Siti Nujaimatur Ruqayyah (XII IPA SMA 3 Annuqayah)
OSIS SMA 3 Annuqayah memang tidak pernah jemu mengadakan seminar bertema tentang lingkungan. Apalagi saat ini merupakan detik-detik musim pancaroba. Kamis kemarin, 10 Desember 2009, mereka melaksanakan seminar sanitasi lingkungan yang merupakan salah satu program divisi kebersihan dan kesehatan.
Seminar yang diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari ini sengaja menghadirkan nara sumber dari UPTD Puskesmas Guluk-Guluk yang diwakili Bapak Syafruddin Syaf, A.Md. Kes. Kurang lebih ada 50 peserta yang hadir dalam acara tersebut. Selain siswa, acara ini juga dihadiri oleh masyarakat sekitar lingkungan Madaris III Annuqayah, di antaranya alumni SMA 3 Annuqayah sendiri.
Awalnya Mus’idah, S.Pd.I, pembina OSIS, mengaku cemas kalau-kalau acara akan tak terlaksana, karena hingga sampai pukul 09.00 WIB nara sumber tidak kunjung tiba. “Namun akhirnya saya bisa bernafas lega, dari kejauhan saya melihat ambulans. Itu pasti dari UPTD Puskesmas,” katanya. Meskipun Bapak Syafruddin hanya sebagai perwakilan dari Kepala UPTD Puskesmas yang saat itu berhalangan, tapi seluruh panitia tetap bersyukur karena acara masih dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Madaris III Annuqayah (PARAMARTA), yang selain membawakan Himne dan Mars Madaris juga menyanyikan lagu lingkungan.
Bapak Nasir pun, Waka Kurikulum SMA 3 Annuqayah dalam sambutannya memberikan nilai plus pada OSIS yang telah berinisiatif mengadakan acara tersebut.
Pembahasan tema fokus terhadap lingkungan sekolah dan pesantren, namun tidak begitu luas, sebab nara sumber lebih suka pada dialog. Namun beliau sempat mengupas mengenai penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh santri, seperti bisul dan diare, mulai dari gejalanya hingga cara mengatasinya. “Namun sayang, Bapak nara sumber malah memberikan jalan akhir dengan memakai obat yang berbahan kimia. Padahal saya tidak suka obat-obatan,” kata Ummul Karimah, siswa yang saat itu bertugas sebagai perekam proses.
Materi segera ditutup dan waktu untuk dialog lebih panjang. Saat dialog dimulai seluruh siswa dan masyarakat yang hadir pro aktif serta berebut bertanya. Moderator sudah membuka dua termin penanya. Termin pertama dengan tiga penanya dan termin kedua dengan enam penanya. 10 orang penanya tersebut bertanya dengan pertanyaan yang beraneka ragam. Bahkan dari masing-masing penanya tak hanya satu pertanyaan, namun berisi tiga atau lebih.
Tapi sayangnya masih saja banyak peserta yang tidak kebagian untuk bertanya, karena nara sumber punya kesibukan dan harus segera berangkat ke kantor. Peserta diminta untuk mengontak langsung menggunakan nomor telepon yang beliau berikan.
1 komentar:
tak ada dokumentasi foto? (tidak seperti biasanya)
Posting Komentar