Siti Nujaimatur Ruqayyah, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah
SUMENEP—Hampir setiap tahun SMA 3 Annuqayah mengadakan kegiatan observasi. Ahad (12/4) kemarin, siswi kelas XI IPA-IPS SMA 3 Annuqayah mendatangi berbagai situs bersejarah di kabupaten Sumenep, tepatnya asta Sayyid Yusuf Talango, Asta Joko Tole di Manding, dan Asta Panaongan di Pasongsongan. Kegiatan observasi tersebut merupakan inisiatif Bapak Mahmudi, S.Sos., guru bidang studi Sejarah SMA 3 Annuqayah. Belajar di luar kelas dan mengadakan penelitian langsung dirasa lebih menyenangkan daripada terus-menerus belajar di dalam ruangan.
Ahad pagi kemarin, sekitar pukul 06.45 WIB, seluruh peserta telah berkumpul di SMA 3 Annuqayah. Siswi yang hadir berjumlah 46, yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Pendamping dari sekolah adalah beberapa guru, yakni Mahmudi, K. Kholis, K. Nurul Huda, Moh. Ya’kub, Bekti Utami, dan Mus’idah. Sebelum berangkat, Mus’idah, yang juga Pembina OSIS, terlebih dahulu menyampaikan peraturan yang harus dipatuhi saat kegiatan berlangsung, termasuk mengontrol perlengkapan yang harus dibawa. “Ibu harap kalian tidak akan mengecewakan kami dan menjaga nama baik sekolah ini,” paparnya.
Tiga mobil yang mereka tumpangi itu berangkat pada pukul 07.20 WIB. Asta Sayyid Yusuf adalah tujuan pertama. Untuk pergi ke sana, rombongan harus menyeberangi selat kecil terlebih dahulu. Setelah mengaji Yasin dan tahlil bersama dengan dipimpin K. Nurul Huda di Asta, para siswi menghimpun informasi sejarah di tempat tersebut dengan wawancara.
Pak Tahir, juru kunci asta Sayyid Yusuf dengan sabar menceritakan asal-usul dan sejarah asta tersebut. Mereka yang bertugas mencari informasi di sana menyampaikan berbagai pertanyaan kepada Pak Talib. Dengan tangkas Pak Talib menjawab pertanyaan- pertanyaan itu. Namun karena usianya yang semakin tua, suara beliau terdengar parau tak begitu jelas, sehingga siswi yang ikut rombongan agak kesulitan menangkap informasi darinya.
Tugas pertama selesai. Saat menyeberang kembali, ada yang naik kapal dan sebagian lagi naik perahu. Inilah kejadian yang dianggap paling mengasyikkan. Moh. Ya’kub, Kepala SMA 3 Annuqayah yang kebetulan juga naik perahu tampak sangat menikmati, turut mengambil gambar-gambar siswi yang sedang berpose. Beliau terlihat lebih akrab dengan siswi-siswinya.
Asta Joko Tole, lokasi kedua yang didatangi sangat sepi. Juru kuncinya pun tak ada di sana. Jadi setelah bersama-sama mengaji Yasin, rombongan langsung menuju tempat terakhir, asta Bujuk Panaongan.
Berbeda dengan Pak Talib, Pak Syafi’ie, juru kunci Asta Panaongan, malah sangat telaten melayani pertanyaan-pertanyaan siswi. Dia memberikan penjelasan dengan sangat terperinci, dan penuturannya pun sangat jelas.
Sebelum pulang, rombongan shalat Asar di mushalla Asta Panaongan. Setelah itu, rombongan masih menyempatkan diri menyerbu warung yang ada di sekitar Asta Panaongan, membeli rujak lontong. Sudah satu hari perut mereka tak disentuh makanan berkarbohidrat.
Saatnya pulang. Mereka segera bergegas naik mobil, bersiap-siap untuk pulang setelah para pendamping menghitung jumlah seluruh peserta. Nurul Elmi, siswi kelas XI IPA mengaku kurang puas. “Untung saja nanti masih mau mampir di pasar Ganding, jadi saya bisa beli oleh-oleh buat teman-teman di pondok,” tambah siswi yang mondok di PPA Nirmala ini.
Hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan. Jarang sekali mereka keluar lingkungan pondok, bepergian bersama teman-teman. Apalagi ini tak hanya bepergian biasa, tapi belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar