Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3
Annuqayah
Guluk-Guluk—Hari
Jum’at (02/12) kemarin, seri diskusi
video conference lintas-benua kembali
hadir di SMA 3 Annuqayah. Kali ini bersama narasumber Harwintha Yuhria Anjarningsih, yang saat ini sedang menempuh S3 di University of
Groningen,
Belanda. Acara ini bertempat di laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah dan dimulai pada pukul 14.00 WIB.
Tema yang diangkat adalah “Disleksia pada Anak-Anak”.
Disleksia sendiri terdapat dua macam, yaitu developmental dyslexia (bawaan
sejak lahir dan keturunan) dan acquired dyslekxia (karena faktor lain).
Pengertian disleksia menurut Harwintha
adalah ketika seorang anak kesulitan dalam membaca dan tentunya akan sulit
dalam menulis. Disleksia bukan karena seorang anak memiliki IQ rendah. Tapi karena
ada latar belakang psikologis yang kurang baik.
Disleksia memiliki ciri-ciri, yaitu membaca
terbata-bata, membaca pelan sekali , dan tertinggal dari anak sebayanya. Anak yang punya masalah disleksia kadang memiliki
kelebihan, seperti Albert Einsten.
Acara ini semula dimoderatori oleh M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah, tapi di pertengahan acara beliau harus digantikan oleh guru yang lain karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggal.
Secara teknis,
pelaksanaan seri diskusi lintas-benua yang keempat ini memiliki kekurangan. Di antaranya, peserta
tidak segera datang dan suara narasumber
yang terdengar tercekat-cekat kurang jelas. Yang terakhir ini mungkin karena jaringan internet di sekolah yang sedang bermasalah. Berbagai usaha sudah dicoba tapi tetap saja suara
yang terdengar kadang terputus-putus. Terpaksa peserta mendengar
suara Harwintha dengan kurang jelas. Tetapi peserta tetap berusaha untuk memahami apa yang
disampaikan oleh Harwintha.
Antusiasme yang ditunjukkan peserta cukup baik. Beberapa
pertanyaan muncul disela-sela presentasi Harwintha dan di akhir prestasi yang
dijawab dengan baik. Walaupun dengan suara yang terputus-putus.
Tentang hal ini, ada
siswa yang berkomentar lucu. “Ternyata komputer juga bisa terkena disleksia,”
katanya. Peserta yang lain berkomentar bahwa tema ini sangat cocok untuk
guru-guru di tingkat sekolah dasar. “Alangkah baiknya jika acara ini diadakan
kembali khusus untuk guru-guru Madrasah Ibtidaiyah di sekitar sini,” kata Mus’idah Amin,
guru di SMA 3 Annuqayah yang memoderatori diskusi ini.
Diskusi yang diikuti oleh sekitar 25 orang ini berlangsung
tidak lebih dari dua jam. Kemudian ditutup oleh Mus’idah Amin dengan singkat menjelang pukul 16.00 WIB.
1 komentar:
dileksika pada komputer disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya memori, kapasitas prosesor, kerusakan registry, kerusakan system. Dari sisi onlinenya, bandwith, provider dan adanya spyware
Posting Komentar