Masluhatun, XI IPS 1 SMA
3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Jum'at (13/04) pagi kemarin, siswa kelas IX IPA-IPS SMA 3 Annuqayah melakukan kunjungan belajar dan riset ke pabrik tahu UD “Fajar Menyingsing” di Desa Pore, Lenteng. Riset ini dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa
tentang proses pembuatan tahu. Juga sebagai pengayaan
pembelajaran untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes).
Rombongan
siswa kelas XI yang berjumlah 50 orang dengan 3 pendamping disambut hangat oleh
keluarga KH Wasik Syaikhol Umam, pemilik pabrik
tahu, pada saat tiba di lokasi
sekitar jam 8 pagi.
Sedangkan Mus'idah Amien, S.Pd.I., guru pelajaran Penjaskes, tidak bisa menemani siswa karena harus menghadiri acara di Sumenep.
Sebagai
formalitas, ada susunan acara yang dibawakan
seorang MC dadakan dan spontan
oleh Anisah, siswa kelas XI IPA karena sebelumnya dari siswa tidak
ada yang ditunjuk sebagai MC.
K. Wasik
yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pengasuh PP Annuqayah daerah Sabajarin pernah menjadi santri di PPA daerah
Sabajarin, yaitu di daerah Al-Furqaan. Beliau menceritakan sedikit tentang masa kecilnya, bagaimana beliau
bisa mondok di Al-Furqaan dan sampai mendirikan pabrik tahunya sekarang. Semuanya berlandaskan prinsip beliau: “minta restu/ridho orang tua”.
Pada sesi
presentasi, K. Wasik menjelaskan bagaimana proses pembuatan tahu saja.
Sedangkan penjelasan-penjelasan lainnya menyusul pada sesi tanya-jawab.
Dalam penjelasannya,
beliau juga menuturkan banyaknya
pembuat tahu yang berbuat curang agar tahu bisa tahan lama dengan menggunakan pengawet seperti formalin dan borax.
K. Wasik adalah termasuk pembuat tahu yang tidak memakai pengawet apa pun. Bahan penbuat tahunya hanya kedelai (bahan
baku), cuka, dan air.
Proses
pembuatan tahu ada 3 tahap. Pertama,
bahan baku
kedelai direndam dalam air selama kurang lebih 1-2 jam, kemudian dicuci bersih, lalu digiling halus dengan dicampur air sampai menjadi seperti adonan
tepung. Adonan kedelai direbus sampai memdidih 3 kali rebusan (atau sesuai
kebutuhan). Kedua, hasil rebusan
adonan kedelai disaring sampai ampas dan santannya benar-benar terpisah. Santan
kedelai dicampur dengan cuka khas tahu sampai merata. Kemudian diaduk sampai bisa dibedakan antara cuka dan santan
kedelai yang sudah mengkristal/mengendap. Ketiga,
cuka dipisahkan/disedot dari santan kedelai yang sudah mengkristal, kemudian dimasukkan
ke pres tahu. Dan dibiarkan kira-kira 25-40 menit untuk diiris
dan diletakkan ke dalam bak penyimpanan tahu. Dan
jadilah tahu yang siap dimasak.
Usah
pembuatan tahu yang dirintis sejak tahun 1999 ini pernah mengalami
kesulitan-kesulitan. Bahkan saat ini pun harga bahan baku pembuatan tahu
(kedelai) mengalami kenaikan.
Walaupun
demikian usaha K. Wasik ini memiliki banyak pelanggan di berbagai daerah seperti Saronggi, Dadda', Rubaru, Kalianget, Marengan, Toampar, Guluk-Guluk, Ganding, Payudan Nangger, dan di wilayah kota Sumenep.
Limbah tahu
dari pabrik K. Wasik pada musim kering dibuang ke bak
khusus (penampungan). Sedangkan pada
musim hujan limbah dialirkan ke sungai. Selain itu, ada juga petani yang memanfaatkan limbah tahu sebagai pupuk organik cair di sawah. Dan limbah tahu juga bisa digunakan
sebagai pakan ternak.
Menjelang Jum’atan,
sekitar pukul setengah 12, rombongan meninggalkan tempat untuk pulang ke
Guluk-Guluk.
1 komentar:
Pembetulan: lokasi UD Fajar Menyingsing adalah Desa Daramista, bukan Pore. Harap maklum. Terima kasih.
Posting Komentar