31 Maret 2009
Tim Sampah Plastik Rame-Rame Membersihkan Markas Proyek
Siti Nujaimatur Ruqayyah, siswa XI IPA SMA 3 Annuqayah, Koordinator Data & Dokumentasi Tim Sampah Plastik School Climate Challenge Competition British Council
GULUK-GULUK–Setelah renovasi markas proyek Tim School Climate Challenge Competition British Council selesai, tim sampah plastik SMA 3 Annuqayah bahu-membahu membersihkan markas tersebut, pada hari Ahad sore (29/3) kemarin. Mereka sudah tak sabar ingin segera menempati markasnya agar bisa memproduksi tas dan semacamnya berbahan sampah plastik. Anggota tim PSG yang berjumlah lima orang itu mulai bekerja pada pukul 14.15 WIB. Selain anggota tim, Pak Maqbul, salah seorang tetangga sekolah yang turut membantu merenovasi markas Proyek itu juga sempat bergabung dalam kerja bakti itu.
Kerja bakti dimulai. Debu-debu beterbangan. Mereka harus menggunakan kerudung yang dipakainya untuk menutup hidung, kalau tidak tentunya mereka akan terbatuk-batuk dan kesulitan untuk bernafas karena debu.
Ruangan markas berukuran 3,5 meter persegi itu telah selesai dibersihkan. Selanjutnya mereka beralih pada halaman markas yang terdapat gundukan tanah. Mereka menggunakan cangkul untuk meratakan gundukan tanah tersebut. Itu adalah suatu pekerjaan yang mereka anggap tidak memberatkan. Bahkan menjadi sangat menyenangkan. Gelak tawa tetap terdengar begitu riuh. Seperti yang dikatakan oleh Sulhatus Sayyidah, siswi kelas XI IPA, bahwa dengan pekerjaan semacam ini ia dapat merasakan betapa payahnya menjadi seorang petani yang tiap hari mencangkul di sawah. “ Kalau bukan sekarang kapan lagi? Kita kan tidak mahu jadi calon petani,” tambahnya seraya tertawa terpingkal-pingkal memperlihatkan khas tertawanya.
Tak lama kemudian saat mereka lagi asyik-asyiknya bekerja, Moh. Ya’kub, S.E., Kepala SMA 3 Annuqayah, menghampiri mereka. Senyuman yang biasa dia tebarkan mampu menambah semangat mereka, kendatipun dia tidak ikut serta dalam kerja bakti itu. Begitu pula M. Mushthafa, tim pendamping proyek sampah plastik, juga sempat melihat-lihat sebentar, meski tidak bisa membantu dikarenakan kesehatannya yang kurang membaik.
Selang beberapa waktu gundukan tanah itu sudah semakin merata. Jadi mereka memilih untuk beristirahat saja. Apalagi keadaan sudah tidak bisa diajak kompromi. Sore itu hujan mulai turun. Sakit pinggang pun yang sedari tadi tidak dihiraukan sudah mulai mereka rasakan. Tapi saat hujan mulai reda, mereka tak mau melanjutkan kerja bakti kembali. Lelah yang mereka rasakan sudah tak dapat ditahan lagi. Waktu juga sudah tak memungkinkan. Kewajiban untuk shalat Ashar juga belum dilaksanakan. Mereka hanya menyempatkan diri untuk menggelar alas untuk markas tersebut. Kemudian mereka sepakat agar kerja bakti itu diakhiri saja, tepat pukul 16.40 WIB. Mereka ingin cepat-cepat mandi dan segera beristirahat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar