14 Februari 2009
PSG SMA 3 Annuqayah Sosialisasi di Hadapan 75 Warga Muslimat NU Guluk-Guluk
Ummul Karimah (XI IPA)
GULUK-GULUK—Bila dari kemarin komunitas Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuqayah tak ada kabar, jangan lantas menganggap bahwa mereka sudah bubar. Di saat mereka tengah menjadwal kalender kerja, PSG diundang Muslimat NU Guluk-Guluk untuk memberi sosialisasi. Jum’at (13/2) siang hingga sore kemarin, tiga anggota PSG hadir di acara Muslimat NU Guluk-Guluk bertempat di Pondok Pesantren Annuqayah daerah Al-Amir.
Pada saat acara mulai berlangsung, yaitu sekitar pukul 14.00 WIB, ruangan yang cukup luas itu terasa ramai tapi damai saat acara dibuka dengan pembacaan Surat Yasin bersama. Usai pembacaan Surat Yasin, ruangan terasa semarak, tepatnya saat ketiga anggota PSG mulai presentasi tentang sampah plastik.
Ibu-ibu yang hadir yang berjumlah 75 itu antusias menyimak dan ketika demo berlangsung, mereka tak henti bertanya. “Bahkan saat acara selesai pun mereka tidak langsung pulang,” kata Mus’idah Amin, salah seorang panitia acara tersebut.
Selain itu, Mus’idah mengatakan bahwa para ibu anggota Muslimat itu sepakat akan mendirikan komunitas yang berbau cinta alam seperti komunitas PSG. Berita ini menjadi suatu kehormatan bagi anggota PSG yang hadir kemarin. “Kami merasa direspons baik sehingga kami merasa berhasil mengajak masyarakat untuk belajar peduli lingkungan,” kata Nujaimah, salah satu anggota PSG yang hadir, sambil tersenyum simpul.
Materi yang disampaikan oleh ketiga anggota PSG kemarin adalah seputar bahaya sampah anorganik (plastik), penanganannya, teknik pembuatan tas dari sampah plastik, ajakan untuk cinta lingkungan, dan sekelumit tentang komunitas PSG.
Dalam kesempatan tersebut, anggota PSG sepertinya memang lebih memfokuskan materi terhadap sampah rumah tangga. Sebab kata mereka, ibu rumah tangga sehari-hari banyak bersentuhan dengan sampah anorganik. Para anggota Muslimat juga diingatkan agar mengurangi penambahan sampah plastik baru. “Contoh sederhananya, misalkan pergi ke pasar untuk berbelanja, bawa tas saja, dan tak usah menambah sampah plastik baru,” kata Zulhatus Sayyidah, salah seorang anggota PSG yang hadir.
Saat presentasi, Nyai Ithriyah, salah satu pengasuh PPA Al-Amir, meminta kepada ketiga fasilitator dari PSG untuk mendemokan hasil karya mereka. Sedang alat dan bahan mentahnya yang berupa jarum, sampah plastik, dan benang telah disediakan di sana. “Perlu diingat bahwa memproduksi tas adalah nomor kesekian bagi anggota PSG. Sedangkan tujuan utamanya adalah menyelamatkan alam dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan,” tambah Nujaimah melengkapi penjelasan Zulhatus Sayyidah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar