan mengunjungi setiap kelas di SMA 3 Annuqayah. Sedangkan pemberitahuan pemenang kompetisi tersebut diumumkan setiap satu minggu sekali, seusai upacara di hari Senin.

“Persaingan antarkelas pada putaran kali ini semakin panas saja,” ujar Uswatun Hasanah, siswa kelas XII IPS. “Karena bukan hanya kelas terbersih saja yang diumumkan, melainkan kelas terkotor sekaligus terjorok juga turut diumumkan,” lanjutnya.

Kelas yang memperoleh predikat terkotor akan diberi tanda dengan bendera hitam di kelasnya selama seminggu. Sedangkan kelas terbersih akan diberi tanda dengan bendera hijau.

Ruka’iyah, siswa kelas XI IPA, juga merasakan nuansa persaingan dalam lomba kebersihan ini. “Tentunya, kelas yang terkotor akan merasa malu kepada kelas-kelas yang lain sehingga akan tergugah untuk lebih memperbersih kelas mereka,” ungkapnya.

Ini pernah terjadi dalam kasus kelas XII IPS. Pada minggu ke-2 bulan lalu, kelas XII IPS yang letaknya di sebelah timur kantor SMA 3 Annuqayah ini mendapat predikat kelas terkotor. Seluruh siswa kelas XII IPS merasa malu kepada adik-adik kelas mereka sehingga mereka termotivasi dan berinisiatif untuk memberikan contoh yang baik kepada adik-adik kelas mereka.

Norma, sapaan akrab dari Norma Yunita, ketua kelas XII IPS, mengangkat tangannya seraya berkata dengan semangat, “Ayo teman-teman! Kita pasti bisa menjadi pemenang,” katanya dengan mimik berapi-api. “Mulai sekarang, yakinkan bahwa kita bisa menjadi lebih baik dengan lebih memperbersih kelas kita ini,” lanjutnya.

Berkat semangat itu, semua murid kelas XII IPS semakin rajin untuk membersihkan kelasnya. Akhirnya pada minggu ketiga, kelas XII IPS meraih juara sebagai kelas terbersih. Betapa senangnya hati semua siswa kelas XII IPS. Karena usaha dan semangat mereka tidak sia-sia. Hal ini menjadikan kelas-kelas lain pun bersemangat untuk menjunjung nilai kebersihan dan meningkatkan persaingan yang sportif.

Mafrudatun Hasanah, koordinator OSIS divisi kebersihan mengatakan bahwa dengan adanya kompetisi ini, maka kebersihan kelas akan senantiasa terjaga, sehingga akan tercipta suasana kelas yang bersih dan sehat.

“Suasana belajar mengajar akan berlangsung dengan nyaman tanpa gangguan semut-semut yang berkeliaran,” katanya dengan menggerakkan jari-jarinya menirukan semut berjalan.

16 Februari 2011

Tim Pupuk Organik Mencoba Campuran Bahan Sampah Daun

Pada hari Selasa, 8 Februari yang lalu, selepas jam sekolah, tim pupuk organik SMA 3 Annuqayah untuk kesekian kalinya melakukan percobaan pembuatan pupuk organik di bengkel kerja mereka. Kali ini, bahan yang digunakan tidak hanya jerami, tapi juga dicampur dengan daun-daun yang dikumpulkan di lingkungan sekolah. Dalam proses percobaan kali ini, murid-murid, seperti biasa, didampingi oleh Pak Mahmudi dan Bu Bekti Utami.

Berikut foto-fotonya.





04 Februari 2011

Binhad Nurrohmat Berkisah di Madaris III Annuqayah


Ummul Karimah, alumnus SMA 3 Annuqayah


“Saya menulis karena lapar.”

Demikian kalimat pembuka yang dilontarkan oleh Binhad Nurrohmat dalam acara yang bertajuk “Satu Jam Bersama Binhad Nurrohmat,” Rabu (02/02), di Perpustakaan Madaris III Annuqayah. Acara tersebut diprakarsai oleh OSIS SMA 3 Annuqayah atas usul K. M. Faizi, Direktur Madaris III Annuqayah. Kebetulan Binhad sehari sebelumnya baru saja mengisi bedah buku di Institut Ilmu Keislaman Annuqayah.

Binhad dalam acara tersebut tidak banyak berbicara mengenai puisi, tetapi ia lebih banyak bercerita mengenai pengalamannya dalam dunia sastra. Ia bercerita tentang betapa sulitnya hidup dan menulis pada masa dulu. “Dulu, saya menulis pakai kertas dalam bungkus rokok karena benar-benar tidak punya buku. Setelah itu saya ke rental,” ungkapnya lirih.

Dalam ceritanya, Binhad menyorot tentang semangat yang dimiliki orang-orang sukses dengan perjuangan yang melarat di masa dulu. Lalu, ia mencoba membandingkan dengan semangat anak zaman sekarang di tengah fasilitas yang serba memadai. Alhasil seluruh anggota yang berjumlah 40 dan terdiri dari 20 siswa SMA 3, 10 siswa MTs 3, dan 10 siswa MA 1 putri Annuqayah itu tampak sedih mendengar cerita yang begitu mengharukan tersebut. Hal itu tergambar dari heningnya suasana dalam ruangan yang dibangun sekitar tahun 1985-an itu.

Tidak hanya sampai di situ, salah satu aktor dalam film Khalifah tersebut terus mencoba memaparkan pengetahuannya lewat dialog atau tanya-jawab. Hal itu dilakukan karena ia mengatakan lebih suka tanya-jawab ketimbang berbicara panjang lebar.

Para peserta berebut untuk bertanya dan berbagi karya dengan membacakannya untuk Binhad sehingga acara tersebut tampak mengalir dan menyenangkan.

Acara berlangsung mulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.00 WIB. Acara tersebut sengaja dijadwalkan hanya 1 jam mengingat acara Binhad yang begitu padat. Namun, meski hanya satu jam, siswa merasa puas sebab jawaban yang diberikan begitu mengena dan sangat luas. Salah-satunya diungkapkan oleh Watsiqatul Azizah, siswa XII IPS SMA 3 Annuqayah yang bertanya dalam kesempatan tersebut.

“Saya dapat mengerti bahwa puisi bukanlah catatan sederhana, melainkan sesuatu yang dapat menggetarkan hati dan menginspirasi pembacanya. Acaranya asyik. Penuh makna,” pungkas santri yang berdomisili di PPA Latee II itu.