Nurul Elmi, siswi XI IPA SMA 3 Annuqayah, Tim Pendukung Tim Gula Merah School Climate Challenge British Council
GULUK-GULUK—Setelah sebelumnya sempat kurang berhasil dalam percobaan membuat jubedhe, makanan tradisional Madura berbahan gula merah, Tim Gula Merah SCC SMA 3 Annuqayah tidak merasa putus asa.
Senin (4/5) kemarin, mereka kembali melakukan praktik membuat makanan berbahan dasar gula merah. ”Praktik ini dimaksudkan untuk menambah wawasan kita tentang makanan-makanan yang terbuat dari gula merah agar kita semakin mencintai gula merah,” papar Mus’idah Amien, salah satu guru pembimbing Tim Gula Merah.
Praktik yang berlangsung di halaman Markas Tim SCC SMA 3 Annuqayah itu dimulai selepas Zhuhur, setelah anak-anak selesai bersekolah. Anggota tim tetap bersemangat walaupun mereka kekurangan peralatan dan satu anggota tim tidak bisa membantu karena sakit.
Kali ini mereka mencoba satu resep yang telah berhasil dikumpulkan, yaitu kue gettas, yang terbuat dari parutan singkong mentah yang dibulatkan lalu digoreng dan kemudian dilumuri gula merah. Uniknya, kue gettas yang mereka buat berwarna cokelat karena dilumuri dengan gula merah asli. Sementara yang umum di masyarakat berwarna putih. Itu adalah ide gila dari Ibu Mus’idah, di samping karena terbatasnya bahan yang ada. “Ini adalah ide Bu Mus, agar unik,” ungkap Eka, salah satu anggota tim.
Karena singkong yang dikupas masih banyak, Bu Mus menginstruksikan agar kami memasak singkong itu untuk dibuat tattabun—salah satu makanan yang juga berbahan gula merah. Lalu Bu Mus’idah mengajak seluruh Tim Gula Merah untuk membuat tungku agar menghemat minyak tanah dan karena kompornya memang hanya satu. Walaupun untuk menyalakan api sulitnya minta ampun, namun mereka tidak kenal putus asa hingga akhirnya guru pendamping yang lain, M. Mushthafa, membantu mereka. “Kayunya jangan terlalu banyak agar efektif dan apinya besar,” ujarnya.
Setelah diangkat dari perapian, mereka mulai menghancurkan singkong itu satu per satu. Namun karena singkong itu kurang lunak, akhirnya mereka gagal membuat tattabun.
Karena hari sudah mulai petang, mereka mengakhiri kegiatan mereka dengan makan singkong bersama yang gagal dibuat tattabun tadi dengan ditaburi parutan kelapa. Praktik membuat kue gettas itu dapat dibilang sukses dibandingkan dengan praktik pembuatan Jubedhe sebelumnya yang 90 % gagal. Bukannya menjadi Jubedhe sebagaimana yang diharapkan, malah menjadi dodol. Sebelum pulang, Tim Gula Merah berencana untuk mempersembahkan kue gettas itu kepada guru SMA keesokan harinya.
3 komentar:
kayaknya enaq nih..
benni gun nyaman armos
jangan lupa berkunjung ke pulau giligenting di sana banyak macam2 makanan berbahan gula merah salah satu contoh kue bafel...
Posting Komentar