Ummul Karimah, siswa XII IPA SMA 3 Annuqayah
GULUK-GULUK—OSIS SMA 3 Annuqayah mengadakan acara seminar yang bertajuk “Inikah Rasanya Cinta?” pada hari Sabtu (10/04) kemarin. Acara ini membuat gempar Madaris 3 Annuqayah. Perbincangan siswa di kantin, halaman, dan di kelas terfokus pada acara tersebut.
Sejumlah guru pun ikut bertanya-tanya mengapa mengangkat tema tentang cinta. Novi, selaku ketua panitia dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa acara OSIS kali ini benar-benar menyedot perhatian dari berbagai kalangan.
Novi juga menuturkan bahwa acara tersebut diharapkan dapat bermanfaat dalam menuntun siswa menjalani masa remaja dengan positif. “Lebih-lebih saat teman-teman terjangkit virus merah jambu,” tambahnya seraya tersenyum-senyum.
Acara tersebut sebenarnya akan dilaksanakan pada hari Kamis (08/04) kemarin dengan mengundang Ny Achoe Sunhiyah Misya sebagai fasilitator, namun kemudian ditunda pada hari Sabtu.
Acara yang dimulai pada pukul 08.15 WIB dan bertempat di Aula Utama Madaris 3 Anuuqayah itu dihadiri oleh kurang lebih 50 siswa SMA 3 dan 15 siswa MTs 3 Annuqayah. Nyi Achoe, sapaan akrab dari Ny Achoe Sunhiyah, telah berhasil meyihir ruangan menjadi penuh cinta oleh puisi karya Kahlil Ghibran yang dibacakan beliau pada saat memberi pengantar dalam seminar tersebut.
Siswa dibuatnya menganga oleh penuturannya yang mengetuk-ngetuk hati. Hal ini diakui oleh Qurratul Aini, ketua OSIS SMA 3 Annuqayah, yang mengatakan bahwa setiap kalimat yang keluar membuat hatinya mendesir-desir. “Saya menjadi terhanyut,” katanya.
Hujan yang amat deras tak menjadi kendala bagi acara tersebut. Sejumlah siswa tetap aktif dan berebut untuk bertanya dalam dialog yang panjang. Pertanyaan mereka bervariasi; ada yang bertanya tentang soulmate, tentang cinta monyet dengan cinta pertama, dan ada pula yang bercurhat untuk meminta peta ke mana mereka akan membawa cintanya.
Dalam pemaparannya, Nyi Achoe tak hanya menyampaikan beberapa hal yang amat penting untuk dijadikan pedoman oleh siswa Madaris 3 Annuqayah, tetapi beliau juga sempat bercerita tentang masa lalunya, saat beliau remaja dan merasakan cinta untuk pertama kali.
Beliau juga membahas tentang tingkatan cinta yakni: cinta kapitalis, cinta platonis, dan cinta ilahiyah. Selain itu beliau selalu menekankan pesannya agar siswa dapat mengekspresikan cintanya pada hal-hal yang positif yang bisa mendorong mereka untuk rajin belajar, beribadah, dan berkarya. “Karena terkadang kita bisa bertemu dengan Tuhan saat kita merasakan cinta,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar