12 Januari 2012

Observasi Kelas XI SMA 3 Annuqayah ke Wali Lima



Masluhatun, siswi kelas XI IPS-1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Guru mata pelajaran Sejarah kelas XI SMA 3 Annuqayah, Mabrurah, S.Ag., membawa murid-muridnya bersama beberapa guru pendamping observasi ke wali lima di Tuban, Gresik, Lamongan, dan Surabaya. Kegiatan ini sudah disepakati dengan para siswa beberapa minggu sebelum ujian semester ganjil dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari kepala SMA 3 Annuqayah.

Dari 62 orang siswa kelas XI (IPA dan IPS), ada 45 siswa yang mendaftarkan diri dalam kegiatan ini beserta 4 guru laki-laki dan 6 guru perempuan sebagai pendamping.

Observasi ini dilaksanakan setelah pelaksanaan ujian semester ganjil di SMA 3 Annuqayah selesai dan saat pelajaran masih belum aktif atau dalam masa remedi (perbaikan nilai).

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu untuk berziarah dan untuk menambah pengetahuan siswa tentang kelima sunan di Jawa Timur dengan datang langsung dan bertanya langsung kepada juru kunci di setiap makam sunan tersebut.



Ada lima kelompok yang masing-masing terdiri dari sembilan anggota. Masing-masing diberi tugas tertentu. Setiap kelompok didampingi oleh dua guru pendamping. Kelompok 1 khusus bertugas merangkum kegiatan observasi di Sunan Ampel dengan guru pendamping Syaiful Bahri, S.Ag. dan Mabrurah, S.Ag.; Kelompok 2 di Sunan Giri dengan guru pendamping Mahmudi, S.Sos. dan Bekti Utami, S.T.; kelompok 3 di Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dengan guru pendamping K.H. Ach Hazim, S.Sos., S.Pd. dan Hafiyatul Fajariyah, S.S.; kelompok 4 di Sunan Drajat dengan guru pendamping Rina Husada, S.Pd dan Sumbulatun, S.Pd.I.; dan kelompok 5 di Sunan Bonang dengan guru pendamping K. Marzuki dan Mus’idah Amin, S.Pd.I.

Rombongan observasi berangkat pada Selasa malam (27/12) setelah shalat isya’ tepatnya jam 19.45 WIB. Pada malam keberangkatan ini rombongan singgah di dua tempat, yaitu di makam K.H. Kholil, Bangkalan dan makam K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), untuk membaca doa dan tahlil.

Sedangkan observasi wali lima baru dimulai pada Rabu pagi (28/12), dimulai dari Sunan Bonang (Tuban), Sunan Drajat (Lamongan), Sunan Gresik (Gresik), Sunan Giri (Gresik), dan Sunan Ampel (Surabaya).

Peserta observasi juga mengunjungi museum yang bersebelahan dengan kompleks pemakaman Sunan Drajat. Museum tersebut mengoleksi beberapa benda bersejarah, seperti umpat batu/bencet, batu bulat, batu lumping, mata uang Cina, guci, batu berelief, keramik asing, padupa, kain batik motif drajat, jadhug, alat music, kitab Ambjah, naskah lontar, bayang gambang, dan bedhug yang dibuat oleh Pangeran Wonotirto keturunan Sunan Drajat ke-3 kira-kira abad XVII.

Selain berziarah dan belajar, baik siswa ataupun guru pendamping membeli buah tangan di tempat-tempat perbelanjaan yang bersebelahan dengan kompleks pemakaman sunan-sunan tersebut. Ada juga yang memandang kegiatan ini sebagai refreshing setelah sebelas hari mengikuti ujian semester.



Kunjungan terakhir adalah di Sunan Ampel, Surabaya. Setelah observasi di Masjid Agung Ampel selesai, rombongan banyak yang meminum dan mengambil air di gentong-gentong besar di tempat itu sebagaimana para peziarah lainnya. Air ini berasal dari sebuah sumur yang digali oleh Sunan Ampel dan santrinya. Air sumur ini dipercaya memiliki kelebihan seperti air zamzam di Mekah. Bahkan ada yang mengatakan bahwa air sumur ini bersumber dari air zamzam di Mekah.

Setelah semua peserta lengkap di dalam mobil masing-masing, rombongan observasi dan ziarah SMA 3 Annuqayah pulang ke Guluk-Guluk, meninggalkan Surabaya dan menyeberang di atas Selat Madura dengan melewati jembatan terpanjang se-Asia Tenggara, Suramadu. Rombongan tiba di SMA 3 Annuqayah pada jam 23.05 WIB dengan selamat.

Tidak ada komentar: