M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah
Guluk-Guluk—Hari Ahad (10/10) kemarin, guru-guru di lingkungan Madaris 3 Annuqayah mengikuti acara pertama dari rangkaian kegiatan yang bertajuk Orientasi Guru Madaris 3 Annuqayah. Acara yang berupa diskusi dengan tema “Tantangan Lembaga Pendidikan Formal di Pesantren” dan bertempat di Aula Madaris 3 Annuqayah ini menghadirkan H. A. Pandji Taufiq sebagai nara sumber.
Acara dimulai pada pukul 14.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.15 WIB. Dalam sambutannya, Direktur Madaris 3 Annuqayah, K. M. Faizi, mengemukakan bahwa tujuan dilaksanakannya acara ini adalah untuk mengajak guru-guru di lingkungan Madaris 3 Annuqayah merenungkan kembali berbagai persoalan kependidikan pada umumnya dan peran guru pada khususnya terkait dengan tantangan kependidikan yang dihadapi saat ini.
“Banyak sekali perubahan yang telah terjadi di lingkungan lembaga pendidikan kita di pesantren. Dahulu, pesantren nyaris benar-benar mandiri dalam hal pembiayaan pendidikan. Sekarang sudah banyak bantuan dari pemerintah. Memang itu bisa meringankan beban pengelola, tapi ternyata kadang menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Dalam penyajiannya, Pak Pandji, demikian beliau akrab disapa, mengemukakan beberapa poin penting. Di antaranya bahwa orang pesantren perlu meneguhkan kepercayaan dirinya bahwa pendidikan ala pesantren telah berperan sangat penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, Pak Pandji melanjutkan, semenjak era otonomi daerah, saat pemerintah mulai banyak mengalokasikan dana bantuan untuk pendidikan di pesantren, pesantren mengalami kegamangan terutama terkait dengan keteguhannya memelihara tujuan dasar pendidikan pesantren.
“Di satu sisi, negara belum tahu benar apa itu pendidikan pesantren, dan di sisi yang lain pesantren cenderung terkejut menghadapi situasi baru berupa suplai dana yang melimpah ini,” papar pria yang kini masih menjabat sebagai Ketua Yayasan Annuqayah ini.
Guru-guru yang hadir sangat antusias menanggapi, mengomentari, dan mengemukakan pertanyaan. M. Mahfud Manaf, guru MI 3 Annuqayah yang baru saja diangkat sebagai Kepala MA 2 Annuqayah, mengemukakan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan pesantren adalah keengganan sejumlah peserta didik untuk mengikuti pendidikan agama di sekolah. Roziqoh, salah seorang guru lainnya, mengomentari bahwa rendahnya partisipasi orangtua dalam hal pembiayaan pendidikan mengakibatkan rendahnya kontrol dari orangtua.
Acara ini ditutup dengan doa pada sekitar pukul 16.10 WIB, dipimpin oleh salah seorang guru senior di Madaris 3 Annuqayah, Moh. Sakran, A.Md.
Guluk-Guluk—Hari Ahad (10/10) kemarin, guru-guru di lingkungan Madaris 3 Annuqayah mengikuti acara pertama dari rangkaian kegiatan yang bertajuk Orientasi Guru Madaris 3 Annuqayah. Acara yang berupa diskusi dengan tema “Tantangan Lembaga Pendidikan Formal di Pesantren” dan bertempat di Aula Madaris 3 Annuqayah ini menghadirkan H. A. Pandji Taufiq sebagai nara sumber.
Acara dimulai pada pukul 14.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.15 WIB. Dalam sambutannya, Direktur Madaris 3 Annuqayah, K. M. Faizi, mengemukakan bahwa tujuan dilaksanakannya acara ini adalah untuk mengajak guru-guru di lingkungan Madaris 3 Annuqayah merenungkan kembali berbagai persoalan kependidikan pada umumnya dan peran guru pada khususnya terkait dengan tantangan kependidikan yang dihadapi saat ini.
“Banyak sekali perubahan yang telah terjadi di lingkungan lembaga pendidikan kita di pesantren. Dahulu, pesantren nyaris benar-benar mandiri dalam hal pembiayaan pendidikan. Sekarang sudah banyak bantuan dari pemerintah. Memang itu bisa meringankan beban pengelola, tapi ternyata kadang menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Dalam penyajiannya, Pak Pandji, demikian beliau akrab disapa, mengemukakan beberapa poin penting. Di antaranya bahwa orang pesantren perlu meneguhkan kepercayaan dirinya bahwa pendidikan ala pesantren telah berperan sangat penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, Pak Pandji melanjutkan, semenjak era otonomi daerah, saat pemerintah mulai banyak mengalokasikan dana bantuan untuk pendidikan di pesantren, pesantren mengalami kegamangan terutama terkait dengan keteguhannya memelihara tujuan dasar pendidikan pesantren.
“Di satu sisi, negara belum tahu benar apa itu pendidikan pesantren, dan di sisi yang lain pesantren cenderung terkejut menghadapi situasi baru berupa suplai dana yang melimpah ini,” papar pria yang kini masih menjabat sebagai Ketua Yayasan Annuqayah ini.
Guru-guru yang hadir sangat antusias menanggapi, mengomentari, dan mengemukakan pertanyaan. M. Mahfud Manaf, guru MI 3 Annuqayah yang baru saja diangkat sebagai Kepala MA 2 Annuqayah, mengemukakan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan pesantren adalah keengganan sejumlah peserta didik untuk mengikuti pendidikan agama di sekolah. Roziqoh, salah seorang guru lainnya, mengomentari bahwa rendahnya partisipasi orangtua dalam hal pembiayaan pendidikan mengakibatkan rendahnya kontrol dari orangtua.
Acara ini ditutup dengan doa pada sekitar pukul 16.10 WIB, dipimpin oleh salah seorang guru senior di Madaris 3 Annuqayah, Moh. Sakran, A.Md.
1 komentar:
Sayang sekali, waktu acara tersebut, saya tidak bisa hadir sampai akhir acara karena menghadiri udnangan walimatul hajj di Blumbungan.
Ahad besok, 17 Oktober, 2010, ini bersama Ahmad Syahidah, insya Allah. Semoga "terjadi".
Sedianya, Pak Darmaningtyas akand datang. Semoga akhir bulan ini beliau bisa bersama kita semua..
Posting Komentar